Warung Bebas

Senin, 06 Agustus 2012

Pengertian Sosial


Pengertian Sosial
Di kehidupan kita sebagai anggota masyarakat istilah sosial sering dikaitkan dengan halhal
yang berhubungan dengan manusia dalam masyarakat, seperti kehidupan kaum
miskin di kota, kehidupan kaum berada, kehidupan nelayan dan seterusnya. Dan juga
sering diartikan sebagai suatu sifat yang mengarah pada rasa empati terhadap kehidupan
manusia sehingga memunculkan sifat tolong menolong, membantu dari yang kuat
terhadap yang lemah, mengalah terhadap orang lain, sehingga sering dikataka sebagai
mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Pada dunia pendidikanpun istilah sosial dipakai
untuk menyebut salah satu jurusan yang harus dipilih ketika memasuki jenjang sekolah
menengah atas atau pilihan ketika memasuki perguruan tinggi, dan jurusan tersebut
adalah jurusan yang berkaitan dengan segala aktivitas yang berkenaan dengan tindakan
hubungan antar manusia.
Lebih jauh lagi terdapat dua bidang ilmu yang ada di dunia ini yaitu ilmu
pengetahuan alam dan humaniora, kedua bidang tersebut mempunyai perbedaan kajian,
yaitu bahwa ilmu pengetahuan alam mengarah pada kajian-kajian yang bersifat alam dan
pasti, sedangkan humaniora berkaitan dengan kemanusiaan, atau sering orang
mengartikannya sebagai seni, bahasa, sastra. Sosial merupakan bidang yang berada di
antara humaniora dan ilmu pengetahuan alam. Atau juga Ilmu pengetahuan alam
dilawankan dengan ilmu pengetahuan sosial atau ilmu sosial.
Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan sosial dari kenyataan-kenyataan
tentang istilah tersebut di atas. Dilihat dari sasaran atau tujuan dari istilah tersebut yang
berkaitan dengan kemanusiaan, maka dapat diasumsikan bahwa semua pernyataan
tersebut pada dasarnya mengarah pada bentuk atau sifatnya yang humanis atau
kemanusiaan dalam artian kelompok, mengarah pada hubungan antar manusia sebagai
anggota masyarakat atau kemasyarakatan. Sehingga dapat dimaksudkan bahwa sosial
merupakan rangkaian norma, moral, nilai dan aturan yang bersumber dari kebudayaan
suatu masyarakat atau komuniti yang digunakan sebagai acuan dalam berhubungan antar
manusia.
Sosial disini yang dimaksudkan adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai acuan
dalam berinteraksi antar manusia dalam konteks masyarakat atau komuniti, sebagai acuan
berarti sosial bersifat abstrak yang berisi simbol-simbol berkaitan dengan pemahaman
terhadap lingkungan, dan berfungsi untuk mengatur tindakan-tindakan yang dimunculkan
oleh individu-individu sebagai anggota suatu masyarakat. Sehingga dengan demikian,
sosial haruslah mencakup lebih dari seorang individu yang terikat pada satu kesatuan
interaksi, karena lebih dari seorang individu berarti terdapat hak dan kewajiban dari
1 Dosen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Andalas, Padang; Dosen Sekolah Bisnis
Menejemen Institut Teknologi Bandung
2
masing-masing individu yang saling berfungsi satu dengan lainnya. Dalam konteks ini,
manusia diatur hak dan kewajibannya yang menunjukkan identitasnya dalam sebuah
arena, dan sering disebut sebagai status, bagaimana individu melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan apa yang telah ada dalam perangkat pedoman yang ada yang
dipakai sebagai acuan.
Dengan adanya pedoman yang menjadi acuan dalam bertindak dan berinteraksi
antar sesama manusia sebagai anggota masyarakat maka keharmonisan dan fungsi dari
masing-masing hak dan kewajibannya akan dapat terwujud dalam konteks nyata.
Perwujudan dari hak dan kewajiban berupa status tersebut dalam tindakan yang ada
disebut juga sebagai peran-peran yang tampak. Status dengan demikian merupakan
kumpulan dari hak serta kewajiban yang dikenakan pada seorang individu pada satu
arena tertentu dan suasana tertentu, artinya bahwa status seorang individu akan berlaku
pada satu arena tertentu dan tidak berlaku pada arena lainnya.
Dalam kehidupan suatu masyarakat atau komuniti, seorang individu akan
berhubungan dengan individu lain yang juga anggota masyarakat atau komuniti yang
bersangkutan, dan hubungan tersebut tidak hanya dalam satu arena tertentu saja akan
tetapi sangat berkaitan dengan kebutuhan dari manusia itu sendiri. Kebutuhan-kebutuhan
manusia dalam rangka kehidupannya terwujud dalam bentuk-bentuk mata pencaharian,
kesenian, bahasa dan struktur kemasyarakatan, kekerabatan, teknologi dan agama. Wujud
pelaksanaan kebutuhan tersebut merupakan elemen dalam kebudayaan manusia, oleh
karena itu masing-masing elemen tersebut memunculkan suasana-suasana tertentu yang
sesuai dengan aktivitasnya.
Dengan dasar suasana dan arena yang manusia tersebut harus terlibat, maka
otomatis, seorang individu sebagai anggota suatu masyarakat akan mempunyai banyak
status berkaitan dengan suasana dan elemen budaya yang ada.
Ketika Sudin sedang kesulitan uang untuk modal kerja, dia bermaksud untuk
menghubungi Hasan yang dikenal di kampungnya sebagai saudagar yang
berhasil dan sangat dermawan. Maka dicarilah kesempatan untuk bertemu
Hasan. Kebetulan, pada suatu sore Hasan datang ke rumah Sudin untuk
bertemu dengan Togob kakak Sudin yang mempunyai keahlian sebagai tukang
bangunan. Hasan pergi mengunjungi Togob karena Togob adalah temannya
bermain sejak kecil, dan sampai sekarang Hasan masih bersahabat dengan
Togob.
Hasan mengunjungi Togob untuk meminta tolong dibetulkan pagar rumahnya
yang rusak karena diseruduk kerbau. Mengetahui keperluan Hasan kepada
Togob, maka Sudin tidak jadi mengutarakan maksudnya untuk meminjam
uang kepada Hasan. Hal ini disebabkan karena Hasan tidak dalam posisi
sebagai saudagar yang sedang menjalankan aktivitasnya, akan tetapi sebagai
orang yang sedang meminta tolong.
Dari kisah di atas, maka dapat ditengarai bahwa Hasan menduduki dua status
yaitu sebagai saudagar kaya di kampung dan sebagai seorang penduduk kampung teman
Togob. Hasan dengan statusnya sebagai teman Togob, ia mewujudkan peranannya
meminta tolong kepada Togob, dan ketika sedang dalam suasana tersebut, Sudin tidak
3
mungkin mengalihkan peran Hasan menjadi seorang saudagar sekaligus dalam satu
waktu.
Seorang direktur sebuah perusahaan bernama Mikail, pada suatu waktu
Mikail sedang berbicara dengan kliennya bernama Samsudin, keduanya
terlibat pembicaraan mengenai perusahaan dalam konteks perdagangan.
Pada saat mereka berbicara, terdengar suara hand phone Mikail, kemudian
Mikail memegang hand phone tersebut dan menjawab salam dari suara orang
yang menelepon. Ternyata Mikail ditelepon oleh adiknya yang bernama
Raqib, dan menanyakan perihal ayah mereka, keduanya, Mikail dan Raqib
terlibat pembicaraan mengenai keluarga.
Dari kisah tersebut dapat kita tela’ah bahwa Mikail memerankan dua status
sekaligus dalam satu waktu, yaitu sebagai rekan kerja dari Samsudin dan kakak dari
Raqib. Dari kenyataan tersebut maka status akan terikat pada pranata apa yang mengikat
individunya dalam arena tertentu.
Kumpulan hak dan kewajiban atau status yang dipunyai oleh manusia tersebut pada
dasarnya dapat terbagi dalam dua bagian besar yaitu perolehan (ascribed) dan pencapaian
(achieved). Sebagai status perolehan, manusia tidak akan dapat merubahnya karena sudah
secara kodrati diterima. Status perolehan ini akan diwujudkan oleh individu yang
menyandangnya, seperti laki-laki dan perempuan, anak si Hasan, bapak si Togob, ibu si
Sudin, pemuda atau pemudi berusia 25 tahun, orang tua, anak-anak dan seterusnya.
Individu yang menyandangnya tidak akan dapat merubahnya, dan ini akan diwujudkan
dalam bentuk nyata sebagai peran-peran sesuai dengan status yang disandangnya.
Di pihak lain, status pencapaian adalah kumpulan hak dan kewajiban yang
disandang seseorang ketika orang tersebut berada pada status tertentu yang diperolehnya
sehingga orang tersebut akan merubah tindakan dan tingkah lakunya dengan dasar status
yang disandangnya, seperti seorang pemain badminton di sebuah kampung, dan karena
seringnya dia berlatih kemudian mengikuti pertandingan tingkat nasional dan menjadi
juara badminton tingkat nasional maka statusnya menjadi berubah, dari seorang pemain
badminton tingkat dusun menjadi seorang juara badminton nasional. Sehingga otomatis
tingkah laku dan tindakannya akan mengikuti hak dan kewajiban yang baru
disandangnya.
Sering terjadi pertentangan dari peran-peran yang dilakukan oleh dua orang
individu dalam satu arena interaksi.Pertentangan antar peran yang ada dalam individu
berkaitan dengan pola yang ada dalam masyarakat dapat menjadi permasalahan yang
dapat menganggu pola yang sudah ada sebelumnya seperti adanya nepotisme.
Mikail dan Raqib adalah dua orang kakak beradik, Mikail adalah seorang
pengusaha dan Raqib adalah seorang sarjana teknik lingkungan yang baru
lulus. Pada suatu waktu Mikail memerlukan seorang ahli mekanik untuk
keperluan beraktivitasnya perusahaan miliknya.
Dalam rangka tersebut, Mikail kemudian membuka peluang untuk penerimaan
tenaga kerja ahli untuk menangani bagian tersebut. Raqib kemudian
mendaftar di perusahaan Mikail. Sebelumnya ayah mereka selalu memberikan
pesan agar sesama saudara harus saling membantu.
4
Dari perjalanan penerimaan tenaga kerja, ternyata yang berhasil lulus hanya
dua orang yang memenuhi kualifikasi penyaringan ijazah (sarjana) dan
kemampuan umum (bahasa inggris, pengetahuan umum), seorang berlatar
belakang mekanik bernama Ayub dan seorang lagi Raqib. Dengan kondisi
demikian maka muncul kebimbangan dalam diri Mikail. Apabila menuruti
kepentingan perusahaan, maka yang berhak diterima adalah Ayub karena
sesuai dengan keperluan yang ada yaitu ahli mekanik, di pihak lain, Mikail
dibebankan oleh keluarganya agar sesama anggota keluarga harus saling
menolong, artinya dia harus menerima Raqib sebagai tenaga kerjanya
walaupun tidak sesuai dengan bidang yang ada.
Dari ceritera tersebut maka dapat dilihat bahwa Mikail menduduki dua status
sekaligus dalam satu waktu, sebagai pimpinan perusahaan atau sebagai kakak. Dengan
adanya dua status yang ada, maka otomatis akan terdapat beberapa peran yang saling
bertentangan satu dengan lainnya, peran-peran yang harus diwujudkan dalam konteks
statusnya sebagai kakak dan peran-peran dalam konteks statusnya sebagai pimpinan
perusahaan.
Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa satu status akan terdiri dari banyak
peran atau peranan. Peran-peran yang diwujudkan oleh individu akan berupa tindakantindakan
yang terkait dengan pranata sosial yang melingkupinya. Dalam konteks di atas
apakah Mikail mewujudkan peran berkaitan dengan pranata keluarga, atau berkaitan
dengan pranata mata pencaharian. Dari kenyataan tersebut maka tindakan yang muncul
akan dapat menggambarkan sedang mewujudkan pranata sosial apa si individu yang
berinteraksi tersebut.
Untuk menggambarkan kehidupan suatu masyarakat, atau untuk menerapkan
suatu bentuk pembangunan guna meningkatkan kehidupan masyarakat maka perlu
adanya penelaahan terhadap sosial. Dalam konteks ini, sosial hanya dapat dipahami
dengan melihat wujud nyatanya berupa tindakan-tindakan yang tampak yang
dimunculkan oleh individu-individu sebagai anggota masyarakat yang bersangkutan.
Dengan melihat dan mengidentifikasi tindakan-tindakan yang tampak maka kita dapat
merekonstruksi pola-pola yang menyebabkan munculnya tindakan yang bersangkutan.
Pola-pola yang terwujud tersebut akan mengacu pada pranata sosial yang membentuknya.
Pola-pola yang muncul dari pemahaman terhadap tindakan yang muncul yang
digambarkan oleh individu-individu sebagai anggota masyarakat pada dasarnya tidak
dapat dipahami dari sudut pandang peneliti dari luar masyarakat yang bersangkutan. Oleh
karena itu untuk dapat memahami pola-pola yang berupa sosial dalam masyarakat perlu
bagi orang luar masyarakat untuk dapat hidup dan tinggal bersama masyarakat yang
ditelitinya agar makna dari sosial yang berlaku dapat dipahami dengan mudah.
Biasanya untuk memudahkan suatu program pengembangan masyarakat hal yang
paling cepat memberikan hasil adalah dengan mengidentifikasi masalah sosial yang
muncul dalam kehidupan masyarakat. Dengan melihat masalah sosial berarti akan
tampak ketimpangan-ketimpangan tindakan-tindakan yang dapat dikatakan melanggar
‘pakem’ atau pola yang sudah ada dalam masyarakat. Sehingga dengan demikian
penggambaran suatu bentuk kehidupan sosial masyarakat dapat diidentifikasikan dengan
jelas dan fungsional dalam sistem yang sudah ada dan bekerja sebelumnya.
5
Pemetaan sosial pada dasarnya adalah usaha untuk menggambarkan,
mendeskripsikan mengidentifikasikan norma-norma, moral, nilai dan aturan yang
digunakan oleh manusia sebagai anggota masyarakat untuk mengatur hubungan interaksi
yang terjadi di dalamnya. Norma, moral, nilai dan aturan yang terwujud dalam konteks
masyarakat biasanya berupa pranata-pranata yang berlaku dalam masyarakat dan
bersumber dari kebudayaan yang dipakai oleh masyarakat yang bersangkutan, sehingga
bersifat abstrak.
Usaha melakukan pemetaan sosial dapat dilakukan dengan berbagai cara atau
metode penjaringan data atas gejala yang tampak, yaitu bisa dengan cara kuantitatif atau
juga dengan kualitatif. Tetapi agar supaya gejala sosial yang diidentifikasi tersebut dapat
tergambar dengan jelas dan berkaitan dengan kebudayaan yang dipegang oleh masyarakat
yang bersangkutan, maka akan lebih baik lagi menggunakan metode kualitatif yang berisi
tentang kualitas dari data yang diperoleh.
Walaupun demikian, data-data sekunder tetap diperlukan untuk melihat
perkembangan secara historis keadaan kenyataan yang terdeteksi dan pengalaman dari
masyarakat dalam menghadapi keadaan-keadaan nyata yang pernah dialaminya.
Kejadian-kejadian nyata yang dialami oleh anggota masyarakat biasanya tercatat dalam
buku catatan yang bersifat permanen dan berisi tentang data-data empiris pada masanya.
Catatan-catatan ini biasanya berkenaan dengan jumlah penduduk, kepadatan penduduk,
pola migrasi, angka kematian dan kelahiran serta kepemilikan yang ada pada masyarakat.
Kedua data ini yaitu kualitatif dan kuantitatif menjadikan penggambaran
kehidupan masyarakat dapat bersifat menyeluruh atau holistik. Yaitu menggambarkan
secara keseluruhan aspek dari keadaan masyarakat dari setiap pranata yang ada di
dalamnya. Selain penggambaran keadaan masyarakat secara keseluruhan baik secara
diakronis atau historis juga tergambar secara sinkronis atau fungsional hubungan antar
pranata yang berlaku di dalamnya yang berisi tentang kebiasaan-kebiasaan dari anggotaanggota
masyarakat dalam mewujudkan status dan perannya dalam setiap pranata yang
berlaku.
Pemetaan sosial secara mendalam sering dilakukan oleh para peneliti sosial
khususnya antropologi dalam menggambarkan kehidupan secara menyeluruh suatu
masyarakat sukubangsa dengan mengorbankan waktu bertahun-tahun untuk tinggal
bersama masyarakat yang ditelitinya. Usaha yang dilakukan oleh para antropolog tersebut
dapat dikatakan sebagai sebuah data etnografi.
Arti & Definisi Masalah Sosial
Kata-kata masalah sosial rasanya bukan suatu yang ganjil bagi kita, kata-kata itu sudah
sangat umum sekali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Hampir setiap kali kita
membaca surat kabar, menyaksikan berita di televisi, atau mendengarkanya melalui radio
saat perjalanan kita ke tempat pekerjaan, kata-kata masalah sosial seringkali hadir,
bahkan banyak kejadian yang ada di sekitar kita sering disebut dengan masalah sosial
apabila berkenaan dengan kehidupan manusia, dan bahkan yang berkaitan jauhpun
6
seperti adanya banjir tahunan di Jakarta atau kebakaran hutan di suatu daerah sering
disebut sebagai masalah sosial sebagai alternatif penyebutan selain dari masalah
lingkungan.
Umumnya hal-hal yang seringkali kita sebut sebagai masalah sosial itu berkaitan
dengan keadaan atau kondisi yang berkaitan dengan kriminal, seperti pencurian,
perampokan, pemerkosaan, pembunuhan dan bahkan pelacuran, korupsipun dimasukkan
sebagai kondisi kriminal. Atau sering juga masalah sosial tersebut berkenaan dengan
masalah yang berkaitan dengan kodisi sosial yang menyangkut keberadaan individuindividu
dalam masyarakat yang berkaitan dengan kondisi keterpurukan kesejahteraan
kehidupan masyarakat, seperti kemiskinan, ketertinggalan tingkat pendidikan,
pengangguran, pemutusan hubungan kerja (PHK), penyebaran penyakit, kecenderungan
bunuh diri, penyalahgunaan obat-obatan atau narkotika. Ada juga yang
mengkategorisasikan masalah sosial sebagai suatu masalah yang berkaitan dengan
penguasaan atau wewenang seseorang atau kelompok, seperti berkaitan dengan politik
tertentu, penguasaan orang atau sekelompok orang terhadap kehidupan kelompok orang
yang lain, pendominasian aturan-aturan dalam kehidupan dan biasanya pendominasian
pada bidang ekonomi.
Masalah penyakit menular yang disebabkan dari kondisi binatang ternak seperti
flu burung (avian flu) juga dimasukkan sebagai sebuah masalah sosial dan hal ini banyak
disebabkan karena dampaknya yang sangat meluas pada kehidupan manusia secara
umum. Keadaan tersebut menyebabkan kekawatiran dari kehidupan sebagian besar
anggota masyarakat akan adanya jenis penyakit menular tersebut.
Konflik antar sukubangsa, atau konflik antar anggota kelompok permukiman yang
terjadi di masyarakat atau komuniti, atau konflik antar kelompok pola hidup yang
berbeda seperti antara kegiatan industri dengan komuniti lokal yang berbeda mata
pencaharian sering juga dianggap sebagai masalah sosial. Hal ini berkaitan dengan
perbedaan kepentingan dari kelompok-kelompok tersebut, dan bahkan sering masalah
politik adalah juga masalah sosial. Kenyataan-kenyataan ini mendorong istilah-istilah
yang muncul seperti masalah sosial ekonomi, masalah sosial politik, masalah sosial
agama dan seterusnya.
Bahkan terdapatnya usaha untuk mengelompokkan masalah ‘kemasukan’ nya
anak-anak murid sekolah menengah atas di suatu daerah yang berakibat mengamuknya
anak-anak murid tersebut tanpa sebab yang jelas sebagai suatu bentuk masalah sosial.
Tampaknya semua masalah sosial yang telah diidentifikasi secara umum di atas
merupakan sebuah gejala yang selalu berkaitan dengan manusia, apakah kondisi
kesejahteraan, tingkah laku ataupun pengetahuan manusia itu sendiri. Semua hal tersebut
terlihat selalu berkaitan dengan manusia.
Dengan beragamnya kondisi masyarakat berkenaan dengan hambatan-hambatan
dan kelancaran kehidupan manusia itu sendiri, maka sebenarnya apa yang disebut sebagai
masalah sosial itu?. Ternyata untuk memberikan definisi dari masalah sosial ini tidak
semudah menyebut kata-katanya. Belum ada definisi yang baku yang bisa menjelaskan
secara gamblang apa yang disebut dengan masalah sosial. Namun beberapa ahli sosial
mencoba atau berusaha untuk menterjemahkan kata-kata masalah sosial. Diantaranya
seperti yang disebutkan di bawah ini.
7
Birenboum dan Sagarin (1972) dalam Spector and Kitsuse menyebutkan bahwa
masalah sosial ada atau muncul ketika suatu masyarakat tertentu, atau paling tidak
sebagian orang dalam komuniti tersebut, merasa dipecah belah atau terancam atau merasa
terganggu dalam menjalankan aktivitas atau praktek-praktek kehidupannya yang berlaku
dalam masyarakat tersebut.
Sedangkan Raab dan Selznick mencoba menterjemahkan arti masalah sosial
dengan lebih menyoroti kata-kata masalah sosial sebagai cerminan dari ganggungan
terhadap ”good will” yang menjadi perhatian dari sebuah komuniti tersebut. Adanya
gangguan terhadap jalannya suatu proses tindakan yang mengarah pada keinginan
sekelompok orang.
Definisi lain juga diberikan oleh Richard and Myer yang menyebutkan bahwa
masalah sosial adalah suatu kondisi yang didefinisikan oleh suatu komuniti atau
sekelompok orang sebagai sebuah penyimpangan dari suatu norma atau nilai sosial yang
sangat dihargai atau yang dianggap penting. Maksudnya adalah kondisi yang ada di
lingkungan masyarakat tertentu dipahami berbeda oleh sekelompok individu yang juga
anggota masyarakat yang bersangkutan dan akan tetapi mempunyai perbedaan
pemahaman terhadap gejala yang tampak nyata, sehingga hasil pemahaman tersebut
menimbulkan ketegangan-ketegangan dengan kelompok sosial lainnya, dan ini
menciptakan suatu bentuk persaingan dan bahkan konflik. Perbedaan-perbedaan
pemahaman yang digunakan oleh individu-individu yang bersangkutan, pada dasarnya
dipengaruhi oleh adanya strata sosial yang menjadi bagian dalam masyarakat. Artinya
bahwa individu dari starta sosial tertentu akan berbeda pemahamannya terhadap gejala
sosial yang tampak bila dibandingkan dengan individu lain dari strata sosial yang lain
padahal mereka berasal dari masyarakat yang sama.

source : PRANATA SOSIAL Oleh Dr. Bambang Rudito1
pengertian www 

0 komentar em “Pengertian Sosial”

Posting Komentar

 

Apick_Aw0x'z Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger