Warung Bebas

Sabtu, 19 November 2011

Bank Tolak Miskin

Bank Tolak Miskin, bagiamana menurut Anda, mohon jangan salah persepsi dulu ya, dibaca samapi tuntas baru nanti keluarkan persepsi Anda he...he...Di daerah Jawa Timur tepatnya di Kota Surabaya, di Kampoeng Ilmu ada sebuah Bank Swadaya masyarakat yang di namai "Bank Tolak Miskin" kok bisa. Ya Tekad kemandirian untuk bertahan hidup, membuat sejumlah penghuni Kampoeng Ilmu membuat inovasi dengan melakukan kebiasaan yang produktif untuk tujuan kebersamaan.



Inspirasi nyata dalam masyarakat yang ingin merubah nasib dan menjadi sukses. Sebuah potret mayarakat yang perlu di jadikan teladan untuk kita semua. Kehidupan di Kampoeng Ilmu mencerminkan kehidupan untuk kebersamaan dan ekonomi kerakyatan. Atas dasar itulah dibentuklah sebuah lembaga keuangan yang menopang sendi perekonomian di Kampoeng Ilmu. Saya berfikir Andaikan para pemimpin negeri ini mau dan mendukung kebersamaan dan ekonomi kerakyatan bukan mustahil lho yang namanya, kemiskinan, kesenjangan sosial, demo demo karena maslah perut, korupsi dll deh, akan bisa di entaskan secara perlahan namun pasti (berharap dan sok tahu).



Pendanaan bank ini bersumber dari penghuni Kampoeng Ilmu atau permodalan bersumber dari anggota. Jadi gampangnya iuranlah dan di kumpulkan untuk di kembangkan, benar benar kreatif dan inovatif. Dan kreatifitas seperti inilah yang bisa membantu khalayak untuk bisa membenahi tuntutan hidup, bukan kreatifitas yang membuahkan masalah.



Kordinator Kampoeng Ilmu Budi Santoso mengatakan berdirinya bank ini dipicu dari kesulitan permodalan pascarelokasi pedagang pada 2008 lalu. "Akhirnya SPKLB (Serikat Pedagang Kaki Lima Bubutan) membentuk sebuah bank sebagai lembaga keuangan untuk menopang kesulitan uang para pedagang. Pendanaannya bersumber dari urunan para pedagang setiap hari," kata Budi sang kordinator Kampoeng Ilmu. Ada sekira 56 pedagang buku di Kampoeng Ilmu yang menyumbang sebesar Rp1.000 per hari. Budi menceritakan, saat ini sudah terkumpul uang di bank tersebut sebesar Rp183 juta.



Sistem yang digunakan adalah kepercayaan. Pedagang yang butuh uang hanya datang ke bank. Karena berbentuk bank, maka ada sistem bunga yang diberlakukan. Bunga untuk setiap pinjaman hanya Rp1.000 per dua pekan. Bayangkan jika Anda meminjam uang di Bank Komersial, berapa bungannya, di jamin bukan tolak miskin tapi pasti miskin he...he...



"Katakan jika ada yang pinjam Rp1 juta maka dalam dua minggu harus dikembalikan Rp1.000," terang pria asal Jember ini. Mohon pendapatnya ya (ngarep bangets)



Bank Tolak Miskin ini dikelola oleh sekretaris Kampoeng Ilmu yang dibantu dua orang staf yang tak lain juga dari para pedagang buku. Perputaran ekonomi di Kampoeng Ilmu kian menggeliat seiring banyaknya pengunjung yang datang. Dalam satu hari perputaran uang mencapai Rp16 juta. Jumlah tersebut jika dipukul rata setiap kios menjual Rp250 ribu per hari. "Dengan melihat pertumbuhan ekonomi di kampoeng ilmu ini, dalam 1-2 tahun ke depan uang di Bank Tolak Miskin akan mencapai Rp1 milliar," ucap Budi penuh optimis. Hasil 1M bukan tuntutan 2M he...he...



Pernah suatu ketika ada sebuah bank ternama di Indonesia menawarkan kerja sama untuk penambahan modal di Bank Tolak Miskin ini, namun tawaran tersebut ditolak. Alasannya sederhana, jika bank tersebut masuk secara tidak langsung nuansa Kampoeng Ilmu yang diusung lama-kelamaan akan terkikis. "Bank itu juga menawarkan akan menempatkan sejumlah pegawainya itu stand by di Bank Tolak Miskin, kami tetap menolak," kata bapak dua anak ini.



Semoga coretan ini bisa membangunkan harapan dan memberikan inspirasi untuk kita selalu kreatif dan mau berinovasi untuk sukses, karena sukses itu seperti sebuah pola, dan Andalah yang akan menentukan pola sukses untuk Anda sendiri. Salam sukses selalu.



Referensi dari Okezone.com
 

Apick_Aw0x'z Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger