Warung Bebas

Senin, 06 Agustus 2012

Pengertian Sosial


Pengertian Sosial
Di kehidupan kita sebagai anggota masyarakat istilah sosial sering dikaitkan dengan halhal
yang berhubungan dengan manusia dalam masyarakat, seperti kehidupan kaum
miskin di kota, kehidupan kaum berada, kehidupan nelayan dan seterusnya. Dan juga
sering diartikan sebagai suatu sifat yang mengarah pada rasa empati terhadap kehidupan
manusia sehingga memunculkan sifat tolong menolong, membantu dari yang kuat
terhadap yang lemah, mengalah terhadap orang lain, sehingga sering dikataka sebagai
mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Pada dunia pendidikanpun istilah sosial dipakai
untuk menyebut salah satu jurusan yang harus dipilih ketika memasuki jenjang sekolah
menengah atas atau pilihan ketika memasuki perguruan tinggi, dan jurusan tersebut
adalah jurusan yang berkaitan dengan segala aktivitas yang berkenaan dengan tindakan
hubungan antar manusia.
Lebih jauh lagi terdapat dua bidang ilmu yang ada di dunia ini yaitu ilmu
pengetahuan alam dan humaniora, kedua bidang tersebut mempunyai perbedaan kajian,
yaitu bahwa ilmu pengetahuan alam mengarah pada kajian-kajian yang bersifat alam dan
pasti, sedangkan humaniora berkaitan dengan kemanusiaan, atau sering orang
mengartikannya sebagai seni, bahasa, sastra. Sosial merupakan bidang yang berada di
antara humaniora dan ilmu pengetahuan alam. Atau juga Ilmu pengetahuan alam
dilawankan dengan ilmu pengetahuan sosial atau ilmu sosial.
Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan sosial dari kenyataan-kenyataan
tentang istilah tersebut di atas. Dilihat dari sasaran atau tujuan dari istilah tersebut yang
berkaitan dengan kemanusiaan, maka dapat diasumsikan bahwa semua pernyataan
tersebut pada dasarnya mengarah pada bentuk atau sifatnya yang humanis atau
kemanusiaan dalam artian kelompok, mengarah pada hubungan antar manusia sebagai
anggota masyarakat atau kemasyarakatan. Sehingga dapat dimaksudkan bahwa sosial
merupakan rangkaian norma, moral, nilai dan aturan yang bersumber dari kebudayaan
suatu masyarakat atau komuniti yang digunakan sebagai acuan dalam berhubungan antar
manusia.
Sosial disini yang dimaksudkan adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai acuan
dalam berinteraksi antar manusia dalam konteks masyarakat atau komuniti, sebagai acuan
berarti sosial bersifat abstrak yang berisi simbol-simbol berkaitan dengan pemahaman
terhadap lingkungan, dan berfungsi untuk mengatur tindakan-tindakan yang dimunculkan
oleh individu-individu sebagai anggota suatu masyarakat. Sehingga dengan demikian,
sosial haruslah mencakup lebih dari seorang individu yang terikat pada satu kesatuan
interaksi, karena lebih dari seorang individu berarti terdapat hak dan kewajiban dari
1 Dosen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Andalas, Padang; Dosen Sekolah Bisnis
Menejemen Institut Teknologi Bandung
2
masing-masing individu yang saling berfungsi satu dengan lainnya. Dalam konteks ini,
manusia diatur hak dan kewajibannya yang menunjukkan identitasnya dalam sebuah
arena, dan sering disebut sebagai status, bagaimana individu melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan apa yang telah ada dalam perangkat pedoman yang ada yang
dipakai sebagai acuan.
Dengan adanya pedoman yang menjadi acuan dalam bertindak dan berinteraksi
antar sesama manusia sebagai anggota masyarakat maka keharmonisan dan fungsi dari
masing-masing hak dan kewajibannya akan dapat terwujud dalam konteks nyata.
Perwujudan dari hak dan kewajiban berupa status tersebut dalam tindakan yang ada
disebut juga sebagai peran-peran yang tampak. Status dengan demikian merupakan
kumpulan dari hak serta kewajiban yang dikenakan pada seorang individu pada satu
arena tertentu dan suasana tertentu, artinya bahwa status seorang individu akan berlaku
pada satu arena tertentu dan tidak berlaku pada arena lainnya.
Dalam kehidupan suatu masyarakat atau komuniti, seorang individu akan
berhubungan dengan individu lain yang juga anggota masyarakat atau komuniti yang
bersangkutan, dan hubungan tersebut tidak hanya dalam satu arena tertentu saja akan
tetapi sangat berkaitan dengan kebutuhan dari manusia itu sendiri. Kebutuhan-kebutuhan
manusia dalam rangka kehidupannya terwujud dalam bentuk-bentuk mata pencaharian,
kesenian, bahasa dan struktur kemasyarakatan, kekerabatan, teknologi dan agama. Wujud
pelaksanaan kebutuhan tersebut merupakan elemen dalam kebudayaan manusia, oleh
karena itu masing-masing elemen tersebut memunculkan suasana-suasana tertentu yang
sesuai dengan aktivitasnya.
Dengan dasar suasana dan arena yang manusia tersebut harus terlibat, maka
otomatis, seorang individu sebagai anggota suatu masyarakat akan mempunyai banyak
status berkaitan dengan suasana dan elemen budaya yang ada.
Ketika Sudin sedang kesulitan uang untuk modal kerja, dia bermaksud untuk
menghubungi Hasan yang dikenal di kampungnya sebagai saudagar yang
berhasil dan sangat dermawan. Maka dicarilah kesempatan untuk bertemu
Hasan. Kebetulan, pada suatu sore Hasan datang ke rumah Sudin untuk
bertemu dengan Togob kakak Sudin yang mempunyai keahlian sebagai tukang
bangunan. Hasan pergi mengunjungi Togob karena Togob adalah temannya
bermain sejak kecil, dan sampai sekarang Hasan masih bersahabat dengan
Togob.
Hasan mengunjungi Togob untuk meminta tolong dibetulkan pagar rumahnya
yang rusak karena diseruduk kerbau. Mengetahui keperluan Hasan kepada
Togob, maka Sudin tidak jadi mengutarakan maksudnya untuk meminjam
uang kepada Hasan. Hal ini disebabkan karena Hasan tidak dalam posisi
sebagai saudagar yang sedang menjalankan aktivitasnya, akan tetapi sebagai
orang yang sedang meminta tolong.
Dari kisah di atas, maka dapat ditengarai bahwa Hasan menduduki dua status
yaitu sebagai saudagar kaya di kampung dan sebagai seorang penduduk kampung teman
Togob. Hasan dengan statusnya sebagai teman Togob, ia mewujudkan peranannya
meminta tolong kepada Togob, dan ketika sedang dalam suasana tersebut, Sudin tidak
3
mungkin mengalihkan peran Hasan menjadi seorang saudagar sekaligus dalam satu
waktu.
Seorang direktur sebuah perusahaan bernama Mikail, pada suatu waktu
Mikail sedang berbicara dengan kliennya bernama Samsudin, keduanya
terlibat pembicaraan mengenai perusahaan dalam konteks perdagangan.
Pada saat mereka berbicara, terdengar suara hand phone Mikail, kemudian
Mikail memegang hand phone tersebut dan menjawab salam dari suara orang
yang menelepon. Ternyata Mikail ditelepon oleh adiknya yang bernama
Raqib, dan menanyakan perihal ayah mereka, keduanya, Mikail dan Raqib
terlibat pembicaraan mengenai keluarga.
Dari kisah tersebut dapat kita tela’ah bahwa Mikail memerankan dua status
sekaligus dalam satu waktu, yaitu sebagai rekan kerja dari Samsudin dan kakak dari
Raqib. Dari kenyataan tersebut maka status akan terikat pada pranata apa yang mengikat
individunya dalam arena tertentu.
Kumpulan hak dan kewajiban atau status yang dipunyai oleh manusia tersebut pada
dasarnya dapat terbagi dalam dua bagian besar yaitu perolehan (ascribed) dan pencapaian
(achieved). Sebagai status perolehan, manusia tidak akan dapat merubahnya karena sudah
secara kodrati diterima. Status perolehan ini akan diwujudkan oleh individu yang
menyandangnya, seperti laki-laki dan perempuan, anak si Hasan, bapak si Togob, ibu si
Sudin, pemuda atau pemudi berusia 25 tahun, orang tua, anak-anak dan seterusnya.
Individu yang menyandangnya tidak akan dapat merubahnya, dan ini akan diwujudkan
dalam bentuk nyata sebagai peran-peran sesuai dengan status yang disandangnya.
Di pihak lain, status pencapaian adalah kumpulan hak dan kewajiban yang
disandang seseorang ketika orang tersebut berada pada status tertentu yang diperolehnya
sehingga orang tersebut akan merubah tindakan dan tingkah lakunya dengan dasar status
yang disandangnya, seperti seorang pemain badminton di sebuah kampung, dan karena
seringnya dia berlatih kemudian mengikuti pertandingan tingkat nasional dan menjadi
juara badminton tingkat nasional maka statusnya menjadi berubah, dari seorang pemain
badminton tingkat dusun menjadi seorang juara badminton nasional. Sehingga otomatis
tingkah laku dan tindakannya akan mengikuti hak dan kewajiban yang baru
disandangnya.
Sering terjadi pertentangan dari peran-peran yang dilakukan oleh dua orang
individu dalam satu arena interaksi.Pertentangan antar peran yang ada dalam individu
berkaitan dengan pola yang ada dalam masyarakat dapat menjadi permasalahan yang
dapat menganggu pola yang sudah ada sebelumnya seperti adanya nepotisme.
Mikail dan Raqib adalah dua orang kakak beradik, Mikail adalah seorang
pengusaha dan Raqib adalah seorang sarjana teknik lingkungan yang baru
lulus. Pada suatu waktu Mikail memerlukan seorang ahli mekanik untuk
keperluan beraktivitasnya perusahaan miliknya.
Dalam rangka tersebut, Mikail kemudian membuka peluang untuk penerimaan
tenaga kerja ahli untuk menangani bagian tersebut. Raqib kemudian
mendaftar di perusahaan Mikail. Sebelumnya ayah mereka selalu memberikan
pesan agar sesama saudara harus saling membantu.
4
Dari perjalanan penerimaan tenaga kerja, ternyata yang berhasil lulus hanya
dua orang yang memenuhi kualifikasi penyaringan ijazah (sarjana) dan
kemampuan umum (bahasa inggris, pengetahuan umum), seorang berlatar
belakang mekanik bernama Ayub dan seorang lagi Raqib. Dengan kondisi
demikian maka muncul kebimbangan dalam diri Mikail. Apabila menuruti
kepentingan perusahaan, maka yang berhak diterima adalah Ayub karena
sesuai dengan keperluan yang ada yaitu ahli mekanik, di pihak lain, Mikail
dibebankan oleh keluarganya agar sesama anggota keluarga harus saling
menolong, artinya dia harus menerima Raqib sebagai tenaga kerjanya
walaupun tidak sesuai dengan bidang yang ada.
Dari ceritera tersebut maka dapat dilihat bahwa Mikail menduduki dua status
sekaligus dalam satu waktu, sebagai pimpinan perusahaan atau sebagai kakak. Dengan
adanya dua status yang ada, maka otomatis akan terdapat beberapa peran yang saling
bertentangan satu dengan lainnya, peran-peran yang harus diwujudkan dalam konteks
statusnya sebagai kakak dan peran-peran dalam konteks statusnya sebagai pimpinan
perusahaan.
Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa satu status akan terdiri dari banyak
peran atau peranan. Peran-peran yang diwujudkan oleh individu akan berupa tindakantindakan
yang terkait dengan pranata sosial yang melingkupinya. Dalam konteks di atas
apakah Mikail mewujudkan peran berkaitan dengan pranata keluarga, atau berkaitan
dengan pranata mata pencaharian. Dari kenyataan tersebut maka tindakan yang muncul
akan dapat menggambarkan sedang mewujudkan pranata sosial apa si individu yang
berinteraksi tersebut.
Untuk menggambarkan kehidupan suatu masyarakat, atau untuk menerapkan
suatu bentuk pembangunan guna meningkatkan kehidupan masyarakat maka perlu
adanya penelaahan terhadap sosial. Dalam konteks ini, sosial hanya dapat dipahami
dengan melihat wujud nyatanya berupa tindakan-tindakan yang tampak yang
dimunculkan oleh individu-individu sebagai anggota masyarakat yang bersangkutan.
Dengan melihat dan mengidentifikasi tindakan-tindakan yang tampak maka kita dapat
merekonstruksi pola-pola yang menyebabkan munculnya tindakan yang bersangkutan.
Pola-pola yang terwujud tersebut akan mengacu pada pranata sosial yang membentuknya.
Pola-pola yang muncul dari pemahaman terhadap tindakan yang muncul yang
digambarkan oleh individu-individu sebagai anggota masyarakat pada dasarnya tidak
dapat dipahami dari sudut pandang peneliti dari luar masyarakat yang bersangkutan. Oleh
karena itu untuk dapat memahami pola-pola yang berupa sosial dalam masyarakat perlu
bagi orang luar masyarakat untuk dapat hidup dan tinggal bersama masyarakat yang
ditelitinya agar makna dari sosial yang berlaku dapat dipahami dengan mudah.
Biasanya untuk memudahkan suatu program pengembangan masyarakat hal yang
paling cepat memberikan hasil adalah dengan mengidentifikasi masalah sosial yang
muncul dalam kehidupan masyarakat. Dengan melihat masalah sosial berarti akan
tampak ketimpangan-ketimpangan tindakan-tindakan yang dapat dikatakan melanggar
‘pakem’ atau pola yang sudah ada dalam masyarakat. Sehingga dengan demikian
penggambaran suatu bentuk kehidupan sosial masyarakat dapat diidentifikasikan dengan
jelas dan fungsional dalam sistem yang sudah ada dan bekerja sebelumnya.
5
Pemetaan sosial pada dasarnya adalah usaha untuk menggambarkan,
mendeskripsikan mengidentifikasikan norma-norma, moral, nilai dan aturan yang
digunakan oleh manusia sebagai anggota masyarakat untuk mengatur hubungan interaksi
yang terjadi di dalamnya. Norma, moral, nilai dan aturan yang terwujud dalam konteks
masyarakat biasanya berupa pranata-pranata yang berlaku dalam masyarakat dan
bersumber dari kebudayaan yang dipakai oleh masyarakat yang bersangkutan, sehingga
bersifat abstrak.
Usaha melakukan pemetaan sosial dapat dilakukan dengan berbagai cara atau
metode penjaringan data atas gejala yang tampak, yaitu bisa dengan cara kuantitatif atau
juga dengan kualitatif. Tetapi agar supaya gejala sosial yang diidentifikasi tersebut dapat
tergambar dengan jelas dan berkaitan dengan kebudayaan yang dipegang oleh masyarakat
yang bersangkutan, maka akan lebih baik lagi menggunakan metode kualitatif yang berisi
tentang kualitas dari data yang diperoleh.
Walaupun demikian, data-data sekunder tetap diperlukan untuk melihat
perkembangan secara historis keadaan kenyataan yang terdeteksi dan pengalaman dari
masyarakat dalam menghadapi keadaan-keadaan nyata yang pernah dialaminya.
Kejadian-kejadian nyata yang dialami oleh anggota masyarakat biasanya tercatat dalam
buku catatan yang bersifat permanen dan berisi tentang data-data empiris pada masanya.
Catatan-catatan ini biasanya berkenaan dengan jumlah penduduk, kepadatan penduduk,
pola migrasi, angka kematian dan kelahiran serta kepemilikan yang ada pada masyarakat.
Kedua data ini yaitu kualitatif dan kuantitatif menjadikan penggambaran
kehidupan masyarakat dapat bersifat menyeluruh atau holistik. Yaitu menggambarkan
secara keseluruhan aspek dari keadaan masyarakat dari setiap pranata yang ada di
dalamnya. Selain penggambaran keadaan masyarakat secara keseluruhan baik secara
diakronis atau historis juga tergambar secara sinkronis atau fungsional hubungan antar
pranata yang berlaku di dalamnya yang berisi tentang kebiasaan-kebiasaan dari anggotaanggota
masyarakat dalam mewujudkan status dan perannya dalam setiap pranata yang
berlaku.
Pemetaan sosial secara mendalam sering dilakukan oleh para peneliti sosial
khususnya antropologi dalam menggambarkan kehidupan secara menyeluruh suatu
masyarakat sukubangsa dengan mengorbankan waktu bertahun-tahun untuk tinggal
bersama masyarakat yang ditelitinya. Usaha yang dilakukan oleh para antropolog tersebut
dapat dikatakan sebagai sebuah data etnografi.
Arti & Definisi Masalah Sosial
Kata-kata masalah sosial rasanya bukan suatu yang ganjil bagi kita, kata-kata itu sudah
sangat umum sekali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Hampir setiap kali kita
membaca surat kabar, menyaksikan berita di televisi, atau mendengarkanya melalui radio
saat perjalanan kita ke tempat pekerjaan, kata-kata masalah sosial seringkali hadir,
bahkan banyak kejadian yang ada di sekitar kita sering disebut dengan masalah sosial
apabila berkenaan dengan kehidupan manusia, dan bahkan yang berkaitan jauhpun
6
seperti adanya banjir tahunan di Jakarta atau kebakaran hutan di suatu daerah sering
disebut sebagai masalah sosial sebagai alternatif penyebutan selain dari masalah
lingkungan.
Umumnya hal-hal yang seringkali kita sebut sebagai masalah sosial itu berkaitan
dengan keadaan atau kondisi yang berkaitan dengan kriminal, seperti pencurian,
perampokan, pemerkosaan, pembunuhan dan bahkan pelacuran, korupsipun dimasukkan
sebagai kondisi kriminal. Atau sering juga masalah sosial tersebut berkenaan dengan
masalah yang berkaitan dengan kodisi sosial yang menyangkut keberadaan individuindividu
dalam masyarakat yang berkaitan dengan kondisi keterpurukan kesejahteraan
kehidupan masyarakat, seperti kemiskinan, ketertinggalan tingkat pendidikan,
pengangguran, pemutusan hubungan kerja (PHK), penyebaran penyakit, kecenderungan
bunuh diri, penyalahgunaan obat-obatan atau narkotika. Ada juga yang
mengkategorisasikan masalah sosial sebagai suatu masalah yang berkaitan dengan
penguasaan atau wewenang seseorang atau kelompok, seperti berkaitan dengan politik
tertentu, penguasaan orang atau sekelompok orang terhadap kehidupan kelompok orang
yang lain, pendominasian aturan-aturan dalam kehidupan dan biasanya pendominasian
pada bidang ekonomi.
Masalah penyakit menular yang disebabkan dari kondisi binatang ternak seperti
flu burung (avian flu) juga dimasukkan sebagai sebuah masalah sosial dan hal ini banyak
disebabkan karena dampaknya yang sangat meluas pada kehidupan manusia secara
umum. Keadaan tersebut menyebabkan kekawatiran dari kehidupan sebagian besar
anggota masyarakat akan adanya jenis penyakit menular tersebut.
Konflik antar sukubangsa, atau konflik antar anggota kelompok permukiman yang
terjadi di masyarakat atau komuniti, atau konflik antar kelompok pola hidup yang
berbeda seperti antara kegiatan industri dengan komuniti lokal yang berbeda mata
pencaharian sering juga dianggap sebagai masalah sosial. Hal ini berkaitan dengan
perbedaan kepentingan dari kelompok-kelompok tersebut, dan bahkan sering masalah
politik adalah juga masalah sosial. Kenyataan-kenyataan ini mendorong istilah-istilah
yang muncul seperti masalah sosial ekonomi, masalah sosial politik, masalah sosial
agama dan seterusnya.
Bahkan terdapatnya usaha untuk mengelompokkan masalah ‘kemasukan’ nya
anak-anak murid sekolah menengah atas di suatu daerah yang berakibat mengamuknya
anak-anak murid tersebut tanpa sebab yang jelas sebagai suatu bentuk masalah sosial.
Tampaknya semua masalah sosial yang telah diidentifikasi secara umum di atas
merupakan sebuah gejala yang selalu berkaitan dengan manusia, apakah kondisi
kesejahteraan, tingkah laku ataupun pengetahuan manusia itu sendiri. Semua hal tersebut
terlihat selalu berkaitan dengan manusia.
Dengan beragamnya kondisi masyarakat berkenaan dengan hambatan-hambatan
dan kelancaran kehidupan manusia itu sendiri, maka sebenarnya apa yang disebut sebagai
masalah sosial itu?. Ternyata untuk memberikan definisi dari masalah sosial ini tidak
semudah menyebut kata-katanya. Belum ada definisi yang baku yang bisa menjelaskan
secara gamblang apa yang disebut dengan masalah sosial. Namun beberapa ahli sosial
mencoba atau berusaha untuk menterjemahkan kata-kata masalah sosial. Diantaranya
seperti yang disebutkan di bawah ini.
7
Birenboum dan Sagarin (1972) dalam Spector and Kitsuse menyebutkan bahwa
masalah sosial ada atau muncul ketika suatu masyarakat tertentu, atau paling tidak
sebagian orang dalam komuniti tersebut, merasa dipecah belah atau terancam atau merasa
terganggu dalam menjalankan aktivitas atau praktek-praktek kehidupannya yang berlaku
dalam masyarakat tersebut.
Sedangkan Raab dan Selznick mencoba menterjemahkan arti masalah sosial
dengan lebih menyoroti kata-kata masalah sosial sebagai cerminan dari ganggungan
terhadap ”good will” yang menjadi perhatian dari sebuah komuniti tersebut. Adanya
gangguan terhadap jalannya suatu proses tindakan yang mengarah pada keinginan
sekelompok orang.
Definisi lain juga diberikan oleh Richard and Myer yang menyebutkan bahwa
masalah sosial adalah suatu kondisi yang didefinisikan oleh suatu komuniti atau
sekelompok orang sebagai sebuah penyimpangan dari suatu norma atau nilai sosial yang
sangat dihargai atau yang dianggap penting. Maksudnya adalah kondisi yang ada di
lingkungan masyarakat tertentu dipahami berbeda oleh sekelompok individu yang juga
anggota masyarakat yang bersangkutan dan akan tetapi mempunyai perbedaan
pemahaman terhadap gejala yang tampak nyata, sehingga hasil pemahaman tersebut
menimbulkan ketegangan-ketegangan dengan kelompok sosial lainnya, dan ini
menciptakan suatu bentuk persaingan dan bahkan konflik. Perbedaan-perbedaan
pemahaman yang digunakan oleh individu-individu yang bersangkutan, pada dasarnya
dipengaruhi oleh adanya strata sosial yang menjadi bagian dalam masyarakat. Artinya
bahwa individu dari starta sosial tertentu akan berbeda pemahamannya terhadap gejala
sosial yang tampak bila dibandingkan dengan individu lain dari strata sosial yang lain
padahal mereka berasal dari masyarakat yang sama.

source : PRANATA SOSIAL Oleh Dr. Bambang Rudito1
pengertian www 

Khasiat Kelapa Muda

Khasiat Kelapa Muda atau Manfaat Kelapa Muda sebenarnya banyak sekali terutama untuk kesehatan dalam postingan kali ini saya aka share  Khasiat Kelapa Muda atau Manfaat Kelapa Muda pastinya sahabat sangat ingin mengetahui rahasia Khasiat Kelapa Muda , Pohon kelapa memang menyimpan manfaat dari akar sampai daunnya juga.

Kelapa Muda

Kelapa Muda


beberapa dari Khasiat Kelapa Muda atau Manfaat Kelapa Muda muda akan saya share dalam postingan kali ini diantaranya :

Ada beberapa penyakit yang bisa di obati menggunakan air kelapa muda. Mau tahu apa saja manfaat kelapa untuk

1. Mengobati Demam berdarah Dengan meMinum air kelapa muda hijau yang dicampur dengan air perasan jeruk nipis secara teratur. Dipercaya memiliki khasiat untuk mengobati demam berdarah

2. Mengobati Cacingan pada anak Berikan air kelapa muda yang diberi sedikit sari jeruk sitrun kepada anak yang mengalami gangguan cacingan.

3. Sebagai Obat yang Haus bagi anda yang Kelelahan,letih, lesu Minum air kelapa mudah hijau yang dicampur sedikit gula,tambahkan es jika perluma. Wow segar.

4. Mengobati Gatal-gatal , mendapatkan khasiat darinya, gunakan cara seperti ini :Rendam satu genggam beras dalam air kelapa muda yang masih berada dalam tempurung selama 5-7 jam hingga beras terasa asam. Lalu giling beras itu hingga halus (menjadi tepung). Kemudian oleskan bahan tersebut pada bagian tubuh yang gatal, eksim, luka, atau telapak kaki pecah. Lakukan setiap hari selama 3-4hari.

5. Mengobati  Luka bakar Ternyata manfaat yang tak kalah hebat adalah untuk mengobati luka bakar, Silahkan dicoba dengan menCampurkan sejumput bubuk kunyit dan air kapur sirih dengan air kelapa. Oleskan bahan tersebut pada bagian yang terkena luka baker. Silahkan dilihat khasiat yang ditimbulkan.


Ternyata kelapa muda memiliki banyak Khasiat Kelapa Muda atau Manfaat Kelapa Muda terutama pada air buahnya. Entah apa lagi manfaat yang bisa kita ambil dari
semua pohon. Hanya Tuhan yang tahu .

source : http://blog.unsri.ac.id

Cara Ternak Lele

Cara Ternak Lele atau Pelaksanaan budidaya lele
Sebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi:
1. Persiapan kolam tanah ( tradisional)
Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat supaya tidak tdadi kebocoran. Pemopokan pematang untuk
kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor).
Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).
Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapw lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat dalam kolam.
Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500 – 700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2.
Kolam dibiarkan selama 7 hari guna member kesempatan tumbuhnya makanan alami.
2. Persiapan kolam tembok
Persiapan kolam tembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilalarkan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat Permanen.
3. Penebaran Benih
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gtamlm2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju
lingkungan yang baru yaitu kolam. hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekorlm2 yang berukuran 5-8 cm.
4. Pemberian Pakan
Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan l:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandungan 1 : 1 : 1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.
5. Pemanenan
lkan lele Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot antara 200 - 250 gram per ekor dengan panjang 15 - 20 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan kubangan, rehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam ruas bambu/ paralon, maka dengan mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan
lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan yang dipasang dikolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk dipasarkan.
Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit. source http://file.upi.edu/

Cara Merawat Motor Honda

Motor Honda telah menjadi sarana transportasi yang sangat erat bagi keseharian rakyat
Indonesia. Motor Honda merupakan alat transportasi roda dua yang efisien, efektif, dan
ekonomis serta terjangkau oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Berikut ini adalah tips
dan trik supaya motor Honda anda lebih enak dipakai dan tahan lama
Cek Kondisi Oli
Oli mesin ini sangat penting peranannya untuk melumas komponen-komponen mesin, seperti
stang saher, saher, dan ring saher, kruk as dan noken as atau stang klep. Oleh karena itu, jika
keberadaan minyak pelumas sudah berwarna kehitam-hitaman atau kelenturan daya lumasnya
berkurang, maka sebaiknya diganti. Ganti oli secara periodic dan gunakan sesuai dengan
rekomendasi Honda.
Tip Memilih Oli Mesin
Atau yang terbaik adalah dengan oli yang memiliki grade yang tinggi pada API nya. biasanya
dipasaran SG, SM dan SL semakin kebelakang semakin bagus atau tinggi dan pada saat artikel
ini dibuat sudah ada yang sampai SM. SAE (kekentalan oli) sesuai dengan anjuran pabrik
motor atau sesuai dengan pabrik pembuat oli juga bisa dijadikan rekomendasi. Nah percaya
siapa .. yang bikin motor atau Oli ya ... kalau saya ga percaya 2 2 nya yang penting adalah
sesuai dengan ajuran pabrik, grate oli tertinggi dan harga yang paling murah (tentunya dengan
grade API tertinggi)
Pengalaman gonta ganti oli dari yang sedang sampai yang mahal, akhirnya pilihan saya jatuh
pada oli HX7, nah karena saya bukan pesan sponsor silahkan dicari merek apa saja. Yang jelas
grade API sudah SM, atau lebih, SAE untuk motor skutik ok lah ... 10 - 40. Jika di pakai sampai
5000 km masih tetap terasa baru .....
Jika pabrik merekomendasikan mengunakan merek tertentu karena memang mereka
mempunyai kepentingan bisnis atau anak persusahaannya. Jadi yang terpenting adallah
masalah kekentalan SAE dan API tertinggi. Demikian pula dengan merk motor lainya seperti
Yamaha, suzuki ataupun kawasaki dll.
Jangan lupa cek ketinggian oli setiap 1 bulan atau 2 minggu sekali. Jika kurang bisa ditambah
sesaui dengan garis pada petunjuk.
1 / 5
Tips Merawat Motor Honda
Cek Kondisi Aki
Jangan dibiarkan air accu melewati batas maksimum dan minimum yang akibatnya bisa
mempercepat kerusakkan pada sel-sel accu. Tambahkan aki pada pagi hari.
Selain itu, jika baterei atau accu tersebut sudah melemah secepatnya diganti, sebab jika
dipaksakan selain kedua kutub positif dan negatif akan mengeluarkan korosi (serbuk putih),
korosi tersebut akan menjalar ke bagian kabel-kabel utama yang menghubungkan arus listrik ke
saluran lampu, dinamo, atau bagian-bagian lainnya.
Oleh karena itu, jika terjadi hal itu, arus listrik yang dihantarkan baterei atau accu tidak
sempurna dan bisa menyebabkan kerusakan pada komponen dinamo, kontak mesin maupun
switch lampu. Satu hal yang perlu diperhatikan jika accu sudah lemah atau tidak mampu di
starter dan distarter, jangan dipaksakan dengan mendorong sepeda motor untuk
menghidupkannya. Sebab bisa merusak gigi transmisi.
Saat ini banyak air accu/ aki yang sudah tidak bersifat asam boleh dibilang mendekatai PH
netral dan biasanya kemasannya sudah seperti air mineral bukan seperti jaman dulu.
Periksa Rantai dan Gir
Jangan biarkan rantai terlalu kendor, atau terlalu kencang. Terlalu kendor bisa membuat rantai
2 / 5
Tips Merawat Motor Honda
copot dari girnya, sementara terlalu kencang bisa mengakibatkan putus rantai. Cek juga kondisi
gir, jika sudah tajam segera ganti karena jika tidak rantai bisa tiba-tiba putus. Bahaya kan, kalo
lagi ngebut tiba-tiba putus rantai?
Tip Merawat Rantai
Melumasi rantai jangan menggunakan oli bekas atau gemuk karena memang tidak
direkomendasikan untuk melumasi rantai. Jika ini dilakukan maka akan terjadi penggumpalan
karena jenis pelumas diatas akan mengikat pasir, debu atau kotoran-kotoran di jalan apalagi
motor honda sekarang tidak menggunakan tutup rantai.
Pelumas yang baik bisa menggunakan pelumas khusus rantai bisa literan atau model sprayer.
Dengan memakai pelumas khusus ini maka kotoran, debu, pasir tidak akan menempel dan
rantai akan terlihat bersih selalu.
Selama saya memakai motor biasanya saya menggunakan rantai buatan SGP atau YM yang
lebih awet dan ukuran tentunya sama. Motor bebek biasanya 420 - 104. Masalah harga
bersaing namun lebih kuat dari genuine part nya.... bisa di buktikan. Namun jika anda
berkantong pas-pasan, saya rekomendasikan memakai merek Indopart atau kembali ke
Genuine part aslinya.
Untuk Gear biasanya saya mencari genuine part dari honda namun honda thailand karena lebih
kuat yang jadi faktor utama adalah jenis bahan yang digunakan kualitasnya jauh lebih baik. Nah
kalau ga ketemu juga genuine Thailand bisa pakai merek sun star karena memang sunstar
adalah vendor honda di thailand dan di Indonesia sudah banyak yang masuk.
Kalau lokasi anda dekat atau di selatan jakarta yang murah dan bagus bisa ke daerah
''Batass" atau di impres karena biasanya saya beli biasa di 2 tempat tersebut.
Periksa Kabel Koil dan Busi
Perhatikan keberadaan kabel koil yang menghubungkan arus listrik ke busi. Jika sudah cukup
umur dan sudah terlihat ada retakan dan pengerasan pada kabel tersebut, maka sebaiknya
diganti. Juga perhatikan keberadaan busi karena busi sangat vital untuk kelancaran sebuah
mesin kendaraan.
Tip Busi
Untuk kabel busi sudah tentu bawaan dari kuil. Nah ini yang suka di remehkan namun power
full. yaitu tutup busi. Jika karetnya sudah aus atau kendor sebaiknya di ganti karena untuk
menghidari dari kebocoran listrik. Biasanya kena air dikit pasti mogok deh terutama pada waktu
3 / 5
Tips Merawat Motor Honda
hujan. Yang umum dipakai dan awet biasanya merek NGK.
Pemilihan busi juga sangat menjadi perhatian. Bagi anda yang pikirannya ekonomis namun
kurang infomasi coba deh sedikit berfikir dari tip ini. Untuk busi jangan percaya sama racing
karena biasanya busi tersebut buat moge yang panas mesinnya bukan main. Tapi ada 2
1. Busi standar pabrik
2. Busi Kwalitas premium
3. Busi Kwalitas Iridium
saya biasanya pakai yang no. 2 karena harganya cuma 20.000 dan bisa pakai salama 1 tahun.
kalau iridium harganya cukup mahal sekitar 60.000-90.000 an bisa pakai sampai 2 tahun. Ini
berdasarkan pengalaman saya yang pakai 2 jenis tersebut. Jadi lebih ekonomis kan jika pakai
standar tetapi cuma 2 bulan. Tanda busi nya penyakit adalah jika kita lewat jalan menurun dan
posisi gas adalah minimal atau biasanya terjadi letupan-letupan kecil itu biasanya tanda kalau
busi tersebut dan minta ganti.
Perhatikan Selang Bensin
Komponen lainnya yang perlu diperhatikan selang bensin ke karburator. Jangan membiarkan
kondisi selang bensin mengeras atau terjadi retakan-retakan, karena bagian dalam selang bisa
jadi sudah tidak elastis yang mengakibatkan serbuk kotoran yang berasal dari selang terbawa
ke karburator. Yang pada akhirnya akan terjadi penyumbatan suplai bensin dari tanki ke
karburator sehingga mengganggu sistem pembakaran.
Tip:
Karena kwalitas pom bensin kita atau proses distribusi dari depot banyak mengandung karat
besi maka sebaiknya setiap 2 atau 1 bulan kuras lah bak karburator di kuras atau membuang
semua bensin pada bak karburator pada baut di bawah bak. Ini berguna untuk menghindari
kemacetan pada pilot atau spuyer karburator.
Panaskan Mesin 1 Menit
Panaskan mesin sebelum motor dijalankan, tak perlu lama-ama cukup 1-2 menit. dan jangan di
gas besar besar cukup hingga 2000 rpm saja. Ini supaya sirkulasi oli bisa melumasi seluruh
bagian dalam mesin yang bergerak. Jangan terlalu lama memanaskan karena akan membuat
pipa knalpot menguning selain itu pastinya jadi buang-buang bensin.
Periksa tekanan angin ban
Jangan terlalu keras dan juga jangan kurang karena bisa berakibat kembang ban motor rusak.
4 / 5
Tips Merawat Motor Honda
Gunakan Selalu Sparepart Asli
Lebih baik mahal sedikit, tapi puas dan tahan lama daripada memakai yang tidak asli, meski
murah tapi tapi daya tahan kurang.
Tip
Sparepart asli bagus itu harus genuine namun jika anda punya pengalaman cukup bisa
menggunakan alternatif yang saya tuliskan diatas. karena dari segi ukuran pasti sama namun
dari segi bahan yang membedakan. Saya bukan meragukan produk genuine sini tetapi secara
pengalaman sudah membuktikan bahwa yang saya gunakan diatas jauh lebih baik dari aslinya.
Mau bukti ... silahkan coba....
Ok sobat selamat merawat motor Honda kesayangan, jika langkah-langkah tersebut dilakukan
dengan benar, motor kesayangan Anda senatiasa tampil prima.
Asuransikan diri Anda, Ingatlah akan orang-orang yang Anda cintai, Baik Asuransi jiwa,
Pendidikan, pensiun sebagai proteksi ekonomi Anda. source: www.oassis.biz

BUDIDAYA BURUNG WALET

BUDIDAYA BURUNG WALET
( Collacalia fuciphaga )
1. SEJARAH SINGKAT
Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan
suka meluncur. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran
tubuh sedang/kecil, dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing,
kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah
hinggap di pohon. Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau
rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang sampai gelap dan
menggunakan langit-langit untuk menempelkan sarang sebagai tempat
beristirahat dan berbiak.
2. SENTRA PERIKANAN
Sentra Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat,
Jawa Timur dan Jawa Tengah
3. JENIS
Klasifikasi burung walet adalah sebagai berikut:
Superorder : Apomorphae
Order : Apodiformes
Family : Apodidae
Sub Family : Apodenae
Tribes : Collacaliini
Genera : Collacalia
Species : Collacaliafuciphaga
4. MANFAAT
Hasil dari peternakan walet ini adalah sarangnya yang terbuat dari air liurnya
(saliva). Sarang walet ini selain mempunyai harga yang tinggi, juga dapat
bermanfaat bagi duni kesehatan. Sarang walet berguna untuk menyembuhkan
paru-paru, panas dalam, melancarkan peredaran darah dan penambah tenaga.
5. PERSYARATAN LOKASI
Persyaratan lingkungan lokasi kandang adalah:
1. Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000 m dpl.
2. Daerah yang jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi dan
perkembangan masyarakat.
3. Daerah yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan daging.
4. Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai,
rawa-rawa merupakan daerah yang paling tepat.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Suhu, Kelembaban dan Penerangan
Gedung untuk kandang walet harus memiliki suhu, kelembaban
dan penerangan yang mirip dengan gua-gua alami. Suhu gua alami
berkisar antara 24-26 derajat C dan kelembaban ± 80-95 %.
Pengaturan kondisi suhu dan kelembaban dilakukan dengan:
1. Melapisi plafon dengan sekam setebal 2° Cm
2. Membuat saluran-saluran air atau kolam dalam gedung.
3. Menggunakan ventilasi dari pipa bentuk “L” yang
berjaraknya 5 m satu lubang, berdiameter 4 cm.
4. Menutup rapat pintu, jendela dan lubang yang tidak terpakai.
5. Pada lubang keluar masuk diberi penangkal sinar yang
berbentuk corong dari goni atau kain berwarna hitam
sehingga keadaan dalam gedung akan lebih gelap. Suasana
gelap lebih disenangi walet.
2. Bentuk dan Konstruksi Gedung
Umumnya, rumah walet seperti bangunan gedung besar, luasnya
bervariasi dari 10x15 m 2 sampai 10x20 m 2 . Makin tinggi
wuwungan (bubungan) dan semakin besar jarak antara wuwungan
dan plafon, makin baik rumah walet dan lebih disukai burung walet.
Rumah tidak boleh tertutup oleh pepohonan tinggi. Tembok gedung
dibuat dari dinding berplester sedangkan bagian luar dari campuran
semen. Bagian dalam tembok sebaiknya dibuat dari campuran
pasir, kapur dan semen dengan perbandingan 3:2:1 yang sangat
baik untuk mengendalikan suhu dan kelembaban udara. Untuk
mengurangi bau semen dapat disirami air setiap hari. Kerangka
atap dan sekat tempat melekatnya sarang-sarang dibuat dari kayukayu
yang kuat, tua dan tahan lama, awet, tidak mudah dimakan
rengat. Atapnya terbuat dari genting. Gedung walet perlu dilengkapi
dengan roving room sebagai tempat berputar-putar dan resting
room sebagai tempat untuk beristirahat dan bersarang. Lubang
tempat keluar masuk burung berukuran 20x20 atau 20x35 cm 2
dibuat di bagian atas. Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan
dan kondisi gedung. Letaknya lubang jangan menghadap ke timur
dan dinding lubang dicat hitam.
2. Pembibitan
Umumnya para peternak burung walet melakukan dengan tidak sengaja.
Banyaknya burung walet yang mengitari bangunan rumah dimanfaatkan
oleh para peternak tersebut. Untuk memancing burung agar lebih banyak
lagi, pemilik rumah menyiapkan tape recorder yang berisi rekaman suara
burung Walet. Ada juga yang melakukan penumpukan jerami yang
menghasilkan serangga-serangga kecil sebagai bahan makanan burung
walet.
1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Sebagai induk walet dipilih burung sriti yang diusahakan agar mau
bersarang di dalam gedung baru. Cara untuk memancing burung
sriti agar masuk dalam gedung baru tersebut dengan
menggunakan kaset rekaman dari wuara walet atau sriti.
Pemutaran ini dilakukan pada jam 16.00–18.00, yaitu waktu burung
kembali mencari makan.
2. Perawatan Bibit dan Calon Induk
Di dalam usaha budidaya walet, perlu disiapkan telur walet untuk
ditetaskan pada sarang burung sriti. Telur dapat diperoleh dari
pemilik gedung walet yang sedang melakukan “panen cara buang
telur”. Panen ini dilaksanakan setelah burung walet membuat
sarang dan bertelur dua butir. Telur walet diambil dan dibuang
kemudian sarangnya diambil. Telur yang dibuang dalam panen ini
dapat dimanfaatkan untuk memperbanyak populasi burung walet
dengan menetaskannya di dalam sarang sriti.
1. Memilih Telur Walet
Telur yang dipanen terdiri dari 3 macam warna, yaitu :
􀂃 Merah muda, telur yang baru keluar dari kloaka induk
berumur 0–5 hari.
ô€‚ƒ Putih kemerahan, berumur 6–10 hari.
􀂃 Putih pekat kehitaman, mendekati waktu menetas
berumur 10–15 hari.
Telur walet berbentuk bulat panjang, ukuran
2,014x1,353 cm dengan berat 1,97 gram. Ciri telur
yang baik harus kelihatan segar dan tidak boleh
menginap kecuali dalam mesin tetas. Telur tetas yang
baik mempunyai
kantung udara yang relatif kecil. Stabil dan tidak
bergeser dari tempatnya. Letak kuning telur harus
ada ditengah dan tidak bergerak-gerak, tidak
ditemukan bintik darah. Penentuan kualitas telur di
atas dilakukan dengan peneropongan.
2. Membawa Telur Walet
Telur yang didapat dari tempat yang jaraknya dekat dapat
berupa telur yang masih muda atau setengah tua.
Sedangkan telur dari jarak jauh, sebaiknya berupa telur yang
sudah mendekati menetas. Telur disusun dalam spon yang
berlubang dengan diameter 1 cm. Spon dimasukkan ke
dalam keranjang plastik berlubang kemudian ditutup.
Guncangan kendaraan dan AC yang terlalu dingin dapat
mengakibatkan telur mati. Telur muda memiliki angka
kematian hampir 80% sedangkan telur tua lebih rendah.
3. Penetasan Telur Walet
1. Cara menetaskan telur walet pada sarang sriti.
Pada saat musim bertelur burung sriti tiba, telur sriti diganti
dengan telur walet. Pengambilan telur harus dengan sendok
plastik atau kertas tisue untuk menghindari kerusakan dan
pencemaran telur yang dapat menyebabkan burung sriti
tidak mau mengeraminya. Penggantian telur dilakukan pada
siang hari saat burung sriti keluar gedung mencari makan.
Selanjutnya telur-telur walet tersebut akan dierami oleh
burung sriti dan setelah menetas akan diasuh sampai
burung walet dapat terbang serta mencari makan.
2. Menetaskan telur walet pada mesin penetas
Suhu mesin penetas sekitar 40 ° C dengan kelembaban
70%. Untuk memperoleh kelembaban tersebut dilakukan
dengan menempatkan piring atau cawan berisi air di bagian
bawah rak telur. Diusahakan agar air didalam cawan
tersebut tidak habis. Telur-telur dimasukan ke dalam rak
telur secara merata atau mendata dan jangan tumpang
tindih. Dua kali sehari posisi telur-telur dibalik dengan hatihati
untuk menghindari kerusakan embrio. Di hari ketiga
dilakukan peneropongan telur. Telur-telur yang kosong dan
yang embrionya mati dibuang. Embrio mati tandanya dapat
terlihat pada bagian tengah telur terdapat lingkaran darah
yang gelap. Sedangkan telur yang embrionya hidup akan
terlihat seperti sarang laba-laba. Pembalikan telur dilakukan
sampai hari ke-12. Selama penetasan mesin tidak boleh
dibuka kecuali untuk keperluan pembalikan atau mengisi
cawan pengatur kelembaban. Setelah 13–15
hari telur akan menetas.
3. Pemeliharaan
1. Perawatan Ternak
Anak burung walet yang baru menetas tidak berbulu dan sangat
lemah. Anak walet yang belum mampu makan sendir perlu disuapi
dengan telur semut (kroto segar) tiga kali sehari. Selama 2–3 hari
anak walet ini masih memerlukan pemanasan yang stabil dan
intensif sehingga tidak perlu dikeluarkan dari mesin tetas. Setelah
itu, temperatur boleh diturunkan 1–2 derajat/hari dengan cara
membuka lubang udara mesin. Setelah berumur ± 10 hari saat
bulu-bulu sudah tumbuh anak walet dipindahkan ke dalam kotak
khusus. Kotak ini dilengkapi dengan alat pemanas yang diletakan
ditengah atau pojok kotak. Setelah berumur 43 hari, anak-anak
walet yang sudah siap terbang dibawa ke gedung pada malam hari,
kemudian dletakan dalam rak untuk pelepasan. Tinggi rak minimal
2 m dari lantai. Dengan ketinggian ini, anak waket akan dapat
terbang pada keesokan harinya dan mengikuti cara terbang walet
dewasa.
2. Sumber Pakan
Burung walet merupakan burung liar yang mencari makan sendiri.
Makanannya adalah serangga-serangga kecil yang ada di daerah
pesawahan, tanah terbuka, hutan dan pantai/perairan. Untuk
mendapatkan sarang walet yang memuaskan, pengelola rumah
walet harus menyediakan makanan tambahan terutama untuk
musim kemarau. Beberapa cara untuk mengasilkan serangga
adalah:
1. menanam tanaman dengan tumpang sari.
2. budidaya serangga yaitu kutu gaplek dan nyamuk.
3. membuat kolam dipekarangan rumah walet.
4. menumpuk buah-buah busuk di pekarangan rumah.
3. Pemeliharaan Kandang
Apabila gedung sudah lama dihuni oleh walet, kotoran yang
menumpuk di lantai harus dibersihkan. Kotoran ini tidak dibuang
tetapi dimasukan dalam karung dan disimpan di gedung.
7. HAMA DAN PENYAKIT
1. Tikus
Hama ini memakan telur, anak burung walet bahkan sarangnya. Tikus
mendatangkan suara gaduh dan kotoran serta air kencingnya dapat
menyebabkan suhu yang tidak nyaman.
Cara pencegahan tikus dengan menutup semua lubang, tidak menimbun
barang bekas dan kayu-kayu yang akan digunakan untuk sarang tikus.
2. Semut
Semut api dan semut gatal memakan anak walet dan mengganggu
burung walet yang sedang bertelur.
Cara pemberantasan dengan memberi umpan agar semut-semut yang
ada di luar sarang mengerumuninya. Setelah itu semut disiram dengan air
panas.
3. Kecoa
Binatang ini memakan sarang burung sehingga tubuhnya cacat, kecil dan
tidak sempurna.
Cara pemberantasan dengan menyemprot insektisida, menjaga
kebersihan dan membuang barang yang tidak diperlukan dibuang agar
tidak menjadi tempat persembunyian.
4. Cicak dan Tokek
Binatang ini memakan telur dan sarang walet. Tokek dapat memakan
anak burung walet. Kotorannya dapat mencemari raungan dan suhu yang
ditimbulkan mengganggu ketenangan burung walet.
Cara pemberantasan dengan diusir, ditangkap sedangkan
penanggulangan dengan membuat saluran air di sekitar pagar untuk
penghalang, tembok bagian luar dibuat licin dan dicat dan lubang-lubang
yang tidak digunakan ditutup.
8. PANEN
Sarang burung walet dapat diambil atau dipanen apabila keadaannya sudah
memungkinkan untuk dipetik. Untuk melakukan pemetikan perlu cara dan
ketentuan tertentu agar hasil yang diperoleh bisa memenuhi mutu sarang walet
yang baik. Jika terjadi kesalahan dalam menanen akan berakibat fatal bagi
gedung dan burung walet itu sendiri. Ada kemungkinan burung walet merasa
tergangggu dan pindah tempat. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, para
pemilik gedung perlu mengetahui teknik atau pola dan waktu pemanenan. Pola
panen sarang burung dapat dilakukan oleh pengelola gedung walet dengan
beberapa cara, yaitu:
1. Panen rampasan
Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi
pasangan walet itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai
keuntungan yaitu jarak waktu panen cepat, kualitas sarang burung bagus
dan total produksi sarang burung pertahun lebih banyak. Kelemahan cara
ini tidak baik dalam pelestaraian burung walrt karena tidak ada
peremajaan. Kondisinya lemah karena dipicu untuk terus menerus
membuat sarang sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas sarangnya
pun merosot menjadi kecil dan tipis karena produksi air liur tidak mampu
mengimbangi pemacuan waktu untuk membuat sarang dan bertelur.
2. Panen Buang Telur
Cara ini dilaksanankan setelah burung membuat sarang dan bertelur dua
butir. Telur diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Pola ini
mempunyai keuntungan yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen
hingga 4 kali dan mutu sarang yang dihasilkan pun baik karena sempurna
dan tebal. Adapun kelemahannya yakni, tidak ada kesempatan bagi walet
untuk menetaskan telurnya.
3. Panen Penetasan
Pada pola ini sarang dapat dipanen ketika anak-anak walet menetas dan
sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah karena
sudah mulai rusak dan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan
keuntungannya adalah burung walet dapat berkembang biak dengan
tenang dan aman sehingga polulasi burung dapat meningkat.
Adapun waktu panen adalah:
1. Panen 4 kali setahun
Panen ini dilakukan apabila walet sudah kerasan dengan rumah yang
dihuni dan telah padat populasinya. Cara yang dipakai yaitu panen
pertama dilakukan dengan pola panen rampasan. Sedangkan untuk
panen selanjutnya dengan pola buang telur.
2. Panen 3 kali setahun
Frekuensi panen ini sangat baik untuk gedung walet yang sudah berjalan
dan masih memerlukan penambahan populasi. Cara yang dipakai yaitu,
panen tetasan untuk panen pertama dan selanjutnya dengan pola
rampasan dan buang telur.
3. Panen 2 kali setahun
Cara panen ini dilakukan pada awal pengelolaan, karena tujuannya untuk
memperbanyak populasi burung walet.
9. PASCAPANEN
Setelah hasil panen walet dikumpulkan dalu dilakukan pembersihan dan
penyortiran dari hasil yang didapat. Hasil panen dibersihkan dari kotoran-kotoran
yang menempel yang kemudian dilakukan pemisahan antara sarang walet yang
bersih dengan yang kotor.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya burung walet di daerah Jawa Barat tahun
1999:
1. Modal tetap
1. Gedung Rp. 13.000.000,-
2. Renovasi gedung Rp. 10.000.000,-
3. Perlengkapan Rp. 500.000,-
Jumlah modal tetap Rp. 23.500.000,-
Biaya penyusutan/bulan : Rp. 23.500.000,-:60 bln ( 5 th) Rp.
391.667,-
2. Modal Kerja
1. Biaya Pengadaan
􀂃 Telur Walet 500 butir @ Rp. 5.000,- Rp. 500.000,-
􀂃 Transportasi Rp. 100.000,-
􀂃 Makan Rp. 50.000,-
2. Biaya Kerja
􀂃 Pelihara kandang/bln@ Rp. 5000,- x 3 bln Rp.
15.000,-
􀂃 Panen Rp. 20.000,-
Jumlah biaya 1x produksi:Rp. 650.000,-+Rp. 35.000,-
Rp. 685.000,-
3. Jumlah modal yang dibutuhkan pada awal Produksi
1. Modal tetap Rp. 13.500.000,-
2. Modal kerja 1x Produksi Rp. 685.000,-
Jumlah modal Rp. 14.185.000,-
4. Kapasitas produksi untuk 5 tahun 1 kali produksi :
1. sarang burung walet menghasilkan 1 kg
2. sarang burung sriti menghasilkan 15 kg
3. untuk 1 tahun, 4 kali produksi, menghasilkan :
􀂃 sarang burung walet 4 kg
􀂃 sarang burung sriti 60 kg
4. untuk 5 tahun, 20 kali produksi, menghasilkan :
􀂃 sarang burung walet 20 kg
􀂃 sarang burung sriti 300 kg
5. Biaya produksi
1. Biaya tetap per bulan : Rp. 23.500.000,-:60 bulan Rp.
391.667,-
2. Biaya tidak tetap Rp. 685.000,-
Total Biaya Produksi per bulan Rp. 1.076.667,-
Jumlah produksiRp.1.076.667:16 kg (walet dan sriti) Rp.
67.292,-
6. Penjualan
1. sarang burung walet 1 kg Rp. 17.000.000,-
2. sarang burung sriti 15 kg Rp. 3.000.000,-
Untuk 1 kali produksi Rp. 20.000.000,-Untuk 5 tahun
1. sarang burung walet 20 kg Rp. 340.000.000,-
2. sarang burung sriti 300 kg Rp. 60.000.000,-
Jumlah penjualan Rp. 400.000.000,-
7. Break Even Point
1. Pendapatan selama 5 Tahun Rp. 400.000.000,-
2. Biaya produksi selama 5 th Rp. 1.076.667 x 60 bln Rp.
64.600.000,-
3. Keuntungan selama 5 tahun Rp. 335.400.000,-
4. Keuntungan bersih per produksi 335.400.000 : 60 bln Rp.
5.590.000,-
5. .BEP 232.919
8. Tingkat Pengembalian Modal 3 bulan (1 x produksi)
2. Gambaran Peluang Agribisnis
Sarang burung walet merupakan komoditi ekspor yang bernilai tinggi.
Kebutuhan akan sarang burung walet di pasar internasional sangat besar
dan masih kekurangan persediaan. Hal ini disebabkan oleh masih kurang
banyaknya budidaya burung walet. Selain itu juga produksi sarang walet
yang telah ada merupakan produksi dari sarang-sarang alami. Budidaya
sarang burung walet sangat menjanjikan bila dikelola dengan baik dan
intensif.
11. DAFTAR PUSTAKA
1. Chantler, P. & G. Driessens. Swift : A guide to the Swift an Treeswift of the
World. Pica Press, the Banks. East Sussex, 1995.
2. Mackinnon, John. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-Burung di
Jawa dan Bali. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994.
3. Nazaruddin & A. Widodo. Sukses Merumahkan Walet. Cet. 2. Jakarta:
Penebar Swadaya, 1998.
4. Tim Penulis PS. Budidaya dan Bisnis Sarang Walet. Cet. 4. Jakarta:
Penebar Swadaya, 1994.
12. KONTAK HUBUNGAN
1. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
2. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl.
M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69,
Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas

BUDI DAYA PUYUH

CARA BUDI DAYA PUYUH ATAU TERNAK PUYUH
 I . PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ternak puyuh merupakan salah satu jenis unggas yang memiliki prospek
yang cukup baik untuk dikembangkan walaupun dalam
pengembangannya masih ditemui hambatan diantaranya, tingginya
angka kematian karena serangan penyakit Avian Influenza (AI). Pada
tahun 2003, wabah AI muncul dan menyerang peternakan unggas skala
besar (sektor 1 dan 2) yang pada akhirnya dapat dikendalikan dengan
menerapkan Good Breeding Practice (GBP), Good Hatching Practice
(GHP) dan biosekuriti. Untuk skala menengah (sektor 3) dan skala kecil
(sektor 4) yang berada di pedesaan dan pemukiman perlu dilakukan
upaya pengendalian yang optimal melalui kegiatan penataan usaha
budidaya.
Penataan budidaya ternak puyuh dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan produksi dan produktifitas ternak puyuh, disamping
sebagai pengendalian dan pencegahan penyakit Avian Influenza (AI).
Hal tersebut sudah sesuai dengan rekomendasi Office International
Epizooticae (OIE), sehingga sekaligus mendukung terpenuhinya
persyaratan keswan dan perdagangan puyuh, Day Old Quail (DOQ) dan
telur antar daerah.
Penataan diarahkan pada terselenggaranya usaha budidaya puyuh yang
bebas dari penyakit, terutama penyakit AI. Budidaya puyuh lebih
diarahkan pada pengembangan yang berbasis wilayah/kawasan dengan
komoditas tunggal. Diharapkan usaha budiday puyuh dapat
terselenggara secara efektif dan efisien disamping memberikan
kemudahan dalam pembinaan dan pengawasan oleh pemerintah.
Penataan budidaya puyuh didasarkan pada pengoptimalan penerapan
prinsip Good Farming Practice (GFP) dalam suatu kawasan tertentu,
disamping terkendalinya aktivitas pendukung lainnya baik pada aspek
hulu, on farm, maupun hilir. Upaya penataan budidaya puyuh ke depan
harus diikuti dengan upaya pelaksanaan cara memperoleh bahan dan
memproduksi pakan yang baik yaitu Good Manufacturing Practice
(GMP), dan juga cara penetasan yang baik yaitu Good Hatching Practice
(GHP) untuk menghasilkan produk puyuh yang bermutu.
2. Maksud dan Tujuan
(1) Maksud
Maksud ditetapkannya pedoman penataan budidaya puyuh adalah
sebagai acuan bagi Dinas peternakan atau dinas/instansi yang
5
membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan dalam
melaksanakan kegiatan penataan budidaya dan pembinaan
terhadap para peternak puyuh yang berada di kawasan
pengembangan budidaya ternak puyuh.
(2) Tujuan
Penataan budidaya puyuh bertujuan untuk :
a. Menata usaha budidaya puyuh melalui pendekatan kelompok
dan penerapan GFP.
b. Mencegah penyebaran penyakit AI melalui penerapan
biosekuriti secara ketat.
c. Memudahkan bagi petugas pemerintah melakukan
pengawasan sehingga dapat mencegah berjangkitnya penyakit
unggas.
3. Sasaran
Sasaran penataan budidaya puyuh ini adalah :
(1) Diterapkannya GFP pada kelompok peternak puyuh.
(2) Meningkatnya kesadaran peternak puyuh mengenai tindakan yang
harus dilakukan apabila terjadi kasus penyakit unggas.
4. Ruang Lingkup Pedoman
Ruang lingkup dalam penataan budidaya puyuh adalah pelaksanaan
kegiatan mulai dari tahap persiapan seperti: 1) Sosialisasi, 2) penyiapan
lokasi, penyiapan kelompok, 3) tatacara permohonan, 4) pelaksanaan,
5) penataan, 6) pendampingan, 7) biosekuriti, 8) pembiayaan, 9)
pemberdayaan kelembagaan, 10) pembinaan, 11) pengawasan, 12)
pelaporan.
5. Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari penataan budidaya puyuh adalah
tertatanya usaha budidaya puyuh.
II. PERATURAN PENDUKUNG
Dalam penataan budidaya puyuh tidak terlepas dari upaya restrukturisasi
perunggasan dan peraturan – peraturan perundangan yang berlaku sebagai
berikut :
6
1. Undang-Undang
(1) UU Nomor 8 Tahun 2005 tentang Pemerintah Daerah
(2) UU Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724)
(3) UU No 20 Tahun 2008 tentang usaha Mikro Kecil dan Menengah.
(4) UU No. 18/2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
2. Peraturan dan Instruksi Presiden
(1) Peraturan Presiden No. 16/1977 tentang Usaha Peternakan
(2) Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 1978 tentang Obat Hewan
(3) Peraturan Presiden No. 15/1999 tentang Penolakan, Pencegahan,
Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan Menular.
(4) Peraturan Presiden No. 22/1983 tentang Kesehatan
Masyarakat Veteriner.
(5) Peraturan Presiden N. 44/1997 tentang Kemitraan
(6) Instruksi Presiden No. 1/2007 tentang Penanganan dan
Pengendalian Virus Flu Burung (Avian Influenza)
(7) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tanggal 9 Juli 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82).
3. Keputusan Menteri Pertanian
(1) Keputusan Menteri Pertanian No. 940/Kpts/OT.210/10/1997
tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian.
(2) Keputusan Menteri Pertanian No. 404/Kpts/OT.210/6/2002 tentang
Pedoman Perijinan dan Pendaftaran Usaha Peternakan.
(3) Keputusan Menteri Pertanian No. 240/Kpts/OT.210/4/2003 tentang
Cara Pembuatan Pakan Yang Baik
(4) Peraturan Nomor 65/Permentan/OT.140/9/2007 tentang Pedoman
Pengawasan Mutu Pakan.
4. Peraturan Menteri Pertanian
(1) Peraturan Menteri Pertanian No. 381/2005 tentang Pedoman
Sertifikasi Kontrol Veteriner (NKV) pada Unit Usaha Asal Hewan.
(2) Peraturan Menteri Pertanian No. 50/Permentan/OT.140/10/2006
tentang Pedoman Pemeliharan Unggas di Pemukiman.
(3) Peraturan Menteri Pertanian No. 06/Permentan/OT.140/1/2007
tentang Pembentukan Unit Pengendali Penyakit Avian Influenza
(UPPP-AI) Regional.
7
(4) Peraturan Menteri Pertanian No. 05/Permentan/OT.140/1/2008
tentang Peraturan Budidaya Puyuh Yang Baik
(5) Peraturan Menteri Pertanian nomor 64/Permentan/9/2007 tentang
Pedoman Pelayanan Pusat Kesehatan Hewan.
(6) Peraturan Pemerintah 38/2007 tentang Pengaturan Pemerintah
Pusat , Pemerintah Daerah Provinsi dan Daerah KabupatenKota.
5. Surat Edaran Menteri Pertanian
Surat Edaran Menteri Pertanian No. 283/TU.210/M/1/2006 tentang
Restrukturisasi Perunggasan.
6. Keputusan Direktur Jenderal Peternakan
(1) Keputusan Direktur Jenderal Peternakan No. 17/Kpts/PD.640/F/02
tentang Pedoman Pencegahan, Pengendalian dan Pemberantasan
AI pada Unggas.
(2) Keputusan Direktur Jenderal Peternakan No. 45/Kpts/PD.610/F/06
tentang Prosedur Operasional Standar (SOP) Pengendalian
Penyakit Avian Influenza (AI) di Indonesia.
7. Pedoman-Pedoman
(1) Pedoman Umum Pemberdayaan Kelompok Peternak Aneka Ternak
Melalui Fasilitasi Dana Tugas Pembantuan dan Dekon
(2) Pedoman Umum Pemeliharaan Unggas di Pemukiman
(3) Pedoman Umum Transfortation Practice (GTP)
(4) Pedoman Umum KKP-E, KUR
(5) Pedoman Good Handling Practice (GHP)
(6) Sensus Peternakan Nasional (SPN) Tahun 2009
III. PELAKSANAAN KEGIATAN PENATAAN
Prinsip pelaksanaan kegiatan penataan budidaya puyuh adalah menata dan
menempatkan kegiatan budidaya pada suatu kawasan secara menyeluruh
baik budidaya pada sentra produksi dan non produksi seperti pemeliharaan
puyuh di sekitar pemukiman (backyard farming). Selain penataan pada aspek
budidaya (on farm), juga dilakukan surveilans secara terprogram serta
pengawasan lalu lintas bahan pakan, pakan unggas hidup dan produk unggas
keluar masuk wilayah kegiatan.
8
Dinas peternakan atau Dinas/instansi yang membidangi fungsi peternakan
dan kesehatan hewan selanjutnya dapat mengajukan kawasan tersebut untuk
dilakukan audit oleh Tim Auditor Direktorat Jenderal Peternakan. Untuk
kawasan yang memenuhi persyaratan penataan dan telah dinyatakan bebas
berdasarkan hasil audit dan surveilans, maka akan diberikan surat
keterangan bebas AI oleh Direktorat Jenderal Peternakan.
Pada tahap awal, fokus kegiatan penataan budi daya puyuh yang berada di
kawasan, agar usaha budi daya memenuhi prinsip tata cara budidaya puyuh
yang baik atau Good Farming Practice (GFP). Usaha budidaya yang
merupakan budidaya integrasi antara subsistem on farm, hilir dan hulu (usaha
pembibitan).
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini Dinas Peternakan atau dinas/instansi yang membidangi
fungsi peternakan dan kesehatan hewan Kabupaten/Kota perlu
membentuk tim teknis yang bertugas untuk melakukan hal sebagai
berikut :
1) Sosialisasi
Sosialisasi secara bertahap dilakukan dengan melibatkan seluruh
stakeholder serta pemerintah daerah setempat dengan materi
sosialisasi antara lain :
a. Kegiatan penataan budidaya puyuh
b. Tata Cara Budidaya burung Puyuh Yang Baik (Good Farming
Practice/GFP)
c. Pengendalian dan pemberantasan penyakit AI dan penyakit
unggas lainnya.
d. Peraturan perundang-undangan terkait lainnya
e. Manfaat dilakukannya kegiatan penataan budidaya puyuh bagi
para peternak yang berada di wilayah kawasan penataan.
2) Penyiapan Kawasan
Setelah sosialisasi dilakukan, selanjutnya Tim Teknis melaksanakan
tugas sebagai berikut :
a. Melakukan identifikasi dan seleksi wilayah/kawasan sebagai
lokasi kegiatan penataan budidaya puyuh dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a) Menentukan wilayah untuk ditetapkan sebagai kawasan
dengan dasar unit epidemiologik mempunyai batas alam.
b) Kawasan ditetapkan sebagai sentra pengembangan budi
daya puyuh dengan mempertimbangkan Rencana Umum
Tata Ruang (RUTR) dan Rencana Detail Tata Ruang
9
(RDTR) atas dasar potensi ketersediaan bahan pakan
lokal.
c) Mengidentifikasi usaha budidaya puyuh, backyard dan
menetapkan data dan informasi yang lengkap mengenai
profil peternak puyuh.
b. Mengajukan/rekomendasi kawasan yang ditetapkan sebagai
lokasi kegiatan penataan budidaya puyuh.
c. Dinas melakukan koordinasi dengan perusahaan yang ada di
wilayah budidaya untuk melakukan pemberdayaan masyarakat
melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) atau
program perusahaan lainnya.
d. Kepala Dinas menetapkan kawasan tersebut sebagai lokasi
kegiatan penataan usaha budidaya puyuh.
3) Penyiapan Kelompok
Setelah dilakukan penetapan wilayah kegiatan penataan, selanjutnya
tim teknis mempunyai tugas untuk :
a. Melakukan inventarisasi dan identifikasi kelompok peternak
puyuh calon penerima dana tugas pembantuan/bansos.
b. Melakukan seleksi kelompok peternak puyuh dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
(a) kelompok adalah kelompoktani peternak puyuh yang sudah
berpengalaman di bidang budidaya dan memiliki
kelembagaan yang kuat;
(b) kelompok diprioritaskan pada kelompok peternak puyuh
yang telah melaksanakan kerjasama antara kelompok
ternak atau memiliki jaringan dari hulu ke hilir sehingga
keberlanjutan terjamin.
(c) kelompok diprioritaskan pada kelompok puyuh yang
memiliki nilai proposal yang tinggi (penilaian berdasarkan
rekomendasi tim teknis, yang kesesuaian proposal yang
diusulkan dengan tujuan kegiatan);
(d) Kelompok bersedia melakukan usahanya secara terpadu,
sehingga keterkaitan kegiatan dari pada aspek hulu kokoh.
(e) Kelompok bersedia menjadi kelompok inti dalam membina
kelompok lain untuk mendukung pengembangan usaha
budidaya puyuh di wilayah penataan.
10
c. Mengajukan kelompok peternak puyuh untuk ditetapkan sebagai
kelompok peternak kegiatan penataan budidaya puyuh.
Selanjutnya Kepala Dinas menetapkan kelompok peternak penerima
tugas pembantuan melalui Surat Keputusan.
2. Tata Cara Permohonan
Tata cara permohonan penataan budidaya puyuh diatur sebagai berikut :
(1) Kepala Dinas Peternakan mengajukan permohonan secara tertulis
yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan untuk dilakukan penilaian;
(2) Berdasarkan permohonan tersebut Direktur Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan menugaskan Tim Penilai untuk melakukan
pengecekan terhadap dipenuhinya persyaratan permohonan;
(3) Apabila seluruh persyaratan telah dipenuhi, maka dalam jangka
waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah dipenuhinya
persyaratan permohonan, Tim Penilai sudah harus mulai
melakukan penilaian terhadap lokasi penataan budidaya puyuh;
(4) Apabila persyaratan yang diajukan oleh pemohon, ternyata tidak
memenuhi persyartan, maka dalam jangka waktu selambatlambatnya
7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya permohonan,
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
menginformasikan kepada pemohon untuk segera melengkapi
kekurangan persyaratan yang ditentukan;
(5) Apabila dalam jangka waktu selambat-lambatnya 14 hari kerja
sejak disampaikannya informasi kelengkapan tidak dipenuhi, maka
permohonan penilaian dianggap ditarik kembali.
3. Tahap Pelaksanaan
Dinas Peternakan atau dinas/instansi yang membidangi fungsi
peternakan atau kesehatan hewan bersama-sama dengan instansi
terkait lainnya melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Penataan
Penataan budidaya puyuh pada tahap awal mengacu kepada
RUTR dan RDTR.
Pada tahap awal kelompok budidaya yang difasilitasi melalui dana
tugas pembantuan diarahkan untuk dilakukan penataan budidaya
meliputi penerapan Good Farming Fractice (GFP). Untuk
mendukung terlaksananya kegiatan penataan budidaya puyuh
11
tersebut pemerintah melalui dana konsentrasi/dekonsentrasi dapat
mengalokasikan anggaran penataan usaha budi daya puyuh yang
masuk kedalam Mata Anggaran Kegiatan (MAK) bantuan Sosial.
Anggaran tersebut dapat dimanfaatkan kelompok peternak untuk
pengembangan usaha peternakan budidaya puyuh.
Dengan demikian anggaran yang tersedia dapat dimanfaatkan
untuk hal-hal sebagai berikut :
a. Pembuatan kandang/perbaikan kandang
b. Pengadaan ternak bibit
c. Bantuan pakan ternak
d. Pengadaan obat-obatan
e. Pembelian peralatan biosekuriti, peralatan kandang
f. Pengembangan kelembagaan kelompok peternak
g. Pengembangan SDM peternak
h. Fasilitasi advokasi/pembinaan dari tenaga ahli
i. Sarana pendukung lainnya yang diperlukan, seperti mesin
tetas dan timbangan dsb.
Kandang puyuh puyuh jantan dan puyuh betina
2) Pendampingan
Pada saat dilakukan penataan, terutama hal yang terkait dengan
pemanfaatan dana fasilitasi dari Pemerintah, Dinas Peternakan
atau Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan
hewan perlu melakukan pendampingan. Pendampingan dilakukan
agar kelompok dapat memanfaatkan dana kegiatan penataan
secara efisien dan kegiatan dilakukan sesuai pedoman.
3) Biosekuriti
Biosekuriti merupakan upaya untuk melindungi puyuh dari infeksi
penyakit dengan menerapkan sanitasi dan usaha pencegahan
lainnya. Tindakan biosekuriti dilakukan mengacu pada GFP.
IV. PEMBIAYAAN.
Kegiatan penataan budidaya puyuh ini dapat dibiayai melalui berbagai
dukungan sumber pembiayaan, baik dari pemerintah, swasta dan
masyarakat. Adapun pembiayaan yang bersumber dari pemerintah dapat
berasal dari :
12
1. APBN (dana konsentrasi, dekonsentrasi, dan anggaran Tugas
Pembantuan/TP) melalui bermacam kegiatan diantaranya LM3, SMD.
2. APBD ( Provinsi, Kabupaten/Kota),
3. Dana Masyarakat
Penataan budidaya puyuh secara teknis operasional merupakan tanggung
jawab bersama semua stakeholder terkait, baik pusat maupun daerah.
Program penataan sangat tergantung kepada sejauh mana komitmen
pemerintah dan masyarakat di daerah dalam mendukung program ini yang
dituangkan dalam bentuk kebijakan dan alokasi dana APBD.
Agar kegiatan penataan budidaya puyuh dapat berjalan baik, maka harus
tersedia peraturan tentang mekanisme penataan, juga diperlukan
pendanaan yang memadai untuk melakukan proses penataan. Untuk
mempercepat terlaksananya proses penataan, diperlukan adanya
koordinasi dan sinkronisasi semua pihak terkait, termasuk pemanfaatan
dana sehingga terjadi sinergi secara maksimal.
V. PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN.
Untuk mendukung kegiatan penataan budidaya puyuh dibutuhkan peran
kelermbagaan sebagai berikut :
1. Mendorong dan membimbing para peternak yang semula berusaha
sendiri (usaha rumah tangga) agar mampu bekerjasama dibidang
ekonomi secara berkelompok. Usaha tetap dijalankan di masingmasing
keluarga, sedangkan aspek yang dikerjasamakan dalam
kelompok.
2. Menumbuhkan gabungan kelompok yang usahanya sejenis atau
sering juga disebut sebagai asosiasi, misalnya peternak ayam atau
puyuh dan sebagainya.
3. Kelembagaan lain yang akan terus didorong perkembangannya
adalah kelembagaan yang akan meningkatkan peran serta
peternak rakyat menjadi gabungan kelompok peternak, gabungan
para peternak mandiri, asosiasi peternak puyuh atau koperasi serta
kelembagaan berbadan hukum lainnya.
Pemberdayaan kelembagaan ini dapat dilakukan oleh Pemerintah
bersama-sama dengan daerah dan masyarakat dalam bentuk :
a. Peningkatan pemahaman dan keterampilan melalui :
(a) Usaha peternakan komoditi lain selain puyuh (ayam, itik,
kelinci, sapi, domba)
(b) Keterampilan sederhana bagi masyarakat untuk
peningkatan pendapatan
(c) Manajemen kesehatan puyuh
13
(d) Pembuatan proposal kredit perbankan
(e) Manajemen pengelolaan kelompok peternak
(f) Pengamatan dan pelaporan penyakit
b. Penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar pada usaha
pembibitan/budidaya puyuh di wilayah penataan.
c. Mengikutsertakan anggota kelompok pada kegiatan
pembuatan pupuk dari kotoran puyuh.
d. Pelayanan peternakan, pelayanan kesehatan hewan dan
bimbingan teknis pada masyarakat sekitar.
VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAPORAN
1. Pembinaan
Pembinaan dapat dilakukan oleh Pemerintah Pusat (Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan), Dinas Peternakan
atau Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan
hewan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Disamping itu pembinaan juga dapat dilakukan oleh lembaga non
pemerintah seperti swasta dan masyarakat.
2. Pengawasan.
Pengawasan kegiatan penataan budidaya puyuh terdiri dari
pengawasan internal, pengawasan eksternal dan pengawasan
partisipatif, yaitu :
(1) Pengawasan internal dilaksanakan oleh Dinas Peternakan
kabupaten/Kota atau Dinas yang membidangi fungsi
peternakan dan kesehatan hewan Kabupaten/Kota secara
berkala paling kurang 3 (tiga) bulan sekali pada titik kritis
dengan cara memantau perkandangan, biosekuriti dan
vaksinasi untuk dilakukan sebagaimana mestinya.
(2) Pengawasan eksternal dilaksanakan oleh Dinas Peternakan
Provinsi setempat secara berkala paling kurang 6 (enam)
bulan sekali, oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan
kesehatan Hewan paling kurang 1 (satu) tahun sekali atau
sewaktu-waktu apabila diperlukan. Pengawasan ini dilakukan
baik melalui bimbingan langsung maupun pengawasan
terhadap perkandangan, biosekuriti dan vaksinasi.
(3) Pengawasan partisipatif dilaksanakan oleh masyarakat,
terhadap lalu lintas puyuh dari dan ke wilayah yang telah
dilakukan penataan, dan penerapan Good Farming Practice
(GFP) puyuh.
14
3 Pelaporan
Untuk memudahkan evaluasi kegiatan penataan budidaya puyuh
diperlukan data dan informasi yang diperoleh melalui pelaporan,
dengan ketentuan sebagai berikut :
(1) Setiap pelaku usaha peternakan puyuh harus membuat
laporan tertulis secara berkala paling kurang 3 (tiga) bulan
sekali kepada Dinas Peternakan kabupaten/Kota dengan
tembusan kepada Dinas Peternakan Provinsi dan Direktorat
Budidaya Ternak .
(2) Selain pelaporan tersebut diatas, setiap pelaku usaha
perunggasan harus melaporkan setiap kejadian penyakit yang
diduga Avian Influenza (AI) yang bersifat darurat kepada
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
tembusannya kepada Dinas Peternakan Provinsi dan Dinas
Peternakan Kabupaten/Kota.
VII. PENUTUP
Pedoman ini bersifat dinamis dan akan disesuaikan kembali apabila
terjadi perubahan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
source : DIREKTORAT BUDIDAYA TERNAK

Prinsip-prinsip Dasar Vaksinasi padaTernak

Prinsip-prinsipDasarVaksinasipadaTernak
Topik4/PrinsipDasarVaksinasi
Konsepdanteorivaksinasi:
PerkembangantentangvaksintidakbisadipisahkandenganperkembanganilmuImunologi.
Imunologi:(immunis:bebas,logos:ilmu)adalahilmuyangmempelajarisistempertahanantubuh.
Objectives
PrinsipDasarVaksinasi
TahapEmpirik:
MithridatesEupatorisVIseorangrajadariPontisYunani,(132–63SM)dianggapahliimunologipertama.Dikenaldenganpahammithridatisme.
Padaabadke12,bangsaCinamengenalibagaimanamengatasipenyakitcacar.Cairanataukerakdariorangyangterkenacacartapitidakberatapabiladioleskanpadakulitorangsehatdapatmelindungiterhadapcacar.
Begitupulaorangtimurtengahmenggoreskannyapadaorangdenganmembubuhkanbubukpadapenderitacacaryangtidakparahakanmelindungikeadaanyaglebihparah.Metodeinidikenaldengan:tindakanvariolasi.DrEdwardJenner(1749–1823),menggunakanbibitpenyakitcacardarisapiuntukditularkanpadamanusia.Mulailahpenggunaanvaksinasiuntukmenggantikanistilahvariolasi.Vacca:sapi.
PrinsipDasarVaksinasi
TahapIlmiah
LouisPasteurdkk(1822–1895),menelitikemungkinanpencegahanpenyakitdengancaravaksinasimelaluipenggunaanbibitpenyakityangtelahdilemahkanterlebihdahulu.
Pfeifer(1880)muridKochmenelitiVibriocholeraeuntukmengatasiwabahpenyakitkholera.
ElieMetchnikof(1845–1916)mengungkapkanbagaimanamekanismeefektorbekerjadalamtubuhterhadapbendaasing.MemperkuatpendapatKochdanNeisser.
Adanyamekanismeefektordariselleukosituntukmengusirbakteridinamakanprosesfagositosis.Seltubuhyangmemilikikemampuanfagositosisdinamakanfagosit.
Fodor(1886),ilmuwanpertamayangmengamatipengaruhlangsungdariserumimuntehadapmikrobatanpacampurtangannyakomponenseluler.
Prinsip Dasar Vaksinasi
PenemuandiatasdiperkuatolehBehringdanKitasato(1890).yangmenunjukkanbahwaserumdapatmenetralkanaktifitastetanusdandifteri.JulesBordet(1870–1961)mengemukakanbahwauntuklisisdiperlukan2komponenyangterdapatdalamserumimun.Sebuahdiantaranyabersifattermostabilyangdikemudianhariternyataadalahantibodysedangkankomponenlainnyabersifattermolabilyangdinamkankomplemen.
Padasaatitulahmulaidiperkenalkanistilahantigenuntukmemberikannamabagisemuasubstansiyangdapatmenimbulkanreaksidalamtubuhterhadapya.Danjugaistilahantibodyuntuksubstansidalamserumyangmempunyaiaktifitasmenanggulangiterhadapantigenyangmasukketubuh.
PenemuanolehFodormengawalipenelitianuntukmendukungteorimekanismemelaluiimunitashumoral.WrightdanDouglas(1903),mengatakanprosesfagositosisakandipermudahapabiladitambahkanserumimun.Bahanyangdidugadikandungdalamserumitudinamakanopsonin.Jadimekanismeefektorselulerdanhumoralbersifatsalingmemperkuat.
Prinsip Dasar Vaksinasi
TahapModern
SetelahpecahperangduniaII,MillermenemukanperanansentralkelenjarThymusdalamsystemkekebalan.Munculahkemudianimunopatologi,imunogenetika,imunokimia,psikoneuroimunologidanlain-lain.
Tahun1973percobaanrekayasagenetikapertamaberhasildilakukan1975,hibridomayangmenghasilkanantibodymonoclonalpertamakalidiciptakan.
Tahun1980Benacerraf,DaussetdanSnellmenerimahadiahNobelberkatjasanyamengungkapkanmasalahantigenpermukaanselyangpentingdalamusahaoranguntukmencangkokanorganmelaluisystemHLA.untukmenjelaskanpenolakanjaringan.AntibodimonoclonalmenerimaijindiASuntukdigunakandalamdiagnosisT
Tahun1984,MilsteindanKohlermendapatkanNobeluntukjasanyadalammenemukancaramemproduksiantibodymonoclonal1984,interferonhewandiijinkanpenggunaannyadalammengatasipenyakitternak
PrinsipDasarVaksinasi
Tahun1987,SusumuTonegawayangbekerjadalambiologimolekulerimunoglobulinmendapathadiahNobelatasjasanyamengungkapkanmekanismediversitasantiboy.
Sampai1990-an:interferondigunakanuntukmengobatibeberapapenyakitvirusdankanker,antibodymonoclonaldigunakansecaraluas,misalnyauntkmeningkatkanpertahanantubuhterhadapkankerdanpenyakitlainnya.
Sampaitahun2000-an:penggunaansecaraluasrekayasagenetikauntukmenghasilkanABmonoclonal,antiserum,penggunaansecaraluasujiserologi,ELISA,analisisgelpresipitasi(AGP),elektroforesisdanlain-lainuntukdiagnosispenyakitdanpengobatan,pengembangankarakteristikantigen,
PrinsipDasarVaksinasiPengendalianpenyakithewanadalahsuatuupayamengurangiinteraksiantarahospesagent(penyebabpenyakit)sampaipadatingkatdimanahanyasedikithewanyangterinfeksi,karenajumlahagenpenyakittelahdikurangiataudimatikan,olehsebabhospestelahdilindungidanatauatauinfeksipadahospesdapatdicegah.Salahsatucarauntukmelakukanpengendalianterhadappenyakitadalahdenganmelakukanupayapencegahanpenyakitdiantaranyadenganmelakukanvasinasi.
PrinsipDasarVaksinasi
Vaksinasiadalahpemberianantigenuntukmerangsangsystemkebalmenghasilkanantibodykhususterhadappenyakit-penyakityangdisebabkanolehvirus,bakteridanprotozoa.
Tujuanvaksinasiadalahmemberikankekebalan(antibodi)padaternaksehinggadapatmelawanantigenataumikroorganismepenyebabpenyakit.
PrinsipDasarVaksinasi
Mekanismeefektordalamresponimunspesifikdilaksanakanmelalui2carayaitu:
1.imunitashumoral,yangmenggunakansubstansiberbentukglobulinyangdinamakanantibodyyangbersifatsangatspesifik
2.imunitasseluler,yangsemata-matamelibatkanjenislimfosityangdinamakanlimfositT.
Komponensystemimun.
Sistemimunterdiridarikomponengenetik,molekulerdanseluleryangberinteraksimembentukjaringankomunikasi.Komponenselulerutamadarisystemimunadalahmakrofagdanlimfosit.
Selmakrofagmemilikifungsidalamfagositosisdanresponimunalamiah.Makrofagmenghasilkanbeberapamediatoraktifyangdapatmengaturjenisdanbesarnyaresponimun.Genyangterlibatdalamsystemimunakanmenghasilkanmolekul2yangmerupakankomponenmolekulerdalamsystemimun.Komponenmolekulermisalnyaantibodyyangberbentukglobulinyangjenisnyasangatheterogen.
PrinsipDasarVaksinasi
FungsiResponImun.Sistemimunmempunyai3fungsiutamayaitu:pertahanan,homeostasisdanperondaan.
FaktoryangmempengaruhiSistemImun:(a).FaktorMetabolik,(b)FaktorLingkungan,(c)Faktoranatomic,(d)FaktorFisologik,(e)Faktorumur,(f)Faktorantigen.
StrukturdanFungsiImunoglobulin.Imunoglobulinmerupakanmolekulproteinyangmempunyaiaktifitasantibodyyaitusuatukemampuanmengikatsecaraspesifikdengansubstansiyangmmbangkitkanresponimunsehinggadihasilkannyaimunoglobulintsb.Contohimunoglobulin:IgG,IgA,IgM,IgEdanIgD.
PrinsipDasarVaksinasi
Program vaksinasi:
Program vaksinasidilakukanberdasarkanpertimbanganantaralain:
1.prevalensipenyakit
2.resikoakantimbulnyapenyakit,
3.status kekebalandaribibit,
4.biayapembuatandanpemberianvaksin,
5.intensitasdankonsekwensidarireaksivaksin,
6.program pergantianflock,
7.ketersediaanvaksin
8.BC ratio danlainnya.
Prinsip Dasar Vaksinasi
Metodepemberianvaksin:
1.vaksinasiin ovoyaitupemberianvaksinkedalamtelurpadaharike18 masainkubasi,
2.vaksinasisemprot(spray) pascapenetasandenganvaksin
3.aerosol
4.melaluisuntikansubkutan,
5.melaluisayap,
6.tetesmatadanhidung,
7.air minum
8.intramuskuler.
PrinsipDasarVaksinasi
Beberapayang harusdiperhatikandalampenggunaanvaksin
1. Jenistipedan straindarivaksinyandigunakan
a. Aktif
Contoh: Beberapatipelentogenik(StrainF, StrainB1, Hitchner, Lasotadll),
tipeMesogenik(misalnyastrainKomarov)
b. Inaktif(Biasanyadalamlarutanbuffer phosphateditambahalumuniuhydroxidegel
sebagaiadsorben.
2. Kemasan
Ada yang berbentuk vial, ampul dll dengan dosis yag berbeda-beda.
3. Dayasimpan
Dayasimpan terutamadipengaruhiolehsuhu. Sebagaicontoh: beberapajenisvaksin
ND tahan1 tahunpada suhu-5 ºC, 1 bulanpada suhukamardan 4 jamsetelah
direkonstitusi.
4. Rekonstitusi
Jenispelarut, pengocokanberpengaruhterhadapafinitas.
5. Dosis dan aplikasi
Dosis, cara penggunaan, jumlahternakyagdivaksin, prevalensi, kesehatanternak,
agriklimatyang mempengaruhikeberasilanvaksin.
6. Reaksidan imunitas
Vaksinasikadangmemberireaksiyagtidakdiharapkansepertianaphilaxis, stress dll
sorce : http://blogs.unpad.ac.id/

Cara Vaksin Hewan Ternak

Vaksinasi adalah imunisasi aktif secara buatan, yaitu sengaja memberikan
antigen yang diperoleh dari agen menular pada ternak sehingga tanggap kebal dapat
ditingkatkan dan tercapai resistensi terhadap agen menular tersebut.
Vaksin diklasifikasikan menjadi dua klas, yaitu vaksin hidup dan vaksin mati.
Vaksin hidup berisi mikroorganisme yang telah dilemahkan virulensi (keganasannya).
Pengurangan virulensi dikenal dengan istilah atenuasi (perlemahan). Cara atenuasi
yang sederhana terhadap bakteri untuk keperluan vaksinasi adalah dengan pemanasan
bakteri sampai tepat di bawah titik kematian atau memaparkan bakteri pada bahan
kimia penginaktif sampai batas konsentrasi subletal. Menumbuhkan bakteri pada
medium yang tidak cocok untuk pertumbuhannya, contohnya : Vaksin kolera unggas
(Pasteurella multocida) oleh Pasteur ditumbuhkan di bawah keadaan yang
kekurangan zat makanan.
Cara etenuasi terhadap virus adalah dengan membiakkan pada spesies yang
tidak sesuai untuk tumbuhnya, contoh : virus rinderpest yang patogen terhadap sapi,
dilemahkan dengan menumbuhkannya pada kambing. Cara etenuasi lainadalah
menumbuhkan virus mamalia pada telur atau menumbuhkan pada telur lain jenis,
misalnya :virus influenza pada ayam dilemahkan pada telur burung dara. Cara
etenuasi yang umum adalah dengan memperpanjang masa pembiakannya di jaringan
pembiak. Meskipun jaringan pembiak dapat diperoleh dari berbagai jenis, umumnya
menggunakan sel biakan dari jenis hewan yang akan divaksinasi guna mengurangi
efek samping akibat pemasukan jaringan asing.
Baik vaksin hidup maupun vaksin mati memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Kelebihannya vaksin hidup merupakan kekurangannya vaksin mati
dan sebaliknya kekurangannya vaksin hidup merupakan kelebihannya vaksin mati.
Kelebihan vaksin hidup antara lain adalah kekebalan yang dihasilkan sama
dengan kekebalan yang diperoleh karena infeksi alami. Merangsang pembentukan
antibodi yang lebih tahan lama dan juga memberi perlindungan pada pintu-pintu
masuk antigen dan tidak perlu adjuvan. Kekurangan vaksin hidup, antara lain adalah
adanya bahaya pembalikan menjadi lebih virulen selama multiplikasi antigen dalam
tubuh ternak yang divaksin. Penyimpanan dan masa berlaku vaksin yang terbatas,
dperlukan stabilisator dalam penyimpanan. Tingginya resiko tercemar dengan
organisme yang tidak diinginkan.
Kelebihan vaksin mati dibandingkan vaksin hidup antara lain adalah tidak
menyebabkan penyakit akibat pembalikan virulensi dan mudah dalam penyimpanan.
Kekurangan vaksin mati, antara lain adalah perlu perhatian yang luar biasa pada saat
pembuatan guna memastikan bahwa tidak tersisa virus virulen aktif di dalam vaksin.
Kekebalan berlangsung singkat, sehingga harus ditingkatkan kembali dengan
pengulangan vaksinasi yang mungkin menimbulkan reaksi-reaklsi hipersensitifitas.
Pemberian secara parenteral memberikan perlindungan yang terbatas. Resistensi lokal
pada pintu-pintu masuk alamiah/multiplikasi utama infeksi virus tidak terjadi.
Memerlukan adjuvan untuk meningkatkan antigenisitas yang efektif.
Kegagalan Vaksinasi
Perlu diingat bahwa vaksinasi adalah salah satu program pengendalian
penyakit pada ternak yang bertanggung jawab terhadap kerugian ekonomis yang
cukup tinggi apabila dalam pelaksanaanya ternyata menemui kegagalan. Adanya
kegagalan vaksinasi menyebabkan angka pesakitan (morbiditas) ternak yang tinggi,
penurunan produksi dan tingginya biaya yang harus dikeluarkan. Beberapa faktor
yang menyebabkan kegagalan vaksinasi adalah menyangkut life span vaksin, cara
vaksinasi, antibodi maternal, kemampuan membentuk antibodi pada ternak,
mikotoksin dan kontaminan lain, seperti limbah industri, pupuk kimia, rodentisida,
asap mobil, cat dan herbisida.
1. Vaksin. Pembatasan life span (masa berlaku) vaksin yang sudah lewat atau
kadaluwarsa menyebabkan vaksin tidak berguna apabila digunakan karena tidak
akan menghasilkan imunitas yang diharapkan. Apabila temperatur pada saat
penyimpanan dan transportasi vaksin di atas 4 derajat celcius, maka vaksin akan
kehilangan potensinya. Demikian pula vial dan bahan asal vial yang tidak
memenuhi syarat. Bahan pengencer yang disediakan berkualitas rendah.
Seringkali digunakan bahan pengencer berupa air sumur, air destilasi atau garam
fisiologis, hal ini tidak dibenarkan. Perlu dicatat bahwa bahan pengencer yang
digunakan adalah yang telah disediakan oleh pabrik pembuat vaksin. Bahan
pengencer tidak boleh dicampur atau ditambahkan zat apapun.
2. Cara Vaksinasi. Secara khusus dosis dan cara/route pemberian vaksin tertentu
sudah ditetapkan oleh produsen pembuat vaksin. Apabila hal tersebut dilakukan
tidak sesuai aturan maka terjadilah kegagalan vaksin. Jarum suntik dan dropper
yang tidak steril dan tidak stabil akan mengurangi potensi vaksin. Salah dosis,
kekurangan dosis vaksin akan menimbulkan imunitas yang kurang. Kelebihan
dosis akan menimbulkan immunotolerant dan harga vaksin menjadi mahal.
Bahan pengencer yang tidak steril menjadikan vaksin tidak murni lagi. Kadangkadang
peternak menggunakan bahan pengencer berupa air ledeng yang
mengandung chlorin, sehingga vaksin kurang menghasilkan potensi
antigenisitasnya dan menyebabkan timbulnya antibodi yang kurang. Route
pemberian vaksin yang sering digunakan antara lain : intra muskuler (injeksi
serabut otot), tetes hidung (intra nasal), tetes mata (intra oculer), subkutan (di
bawah kulit). Route pemberian vaksin harus dilakukan sesuai petunjuk produsen
vaksin. Kesalahan route pemberian vaksin menyebabkan potensi imunitas yang
dihasilkan kurang memuaskan. Jadwal pemberian vaksin seringkali tidak
diperhatikan peternak. Beberapa vaksin harus diulang pemberiannya dan dikenal
dengan istilah booster. Apabila rangkaian pemberian vaksin yang mungkin
terdiri dari booster I dan booster II dan seterusnya tidak lengkap dilakukan ,
maka imunitas yang diharapkan tidak akan tercapai.
3. Antibodi Maternal. Antibodi maternal adalah antibodi yang berasal dari induk
yang diturunkan kepada anak, kalau pada ayam melalui kuning telur pada waktu
telur masih ada di ovarium. Kegunaan antibodi tersebut adalah untuk ketahanan
tubuh anak terutama pada awal-awal kehidupannya. Antibodi ini diperoleh secara
pasif. Vaksinasi yang dilakukan pada saat antibodi maternal masih ada dalam
darah sirkulasi, artinya belum secara total dikatabolisme, maka vaksin yang
diberikan akan percuma, karena dinetralisir oleh antibodi maternal. Hasil
penelitian Zalizar dan Rahayu (1997), menunjukkan bahwa setelah pemberian
vaksin ND La Sota ke-I pada ayam umur 8 hari, titer HI (Hemaglutinasi Inhibisi)
menurun sangat drastis sampai 78,75% dari antibodi maternalnya, hal ini
disebabkan masih ada campur tangan antibodi maternal terhadap keberhasilan
vaksinasi. Titer HI setelah pemberian vaksin ND La Sota ke-II, yaitu pada umur
18 hari, ternyata jauh lebih tinggi daripada titer HI vaksinasi ke-I. Demikian pula
titer HI setelah vaksinasi ke-tiga, pada umur 28 hari, lebih tinggi daripada titer HI
vaksinasi ke-I dan ke-II. Antibodi maternal secara efektif mencegah keberhasilan
vaksinasi sampai antibodi tersebut habis, yaitu sekitar 10 – 20 hari setelah ayam
menetas.
4. Cold Storage (pendingin). Vaksin harus dipertahankan tetap dingin dari mulai
dikeluarkan oleh pabrik pembuat sampai pada saat akan diberikan kepada ternak.
Vaksin dan bahan pengencer kadang-kadang menjadi satu tempat, akan tetapi
kadang juga terpisah dengan temperatur penyimpanan yang berbeda, hal ini
tergantung dari pabrik pembuat vaksin. Tindakan yang lebih hati-hati adalah
apabila selama transportasi vaksin ditempatkan di ice box sehingga temperatur
yang rendah dapat selalu dipertahankan.
5. Kemampuan Membentuk Antibodi. Vaksin yang diberikan akan berhubungan
langsung dengan status imun ayam yang menerima vaksin. Immunocompetence
adalah istilah yang dipakai untuk menyatakan kemampuan membentuk antibodi
yang dimiliki oleh ternak. Immunocompetence sangat dipengaruhi oleh faktor
kongenital (bawaan lahir) dan faktor lingkungan. Faktor kongenital yang banyak
berperan adalah organ-organ limfoid, yang terdiri atas : bursa fabricius pada
ayam, thymus, lien yang akan menghasilkan sel-sel limfosit. Bursa fabricius
merupakan tempat pendewasaan dan deferensiasi sel-sel limfosit B yang berperan
dalam antibodi humoral, sedangkan thymus berperan sebagai tempat
pendewasaan sel-sel limfosit T yang berperan bagi pembentukan antibodi
seluler. Apabila ada gangguan pembentukan antibodi oleh organ-organ limfoid di
atas maka kekebalan tubuh yang terbentukpun akan terganggu. Faktor lingkungan
yang berperan menentukan immunocompetence ternak adalah status nutrisi dan
penyakit. Nutrisi yang jelek terutama kandungan protein yang rendah akan
menurunkan immunocompetence. Temperatur yang tinggi dan tingginya curah
hujan juga akan menyebabkan stress pada ternak yang akan menurunkan juga
immunocompetence. Penyakit-penyakit strategis pada ayam yang sering
menyebabkan hambatan imunitas (immunocompetence) adalah IBD (gumboro)
dan ND.
6. Mikotoksin (racun dari jamur) dalam pakan. Adanya mikotoksin yang masuk
ke dalam tubuh ternak bersama dengan biji-bijian pakan ternak akan
menyebabkan keracuinan dan menurunkan immunocompetence. Mikotoksin
mudah berkembang pada lingkungan dengan temperatur tinggi dan kelembaban
yang tinggi pula, seperti di negara-negara tropis, termasuk Indonesia.
7. Kontaminan pakan. Pestisida yang mencemari biji-bijian pakan diindikasikan
sebagi salah satu faktor penyebab rendahnya immunocompetence. Hal ini
berkaitan dengan efek pestisida yang menyebabkan limfositoksik (keracunan pada
sel-sel limfosit). Hal ini akan menyebabkan kegagalan vaksinasi. Logam berat,
seperti Cu, Cd dan Pb seringkali mencemari pakan. Logam-logam tersebut berasal
dari limbah industri, pupuk kimia, rodentisida, asap mobil, cat dan herbisida yang
mencemari udara, air dan pakan. Apabila pakan tercemar tersebut masuk ke tubuh
ternak maka hal ini merupakan faktor penghambat imunitas ternak.
Upaya Mengatasi Kegagalan Vaksinasi
Beberapa tindakan untuk mengatasi kegagalan program vaksinasi yang perlu
diketahui adalah (1) vaksin harus diperoleh dari sumber terpercaya, periksa batas
waktu pemakaian dan pilih vaksin yang masih panjang batas waktu pemakaiannya (2)
selama transportasi vaksin, hindarkan vaksin dari kontaminasi dan cahaya matahari.
Tindakan yang paling aman adalah menyimpan vaksin dalam termos atau ice box (3)
apabila vaksin disimpan, usahakan temperatur penyimpanan sesuai petunjuk pabrik.
Baca secara hati-hati petunjuk penyimpanan. Kadang-kadang antara vaksin dengan
pengencernya terpisah dan harus harus disimpan pada temperatur yang berbeda (4)
vaksinasi dilakukan saat udara dingin, yaitu pada pagi hari atau sore hari untuk
mencegah stres (5) monitoring kualitas pakan, jangan sampai mengandung
mikotoksin, karena mikotoksin dengan kadar 30 ppb akan menunrunkan
immunocompetence (6) pada vaksin yang dicampur air minum, maka perhitungan
volume air yang digunakan harus tepat, hal ini disesuaikan dengan umur ayam dan
kondisi iklim, karena konsumsi air bervariasi tergantung cuaca dan umur. Air yang
mengandung chlor atau desinfektan, harus dihindari. Vial vaksin harus dibuka di
dalam air minum untuk menghindari kontaminasi udara (7) dianjurkan diberi obat
cacing pada ayam grower dan finisher, kira-kira seminggu sebelum vaksinasi untuk
mencapai hasil yang optimal (8) bisa diberikan adjuvant atau immunomodulator
untuk mencapai immunocompetence yang diharapkan.
source :http://directory.umm.ac.id/
 

Apick_Aw0x'z Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger