Warung Bebas
Tampilkan postingan dengan label Cara Cara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cara Cara. Tampilkan semua postingan

Jumat, 24 Agustus 2012

Cara Menghilangkan Goresan Cat Mobil

Cara Menghilangkan Goresan Cat Mobil akan saya share dalam postingan kali ini, mungkin anda merasa ga nyaman ketika meliat cat mobil anda tergores, kepikiran oleh anda mungkin membawa mobil anda ke tempat pengecatan mobil, Tapi untuk sekarang Anda tak usah khwatir karena sudah ada cara cukup praktis untuk Cara Menghilangkan Goresan Cat Mobil

Anda tak perlu mengeluarkan Uang Beratus-ratus ribu atau berjuta-juta cukup dengan menggunakan pasta khusus penghilang Goresan Cat Mobil yang dijual di salah satu toko online Yang INI Jangan khwatir transaksi aman ga takut ketipu dikarenakan Toko online ini sudah terpercaya dan menggunakan sytem pembelian Yang aman dengan System Rekening bersama.

Spidol Ajaib  ini dapat menghilangkan baret mobil atau  Goresan Cat Mobil atau juga yg ada pada kenderaan anda dengan mudah, tinggal di “tulis” diatas permukaan kendaraan yg terkena baret atau lecet, sangat gampang digunakan. pasta ini digunakan pada baret yg belum sampai menembus cat, yang masih diatas vernis. Bisa juga diaplikasikan pada baret yang ada diatas permukaan cat pada bahan besi atau plastik.
“Sifatnya permanen, tahan air, dapat dipakai untuk segala jenis warna cat”
Mobil / sepeda motor anda baret?? bingung gimana cara menghilangkan baret mobil / sepeda motor ?? kini ada menghilangkan lecet dengan mudah, tinggal di “tulis” diatas baret/lecet.bentuknya seperti pen dan gampang digunain
inti cara kerja dari Spidol Ajaib itu melapisi lapisan vernis mobil yang kegerus gan, jadi selama baret gak ampe ngikis cat dasar masih bisa dipake, kalo udah ampe kegerus catnya gak bs ya gan

SEBELUM

 SESUDAH

SEBELUM

 SESUDAH

Cara pakai :
- Didalam box ada 2 mata pen, 1 buat cadangan.
- Pasang salah satu mata pen kedalam lobang pen.
- Sebelum dipakai, dalam keadaan tertutup kocok pasta nya, lalu buka tutupnya dan tekan mata pena, pakai jari jg boleh, beberapa kali sampe mata pena jadi basah, INGAT..!!! sampai seluruh mata pena basah seluruhnya, baru boleh dipakai.
- Sebelumnya bersihkan permukaan kendaraan yg hendak dioles.
- Kemudian oleskan pennya (yg sudah basah tadi) ke permukaan kenderaan yg lecet.
- Setelah itu lap dengan kain bersih.
* jangan biarkan spidol dalam keadaan terbuka dalam waktu yg lama krn akan mengeras. Setelah dipakai harap segera ditutup.
Pertanyaan yg biasa di tanyakan tentang produk inii :
1. itu cmn bs dpake di bagian lecet tipis aj ya? kl agak dalam bagaimana bekas baret nya?
Jawab : diaplikasiin buat baret mobil / kendaraan lain yg belom sampe nembus cat gan, yang masih diatas vernis, jadi menutup lapisan pernis yg baret pake cairan pasta
2. bs diaplikasikan di bahan besi n plastik ya? jd kyk kap mesin n bemper nya jg gtu
jawab : di besi atau plastik sama aja gan, soalnya kan sama2 dah di cat, jd pada dasarnya aplikasinya diatas cat
3. itu permanen kan gan? jd kl kena panas atw kena cuci bagian yg sudah di “spidolin” tidak bekas, hilang, atw belang gt?
jawab : sifatnya permanen, kalo lukanya rada dalem dipake beberapa x buat hasil maksimal dalam waktu bbrp saat (ada cara pakenya di balik packing)
4. itu bs untuk warna apa aja gan??
jawab : bisa untuk semua warna, karena semua warna mobil ada lapisan vernisnya, jd yg dilapisin warna vernis alias bening gan
Untuk video penggunaan bisa di lihat  :


Menghilangkan baret mobil / kendaraan lainnya tanpa pergi ke bengkel & menunggu lama. Tinggal goreskan pena ini ke tempat baretnya, maka baret akan hilang. SILAHKAN yang membutuhkannya bisa dibeli DISINI

semoga artikel Cara Menghilangkan Goresan Cat Mobil ini bermanfaat untuk Anda dan ane Amiiin





Kamis, 23 Agustus 2012

CARA MENGUSIR TIKUS

CARA MENGUSIR TIKUS sudah sebaiknya Anda ketahui terutama bagi Anda yang dirumahnya banyak tikus, sementara tikus itu sangat berbahaya untuk kesehatan, mungkin anda telah mencoba mempraktekan CARA MENGUSIR TIKUS dari temen ataup tetangga tapi mungkin ada yang berhasil tapi ada juga yang tidak. Yang sudah umum dilakukan untuk mengusir tikus adalah dengan lem tikus, perangkap tikus tapi biasanya cuma effectif dihari pertama dan kedua, entah kenapa seolah tikus itu pintar pada hari ketiga tidak ada lagi tikus yang masuk perangkan lem dan perangkap tikus, tikus jalan-jalan dan ngumpet di tempat lain celakanya masih di rumah anda sendiri

Bagi Anda yang Kesulitan dalam hal CARA MENGUSIR TIKUS okelah saya bantu dengan tips berikut , semoga setelah membaca tips mengusir tikus berikut tidak ada lagi tikus yang nongkrong dirumah anda berikut adalah tips CARA MENGUSIR TIKUS :
 


1. Bagi anda yang mempunyai Rizki yang lebih, tidak ada salahnya membeli Alat Pengusir tikus, biar praktis dan Rumah anda terbebas dari tikus salah satu toko online terpercaya yang menjual alat pengusir tikus adalah disini  alatnya sepert ini
, tenang saja Transaksi aman anda tidak usahh kwatir tertipu karena toko online ini sudah menggunakan sytem rekening Bersama jadi uang anda aman.

2. bagi anda yang tidak mampu membeli alat pengusir tikus bisa menggunakan kulit atau cangkang tikus caranya tinggal letakan kulit durian di tempat persembunyian dan jalan yang sering dilalui tikus

 


Pesan Sponsor :




3. CARA MENGUSIR TIKUS dengan buah mengkudu caranya gampang saja letakan buah mengkudu yang telah dipotong di tempat tikus sering lewat, tikus akan takut karena bau buah mengkudu tidak disukai tikus.


4. Dengan kapur barus caranya sebarkan kabur barus yang sudah hancur ke tempat tempat tikus pada ngumpul


5. dengan racun tikus cara ini saya tidak menganjurkan karen beresiko takutnya ada racun tikus kemakan anak atau saudara kita, akibatnya bisa patal bahkan bisa menyebabkan kematian.

Pesan Sponsor :

6. jagalah kebersihan rumah dari debu , kotoran dan sampah jangan ada sedikitpun sampah makanan yang bercecer, kalo rumah anda bersih banget tikus juga enggan bertamu ke rumah anda. Demikian artikel CARA MENGUSIR TIKUS semoga bermanfaat bagi kita ya amiin

Kamis, 09 Agustus 2012

Cara Ganti Dns

Cara Ganti Dns bagi sahabat yang belum pernah melakukannya mungkin sangat kesulitan untuk melakukannya, untuk itu saya mau share Cara Ganti Dns,

Cara Merubah DNS Server - Windows XP

DNS atau singkatan dari Domain Name System adalah sistem yang dirancang untuk "menerjemahkan" alamat IP dari berbagai situs dan berbagai layanan Internet untuk nama host dan sebaliknya. DNS tersedia di seluruh asosiasi pengguna internet dan provider penyedia jasa internet.
Biasanya, server DNS secara otomatis ditetapkan ke PC, perangkat router atau lainnya yang digunakan untuk terhubung ke Internet (seperti Smartphone) saat sambungan dibuat melalui ADSL, ISDN, 56K, dll.

Berikut saya sharing cara merubah DNS untuk perangkat PC/NB yang menggunakan operating system windows XP:
1. Buka Control panel dan double Klik Network Connection


2. Pada list conection yang aktif, klik kanan dan pilih properties, akan muncul pop up jendela baru
3. Pada tabulasi General, klik bagian Internet Protocol (TCP/IP), klik properties.
4. Akan ada 2 area, area atas adalah untuk setting IP address, subnet dan gateway. Untuk yang menggunakan fasilitas DHCP dapat dipilih yang obstain.
Area bawah adalah untuk setting/configure DNS. Agar DNS dapat diisi sesuai keinginan/server kita, pilih radio button "use the following DNS server adresses" dan masukan IP addressnya.
5. Konfirmasi settingan dengan klik OK.
6. Tutup semua jendela, untuk applying DNS yang baru kita masukan lakukan restart komputer/ restart service "DNS Client" pada menu services.msc
Semoga bermanfaat. source:

Cara Merubah DNS Server - Windows XP

DNS atau singkatan dari Domain Name System adalah sistem yang dirancang untuk "menerjemahkan" alamat IP dari berbagai situs dan berbagai layanan Internet untuk nama host dan sebaliknya. DNS tersedia di seluruh asosiasi pengguna internet dan provider penyedia jasa internet.
Biasanya, server DNS secara otomatis ditetapkan ke PC, perangkat router atau lainnya yang digunakan untuk terhubung ke Internet (seperti Smartphone) saat sambungan dibuat melalui ADSL, ISDN, 56K, dll.

Berikut saya sharing cara merubah DNS untuk perangkat PC/NB yang menggunakan operating system windows XP:
1. Buka Control panel dan double Klik Network Connection


2. Pada list conection yang aktif, klik kanan dan pilih properties, akan muncul pop up jendela baru
3. Pada tabulasi General, klik bagian Internet Protocol (TCP/IP), klik properties.
4. Akan ada 2 area, area atas adalah untuk setting IP address, subnet dan gateway. Untuk yang menggunakan fasilitas DHCP dapat dipilih yang obstain.
Area bawah adalah untuk setting/configure DNS. Agar DNS dapat diisi sesuai keinginan/server kita, pilih radio button "use the following DNS server adresses" dan masukan IP addressnya.
5. Konfirmasi settingan dengan klik OK.
6. Tutup semua jendela, untuk applying DNS yang baru kita masukan lakukan restart komputer/ restart service "DNS Client" pada menu services.msc
Semoga bermanfaat:

Cara Merubah DNS Server - Windows XP

DNS atau singkatan dari Domain Name System adalah sistem yang dirancang untuk "menerjemahkan" alamat IP dari berbagai situs dan berbagai layanan Internet untuk nama host dan sebaliknya. DNS tersedia di seluruh asosiasi pengguna internet dan provider penyedia jasa internet.
Biasanya, server DNS secara otomatis ditetapkan ke PC, perangkat router atau lainnya yang digunakan untuk terhubung ke Internet (seperti Smartphone) saat sambungan dibuat melalui ADSL, ISDN, 56K, dll.

Berikut saya sharing cara merubah DNS untuk perangkat PC/NB yang menggunakan operating system windows XP:
1. Buka Control panel dan double Klik Network Connection


2. Pada list conection yang aktif, klik kanan dan pilih properties, akan muncul pop up jendela baru
3. Pada tabulasi General, klik bagian Internet Protocol (TCP/IP), klik properties.
4. Akan ada 2 area, area atas adalah untuk setting IP address, subnet dan gateway. Untuk yang menggunakan fasilitas DHCP dapat dipilih yang obstain.
Area bawah adalah untuk setting/configure DNS. Agar DNS dapat diisi sesuai keinginan/server kita, pilih radio button "use the following DNS server adresses" dan masukan IP addressnya.
5. Konfirmasi settingan dengan klik OK.
6. Tutup semua jendela, untuk applying DNS yang baru kita masukan lakukan restart komputer/ restart service "DNS Client" pada menu services.msc
demikian artikel  Cara Ganti Dns
Semoga ada manfaatnya 

source : http://agungfebri.blogspot.com

Rabu, 08 Agustus 2012

CARA PENULISAN ILMIAH

CARA PENULISAN ILMIAH

Tujuan Session ini
Setelah pelatihan selesai, Anda
diharapkan dapat menjawab …..
Tata cara penulisan ilmiah
1. Perlukah kecermatan
penggunaan Bahasa Indonesia
dalam penulisan ilmiah?
2. Bagaimana Tata Cara Penulisan
Ilmiah?
3. Bagaimana pengetikan dan
format laporan hasil
penelitian?
4. Bagaimana menulis judul?
Tata cara penulisan ilmiah
5. Bagaimana menyajikan gambar dan
tabel?
6. Bagaimana menyajikan kutipan?
7. Apa Manfaat dan bagaimana penulisan
catatan kaki?
8. Bagaimana menulis daftar
kepustakaan?
9. Penulisan nama pada daftar
kepustakaan, bagaimana sebaiknya?
10. Bagaimana perbedaan penulisan
catatan kaki dan daftar pustaka?
Diperlukan kecermatan penggunaan
Bahasa Indonesia dalam penulisan
ilmiah, karena ………
Meskipun bahasa Indonesia sudah
biasa dipakai dalam kehidupan
sehari-hari, tetapi sering tidak
mudah untuk mengungkapkannya,
terlebih lagi penulis kurang
memahami kaidah-kaidah bahasa
Indonesia
Sering dilupakan perbedaan antara
paragraf dan kalimat
Sesungguhnya…..
Sebuah kalimat dalam tulisan tidak berdiri
sendiri, melainkan kait-mengait dengan
kalimat lain guna membentuk paragraf
Paragraf merupakan satuan kecil sebuah
karangan yang membangun satuan
pikiran sebagai bagian dari pesan yang
disampaikan oleh penulis dalam
karangannya.
Dapat dikatakan bahwa menulis karangan
yang baik sesungguhnya pekerjaan
menulis dan merangkai paragraf dengan
baik.
Pedoman umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan berdasar Kepmen
P&K Nomor 0543a/U/1987
”secara rinci menjelaskan tatacara
pemenggalan kata, pemakaian huruf
kapital dan huruf miring, penulisan kata,
ejaan dan peristilahan. Setidak-tidaknya
pedoman tersebut dipunyai dan selalu
dipakai oleh seseorang dalam menulis
karya ilmiah”.
Tata Cara Penulisan Ilmiah
tidak didasarkan pada isi materi yang disajikan
tetapi juga pada tampilan atau wujud fisik karya
tulis tersebut.
Tampilan fisik dapat dinilai dari format, tata cara
dan bentuk penyajian, kerapian dan kesesuaian
penyajian dengan tata aturan penulisan ilmiah
yang berlaku.
Terdapat beberapa variasi dalam wujud fisik
penyajian karya tulis ilmiah, namun pada
prinsipnya tidak jauh berbeda. Yang penting
adalah konsistensi terhadap aturan yang dipakai.
Cara pengetikan dan format laporan
hasil penelitian
Umumnya laporan penelitian, ditulis
diatas kertas warna putih jenis HVS 80
gram, ukuran 21,5 x 28 cm (atau sering
disebut ukuran kertas kuarto).
Pengetikan menggunakan jenis huruf
tertentu (umumnya jenis pica) yang
dilakukan hanya pada satu sisi kertas,
jadi tidak bolak-balik.
pengantar tulisan
terdiri dari kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak, diberi
nomor halaman dengna angka romawi kecil (i, ii,
iii,.......dstnya). selanjutnya, mulai dari pendahuluan
(bab I) sampai halaman terakhir digunakan angka
Arab (1,2,3,...dstnya).
Nomor halaman dituliskan ditengah atau disudut
kanan atas halaman. Pada halaman yang
mempunyai judul bab, nomor halaman diletakkan
dibagian bawah halaman, baik ditengah ataupun
dikanan bawah. Bagi nomor yang diketik ditengah
halaman, jarak dari atas atau bawah halaman
adalah 1,5 cm, dan bagi nomor yang diletakkan di
kanan atas atau bawah diletakkan lurus dengan
batas ketikan tepi kanan.
margin
Batas – batas pengetikan pada kertas ialah:
dari tepi kiri 4 cm, dari tepi kanan 3 cm,
dari batas atas 4 cm sedangkan tepi
bawah 3 cm.
Jarak antara baris adalah 1,5 spasi atau dua
spasi, kecuali inti kutipan langsung, judul,
daftar tabel maupun gambar, dan daftar
pustaka yang menggunakan 1 spasi.
Cara menulis judul
Menyesuaikan dengan pedoman
penulisan yang telah ditetapkan
oleh instansi pemberi tugas (bila
ada).
Bila tidak, pedoman berikut dapat
dipakai sebagai pegangan...
Judul Bab
ditulis dengan huruf besar, tebalkan dan
diatur sedemikian rupa sehingga letaknya
simetris ditengah halaman. Umumnya
judul diletakkan dihalaman baru. Jarak
antara judul dengan teks diberi jarak 4
spasi.
Judul tidak boleh ditempatkan dalam
tanda kurung, tanda kutip, diberi garis
bawah dan tidak boleh diakhiri dengan
tanda titik.
Judul Sub Bab
dimulai dengan huruf kapital (huruf
besar), kecuali kata penghubung dan kata
depan, dan semuanya diberi garis bawah
(dengan menggunakan komputer,
pemakaian garis bawah digantikan
dengan penebalan pengetikan). sub judul
tidak diakhiri dengan tanda titik.
Terdapat dua pendapat dalam
menempatkan sub judul, yakni dituliskan
simetris ditengah halaman atau dituliskan
rata kiri setelah nomor urut sub judul.
Judul sub-sub Bab
diketik rata kiri setelah nomor sub
judul. Kalimat dimulai huruf besar
(hanya huruf awal kalimat saja),
diberi garis bawah atau ditebalkan,
serta diakhiri dengan titik.
Kalimat pertama setelah judul, sub
judul, maupun sub-sub judul
dimulai dengan alinea baru.
menyajikan gambar dan tabel
Tulisan ilmiah umumnya dilengkapi dengan gambar,
tabel, rumus-rumus atau persamaan – persamaan,
yang diletakkan simetris terhadap tepi kiri dan
kanan kertas.
Setiap tabel dan gambar harus diberi nomor urut
dan judul. Nomor urut menggunakan angka dua
Arab yang dipisahkan oleh tanda titik titik.
Angka pertama menunjukkan pada bab berapa tabel
atau gambar itu berada, sedang angka kedua
menunjuk pada nomor urut tabel atau gambar
tersebut di bab yang bersangkutan, misalnya:
Gambar 2.1 artinya gambar pertama pada bab 2;
tabel 3.4 artinya tabel keempat yang ada di bab 3.
nomor persamaan yang berbentuk matematis,
ditulis dengan angka Arab didalam kurung dan
diletakkan dibatas tepi kanan.
Judul tabel
ditulis setelah nomor tabel dengan huruf kecil,
dan ditempatkan simetris di atas tabel tanpa
diakhiri dengan titik. Garis atas tabel dibuat
rangkap atau tebal, sedangkan garis bawah
hanya satu.
Jika tabel itu mempunyai catatan (menyatakan
sumber acuan, menjelaskan singkatan yang tidak
umum) dituliskan di bawah tabel, rata kiri. Untuk
menghindari kekeliruan catatan tabel ditandai
dengan bintang, asterik, atau huruf. Hanya
catatan untuk judul tabel ditempatkan di tepi
bawah halaman
tabel dipenggal
Usahakan tabel jangan dipenggal, bila hal itu
terjadi, lanjutan tabel diletakkan pada halaman
berikutnya, dengan nomor tabel dan kata
”lanjutan” dibelakangnya (contoh: TABEL 3.2
lanjutan).
Tabel terdiri dari kolom-kolom yang harus diberi
nama dan pembatas yang tegas. Kalau jajaran
kolom ini lebih panjang dari lebar kertas, maka
bagian atas tabel sebaiknya diletakkan di sebelah
kiri kertas, sedangkan tabel yang sangat lebar
dan panjang (sehingga harus dilipat) seyogyanya
diletakkan di lampiran.
Laporan penelitian
Laporan penelitian juga sering dilengkapi
dengan sajian gambar, grafik, peta, foto,
daftar alir, schedul, dan lain-lain.
Penempatan gambar-gambar diusahakan
sedekat mungkin dengan uraian dalam
teks yang berkaitan dengan gambar
tersebut. Gambar hendaknya disajikan
pada bagian atau pada halaman sesudah
uraian teksnya dan jangan sebaliknya.
Nomor gambar
Setiap gambar harus mempunyai nomor gambar
dan diiukuti dengan judul gambar yang dibuat
sedemikian rupa sehingga simetris terhadap
gambar dan diletakkan di bawah gambar
(ingatlah nomor dan judul tabel diletakkan di atas
tabel, sedangkan nomor dan judul gambar
diletakkan di bawah gambar).
Keterangan gambar sebaiknya diletakkan di
tempat yang lowong di dalam gambar. Gambar
yang bentuknya memanjang sepanjang kertas,
bagian atas gambar ditempatkan di sebelah kiri
kertas.
menyajikan kutipan
Dalam penulisan karya ilmiah seringkali
dipergunakan kutipan-kutipan untuk
memperjelas dan menegaskan isi uraian,
atau untuk membuktikan apa yang
dituliskan.
Kutipan merupakan pinjaman kalimat atau
pendapat dari orang lain. Cukup banyak
hal-hal penting dan yang sudah ditulis
dalam buku-buku.
Penulis dapat mengutip pendapat tersebut,
dengan syarat harus menyebutkan dari
mana dan dimana pendapat itu diambil.
Terdapat dua macam kutipan.
Kutipan lengkap dan kutipan isi...
Kutipan lengkap artinya, teks asli
dikutip secara lengkap kata dan
kalimatnya.
Sedangkan kutipan isi, hanya inti sari
pendapat yang dikutip.
Kutipan lengkap harus ditulis dalam
tanda kutip.
Kutipan jangan terlalu panjang,
hendaknya diambil yang benar-benar
perlu saja.
Kutipan lengkap dan kutipan isi...
Kutipan lengkap yang panjangnya tidak lebih dari empat baris
dapat langsung dimasukkan dalam teks dengan diapit oleh
tanda kutip.
Sedangkan untuk kutipan isi, tidak perlu diberi tanda kutip. Pada
akhir kutipan diberi nomor urut penunjukkan (hal ini
dilakukan bila penjelasan kutipan menggunakan cattaan
kaki).
Terdapat dua cara penunjukkan kutipan yang lain, yakni yang
dikenal dengan cara Harvard. Menggunakan cara ini, pada
akhir atau awal kutipan dituliskan nama pengarang dan tahun
terbitan buku acuan. Seringkali nomor yang dikutip juga
dituliskan. Berikut disajikan beberapa contoh: .....Suhardjono
Mukidam (1993) menyatakan bahwa, ..........................,
Julius, 1992 (dalam Amiuza, 1991) menulis, ......................;
......................(Mismail, 1984:119).
Apa Manfaat dan bagaimana
penulisan catatan kaki
Catatan kaki merupakan perjelas
keterangan isi yang ditempatkan di
kaki halaman.
Tujuan penjelasan, dapat berupa
(1) sumber asal kutipan (bila cara
ini dipakai); (2) keterangan
tambahan lain yang perlu tentang
isi karangan; (3) merujuk bagian
lain dari teks.
Catatatan kaki …
Catatan kaki yang dimaksudkan untuk
memberikan informasi sumber kutipan
harus mengungkapkan: (1) nama atau
nama-nama sumber, perhatikan cara
penulisan nama yang berbeda dengan
cara penulisan nama pada daftar pustaka;
(2) judul sumber; (3) kota dan tahun
terbit, berbeda dengan daftar pustaka
yang harus menyebut nama penerbit; (4)
halaman letak kutipan pada buku sumber.
penulisan catatan kaki
Aturan penulisan catatan kaki ini berbeda
dengan penulisan daftar pustaka yang
tidak mencantumkan halaman.
Pembatas antara masing-masing
informasi menggunakan tanda koma dan
tanda kurung (bedakan dengan daftar
pustaka yang memakai tanda titik).
Sumber kutipan dapat diperoleh dari
buku, majalah, surat kabar, wawancara,
peraturan, atau mengutip dari kutipan.
Cara penulisan catatan kaki
1. harus diberikan nomor penunjukkan
terhadap teks yang dijelaskan;
2. letakkan di bawah garis (sepanjang 15
ketikan) yang berada 3 spasi di bawah
teks bagian bawah;
3. masuk 5-7 ketikan dari sembir kiri;
4. menggunakan satu spasi;
5. jarak antara dua catatan kaki, sebanyak
dua spasi.
Catatan kaki umumnya dipersingkat dengan kata
singkatan bahasa latin seperti: ibid, op cit dan loc cit.
Ibid (singkatan dari ibidem) artinya pada tempat yang
sama. Singkatan ini dipakai bila catatan kaki yang
berikut menunjuk kepada sumber yang telah disebut
pada catatan sebelumnya. Op cit (singkatan dari Opere
citato) berarti pada karya yang telah dikutip, dipakai
bila catatan kaki itu menunjuk pada sumber yang telah
disebut lebih dahulu, tetapi diselingi oleh catatan kaki
yang lain. Sedangkan loc cit (dari Loco Citato) artinya
pada tempat yang telah dikutip. Singkatan ini berfungsi
sama dengan op cit tapi biasanya dipakai untuk
menunjuk kepada sumber dari artikel, majalah, harian
atau ensiklopedia yang telah disebut sebelumnya.
Op cit (singkatan dari Opere citato) berarti
pada karya yang telah dikutip, dipakai bila
catatan kaki itu menunjuk pada sumber
yang telah disebut lebih dahulu, tetapi
diselingi oleh catatan kaki yang lain.
Sedangkan loc cit (dari Loco Citato) artinya
pada tempat yang telah dikutip. Singkatan
ini berfungsi sama dengan op cit tapi
biasanya dipakai untuk menunjuk kepada
sumber dari artikel, majalah, harian atau
ensiklopedia yang telah disebut
sebelumnya.
menulis daftar kepustakaan
Daftar kepustakaan (bibliography)
harus dapat memberikan informasi
secara lengkap mengenai nama
penulis, judul kepustakaan,
keterangan penerbit, dan waktu
penerbitan.
Secara umum cara penulisan daftar
kepustakaan adalah sebagai
berikut:
Cara penulisan daftar kepustakaan
1. Jarak penulisan daftar
kepustakaan satu spasi, antara
satu kepustakaan dengan yang
lain diberi jarak dua spasi.
2. Huruf pertama rapat sembir kiri,
sedang baris berikutnya mundur 4
ketikan dari sembir kiri.
Cara penulisan daftar kepustakaan
3. Nama penulis disusun menurut abjad,
umumnya tidak perlu memberikan
nomor urut.
4. Informasi disajikan dalam urutan nama
pengarang, judul kepustakaan,
keterangan penerbit, dan waktu
terbitan. Antar informasi itu dipisahkan
dengan tanda titik.
Penulisan nama pada daftar
kepustakaan, bagaimana sebaiknya
Penulisan nama pada daftar kepustakaan,
seringkali membingungkan.
Bila suatu kepustakaan mempunyai dua
nama pengarang hendaknya diperhatikan
cara penulisan nama pengarang pertama
(nama keluarga terlebih dahulu) dan
nama pengarang yang kedua (nama
keluarga dituliskan dibelakang).
Penulisan nama pada daftar
kepustakaan, bagaimana sebaiknya
Penulisan nama di daftar
kepustakaan tidak perlu dituliskan
gelar kesarjanaan atau pangkatnya.
Untuk nama Indonesia yang hanya
terdiri dari satu unsur, dituliskan
sebagaimana adanya (misalnya:
Suhardjono).
Penulisan nama pada daftar
kepustakaan, bagaimana sebaiknya
Namun banyak nama yang terdiri dari
dua unsur atau lebih. Untuk nama yang
diikuti dengan nama ayah (Budiono
Mismail), nama keluarga (Mochamad
Farid Baradja), atau marga (Muchtar
Lubis), maka nama ayah, nama keluarga,
nama marga dituliskan terlebih dahulu
dan disusul dengan unsur nama
berikutnya setelah tanda koma.
Penulisan nama pada daftar
kepustakaan, bagaimana sebaiknya
Saat ini makin sering juga dijumpai nama
Indonesia yang terdiri dari dua unsur atau
lebih yang bukan merupakan gabungan
nama ayah, keluarga atau marga
misalnya: Riyanto Haribowo, Dwi Anita
Rukmanasari, Sri Mulyani. Menuliskannya
dilakukan dengan unsur nama terakhir
diletakkan di depan, jadi dituliskan
sebagai berikut: Haribowo, Riyanto;
Rukmanasari, Dwi Anita; Mulyani, Sri.
Penulisan nama pada daftar
kepustakaan, bagaimana sebaiknya..
Bila mana diikuti dengan gelar (Raden Udiyanto, Andi
Adam) atau nama panggilan (Liek Wilardjo) maka
nama diri dituliskan terlebih dahulu dari gelarnya atau
panggilannya (Udiyanto, Raden; Adam, Andi; Wilardjo,
Liek).
Namun bila nama tersebut merupakan gabungan dari
gelar, nama dan nama keluarga (Andi Hakim
Nasution), maka penulisan nama keluarga dilakukan
terlebih dahulu (Nasution, Andi Hakim). Penulisan
nama Bali (I Gusti Ngurah Adipa), dimulai dengan
nama diri dan baru disusul unsur nama yang lain
(Adipa, I Gusti Ngurah), namun bila masih ada nama
keluarga dibelakangnya (I wayan Wija Pagehgiri)
dituliskan dengan menempatkan nama keluarga di
depan (Pagehgiri, I Wayan Wija).
perbedaan penulisan catatan kaki
dan daftar pustaka
Bila kepustakaan yang dirujuk tidak menunjukkan
nama penulisnya, dituliskan sebagai pengganti
nama kata ”Anonim”.
Secara umum, cara penulisan informasi tentang
judul kepustakaan, keterangan penerbit, dan
waktu penerbitan sama dengan aturan pada
penulisan catatan kaki.
Sebagaimana dikemukakan terdapat beragam
variasi dalam penulisan daftar kepustakaan.
Misalnya penulisan judul buku, pada diktat ini
judul buku ditebalkan, sedangkan menurut
beberapa pedoman judul buku tidak ditebalkan
namun digarisbawahi, atau ditulis dengan hurus
miring.
perbedaan penulisan catatan kaki
dan daftar pustaka
Pada catatan kaki nama diri ditulis terlebih
dahulu (contoh Budiono Mismail, J.E. Wert,
Bambang Handoyo dan Stephen Kakisina)
sedangkan pada daftar pustaka, nama keluarga
ditulis terlebih dahulu (contoh: Mismail,
Budiono, Wert, J.E; Handoyo, Bambang dan
Stephen Kakisina).
Pada catatan kaki antar informasi dipisahkan
dengan tanda koma (contoh: Sri Harto,
Hidrologi Terapan, Yogyakarta, 1983, hal 42),
sedang pada daftar kepustakaan dipisahkan
dengan tanda titik (contoh: Harto. Sri. Hidrologi
Terapan. Yogyakarta. Badan Penerbit UGM,
1983).
perbedaan penulisan catatan kaki
dan daftar pustaka
Pada daftar pustaka perlu mencantumkan nama
penerbitnya, misalnya: Gramedia, McGraw Hill,
Badan Penerbit UGM, dan lain-lain. Sedangkan
pada catatan kaki tidak diperlukan.
Pada daftar pustaka tidak perlu menuliskan
halaman tempat di mana kutipan pustaka
tersebut diambil.
Urutan penulisan daftar kepustakaan
mempunyai beberapa variasi, misalnya ada
yang menempatkan tahun terbitan setelah
nama, ada pula yang menempatkan tahun
terbitan setelah nama penerbit, dan beragam
variasi yang lain
source: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/195911301987031-YAYA_SUNARYA/tata_cara_penulisan_ilmiah_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf
penulis :YAYA SUNARYA

Senin, 06 Agustus 2012

Cara Ternak Lele

Cara Ternak Lele atau Pelaksanaan budidaya lele
Sebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi:
1. Persiapan kolam tanah ( tradisional)
Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat supaya tidak tdadi kebocoran. Pemopokan pematang untuk
kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor).
Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).
Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapw lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat dalam kolam.
Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500 – 700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2.
Kolam dibiarkan selama 7 hari guna member kesempatan tumbuhnya makanan alami.
2. Persiapan kolam tembok
Persiapan kolam tembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilalarkan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat Permanen.
3. Penebaran Benih
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gtamlm2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju
lingkungan yang baru yaitu kolam. hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekorlm2 yang berukuran 5-8 cm.
4. Pemberian Pakan
Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan l:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandungan 1 : 1 : 1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.
5. Pemanenan
lkan lele Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot antara 200 - 250 gram per ekor dengan panjang 15 - 20 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan kubangan, rehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam ruas bambu/ paralon, maka dengan mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan
lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan yang dipasang dikolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk dipasarkan.
Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit. source http://file.upi.edu/

Cara Merawat Motor Honda

Motor Honda telah menjadi sarana transportasi yang sangat erat bagi keseharian rakyat
Indonesia. Motor Honda merupakan alat transportasi roda dua yang efisien, efektif, dan
ekonomis serta terjangkau oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Berikut ini adalah tips
dan trik supaya motor Honda anda lebih enak dipakai dan tahan lama
Cek Kondisi Oli
Oli mesin ini sangat penting peranannya untuk melumas komponen-komponen mesin, seperti
stang saher, saher, dan ring saher, kruk as dan noken as atau stang klep. Oleh karena itu, jika
keberadaan minyak pelumas sudah berwarna kehitam-hitaman atau kelenturan daya lumasnya
berkurang, maka sebaiknya diganti. Ganti oli secara periodic dan gunakan sesuai dengan
rekomendasi Honda.
Tip Memilih Oli Mesin
Atau yang terbaik adalah dengan oli yang memiliki grade yang tinggi pada API nya. biasanya
dipasaran SG, SM dan SL semakin kebelakang semakin bagus atau tinggi dan pada saat artikel
ini dibuat sudah ada yang sampai SM. SAE (kekentalan oli) sesuai dengan anjuran pabrik
motor atau sesuai dengan pabrik pembuat oli juga bisa dijadikan rekomendasi. Nah percaya
siapa .. yang bikin motor atau Oli ya ... kalau saya ga percaya 2 2 nya yang penting adalah
sesuai dengan ajuran pabrik, grate oli tertinggi dan harga yang paling murah (tentunya dengan
grade API tertinggi)
Pengalaman gonta ganti oli dari yang sedang sampai yang mahal, akhirnya pilihan saya jatuh
pada oli HX7, nah karena saya bukan pesan sponsor silahkan dicari merek apa saja. Yang jelas
grade API sudah SM, atau lebih, SAE untuk motor skutik ok lah ... 10 - 40. Jika di pakai sampai
5000 km masih tetap terasa baru .....
Jika pabrik merekomendasikan mengunakan merek tertentu karena memang mereka
mempunyai kepentingan bisnis atau anak persusahaannya. Jadi yang terpenting adallah
masalah kekentalan SAE dan API tertinggi. Demikian pula dengan merk motor lainya seperti
Yamaha, suzuki ataupun kawasaki dll.
Jangan lupa cek ketinggian oli setiap 1 bulan atau 2 minggu sekali. Jika kurang bisa ditambah
sesaui dengan garis pada petunjuk.
1 / 5
Tips Merawat Motor Honda
Cek Kondisi Aki
Jangan dibiarkan air accu melewati batas maksimum dan minimum yang akibatnya bisa
mempercepat kerusakkan pada sel-sel accu. Tambahkan aki pada pagi hari.
Selain itu, jika baterei atau accu tersebut sudah melemah secepatnya diganti, sebab jika
dipaksakan selain kedua kutub positif dan negatif akan mengeluarkan korosi (serbuk putih),
korosi tersebut akan menjalar ke bagian kabel-kabel utama yang menghubungkan arus listrik ke
saluran lampu, dinamo, atau bagian-bagian lainnya.
Oleh karena itu, jika terjadi hal itu, arus listrik yang dihantarkan baterei atau accu tidak
sempurna dan bisa menyebabkan kerusakan pada komponen dinamo, kontak mesin maupun
switch lampu. Satu hal yang perlu diperhatikan jika accu sudah lemah atau tidak mampu di
starter dan distarter, jangan dipaksakan dengan mendorong sepeda motor untuk
menghidupkannya. Sebab bisa merusak gigi transmisi.
Saat ini banyak air accu/ aki yang sudah tidak bersifat asam boleh dibilang mendekatai PH
netral dan biasanya kemasannya sudah seperti air mineral bukan seperti jaman dulu.
Periksa Rantai dan Gir
Jangan biarkan rantai terlalu kendor, atau terlalu kencang. Terlalu kendor bisa membuat rantai
2 / 5
Tips Merawat Motor Honda
copot dari girnya, sementara terlalu kencang bisa mengakibatkan putus rantai. Cek juga kondisi
gir, jika sudah tajam segera ganti karena jika tidak rantai bisa tiba-tiba putus. Bahaya kan, kalo
lagi ngebut tiba-tiba putus rantai?
Tip Merawat Rantai
Melumasi rantai jangan menggunakan oli bekas atau gemuk karena memang tidak
direkomendasikan untuk melumasi rantai. Jika ini dilakukan maka akan terjadi penggumpalan
karena jenis pelumas diatas akan mengikat pasir, debu atau kotoran-kotoran di jalan apalagi
motor honda sekarang tidak menggunakan tutup rantai.
Pelumas yang baik bisa menggunakan pelumas khusus rantai bisa literan atau model sprayer.
Dengan memakai pelumas khusus ini maka kotoran, debu, pasir tidak akan menempel dan
rantai akan terlihat bersih selalu.
Selama saya memakai motor biasanya saya menggunakan rantai buatan SGP atau YM yang
lebih awet dan ukuran tentunya sama. Motor bebek biasanya 420 - 104. Masalah harga
bersaing namun lebih kuat dari genuine part nya.... bisa di buktikan. Namun jika anda
berkantong pas-pasan, saya rekomendasikan memakai merek Indopart atau kembali ke
Genuine part aslinya.
Untuk Gear biasanya saya mencari genuine part dari honda namun honda thailand karena lebih
kuat yang jadi faktor utama adalah jenis bahan yang digunakan kualitasnya jauh lebih baik. Nah
kalau ga ketemu juga genuine Thailand bisa pakai merek sun star karena memang sunstar
adalah vendor honda di thailand dan di Indonesia sudah banyak yang masuk.
Kalau lokasi anda dekat atau di selatan jakarta yang murah dan bagus bisa ke daerah
''Batass" atau di impres karena biasanya saya beli biasa di 2 tempat tersebut.
Periksa Kabel Koil dan Busi
Perhatikan keberadaan kabel koil yang menghubungkan arus listrik ke busi. Jika sudah cukup
umur dan sudah terlihat ada retakan dan pengerasan pada kabel tersebut, maka sebaiknya
diganti. Juga perhatikan keberadaan busi karena busi sangat vital untuk kelancaran sebuah
mesin kendaraan.
Tip Busi
Untuk kabel busi sudah tentu bawaan dari kuil. Nah ini yang suka di remehkan namun power
full. yaitu tutup busi. Jika karetnya sudah aus atau kendor sebaiknya di ganti karena untuk
menghidari dari kebocoran listrik. Biasanya kena air dikit pasti mogok deh terutama pada waktu
3 / 5
Tips Merawat Motor Honda
hujan. Yang umum dipakai dan awet biasanya merek NGK.
Pemilihan busi juga sangat menjadi perhatian. Bagi anda yang pikirannya ekonomis namun
kurang infomasi coba deh sedikit berfikir dari tip ini. Untuk busi jangan percaya sama racing
karena biasanya busi tersebut buat moge yang panas mesinnya bukan main. Tapi ada 2
1. Busi standar pabrik
2. Busi Kwalitas premium
3. Busi Kwalitas Iridium
saya biasanya pakai yang no. 2 karena harganya cuma 20.000 dan bisa pakai salama 1 tahun.
kalau iridium harganya cukup mahal sekitar 60.000-90.000 an bisa pakai sampai 2 tahun. Ini
berdasarkan pengalaman saya yang pakai 2 jenis tersebut. Jadi lebih ekonomis kan jika pakai
standar tetapi cuma 2 bulan. Tanda busi nya penyakit adalah jika kita lewat jalan menurun dan
posisi gas adalah minimal atau biasanya terjadi letupan-letupan kecil itu biasanya tanda kalau
busi tersebut dan minta ganti.
Perhatikan Selang Bensin
Komponen lainnya yang perlu diperhatikan selang bensin ke karburator. Jangan membiarkan
kondisi selang bensin mengeras atau terjadi retakan-retakan, karena bagian dalam selang bisa
jadi sudah tidak elastis yang mengakibatkan serbuk kotoran yang berasal dari selang terbawa
ke karburator. Yang pada akhirnya akan terjadi penyumbatan suplai bensin dari tanki ke
karburator sehingga mengganggu sistem pembakaran.
Tip:
Karena kwalitas pom bensin kita atau proses distribusi dari depot banyak mengandung karat
besi maka sebaiknya setiap 2 atau 1 bulan kuras lah bak karburator di kuras atau membuang
semua bensin pada bak karburator pada baut di bawah bak. Ini berguna untuk menghindari
kemacetan pada pilot atau spuyer karburator.
Panaskan Mesin 1 Menit
Panaskan mesin sebelum motor dijalankan, tak perlu lama-ama cukup 1-2 menit. dan jangan di
gas besar besar cukup hingga 2000 rpm saja. Ini supaya sirkulasi oli bisa melumasi seluruh
bagian dalam mesin yang bergerak. Jangan terlalu lama memanaskan karena akan membuat
pipa knalpot menguning selain itu pastinya jadi buang-buang bensin.
Periksa tekanan angin ban
Jangan terlalu keras dan juga jangan kurang karena bisa berakibat kembang ban motor rusak.
4 / 5
Tips Merawat Motor Honda
Gunakan Selalu Sparepart Asli
Lebih baik mahal sedikit, tapi puas dan tahan lama daripada memakai yang tidak asli, meski
murah tapi tapi daya tahan kurang.
Tip
Sparepart asli bagus itu harus genuine namun jika anda punya pengalaman cukup bisa
menggunakan alternatif yang saya tuliskan diatas. karena dari segi ukuran pasti sama namun
dari segi bahan yang membedakan. Saya bukan meragukan produk genuine sini tetapi secara
pengalaman sudah membuktikan bahwa yang saya gunakan diatas jauh lebih baik dari aslinya.
Mau bukti ... silahkan coba....
Ok sobat selamat merawat motor Honda kesayangan, jika langkah-langkah tersebut dilakukan
dengan benar, motor kesayangan Anda senatiasa tampil prima.
Asuransikan diri Anda, Ingatlah akan orang-orang yang Anda cintai, Baik Asuransi jiwa,
Pendidikan, pensiun sebagai proteksi ekonomi Anda. source: www.oassis.biz

BUDIDAYA BURUNG WALET

BUDIDAYA BURUNG WALET
( Collacalia fuciphaga )
1. SEJARAH SINGKAT
Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan
suka meluncur. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran
tubuh sedang/kecil, dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing,
kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah
hinggap di pohon. Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau
rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang sampai gelap dan
menggunakan langit-langit untuk menempelkan sarang sebagai tempat
beristirahat dan berbiak.
2. SENTRA PERIKANAN
Sentra Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat,
Jawa Timur dan Jawa Tengah
3. JENIS
Klasifikasi burung walet adalah sebagai berikut:
Superorder : Apomorphae
Order : Apodiformes
Family : Apodidae
Sub Family : Apodenae
Tribes : Collacaliini
Genera : Collacalia
Species : Collacaliafuciphaga
4. MANFAAT
Hasil dari peternakan walet ini adalah sarangnya yang terbuat dari air liurnya
(saliva). Sarang walet ini selain mempunyai harga yang tinggi, juga dapat
bermanfaat bagi duni kesehatan. Sarang walet berguna untuk menyembuhkan
paru-paru, panas dalam, melancarkan peredaran darah dan penambah tenaga.
5. PERSYARATAN LOKASI
Persyaratan lingkungan lokasi kandang adalah:
1. Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000 m dpl.
2. Daerah yang jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi dan
perkembangan masyarakat.
3. Daerah yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan daging.
4. Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai,
rawa-rawa merupakan daerah yang paling tepat.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Suhu, Kelembaban dan Penerangan
Gedung untuk kandang walet harus memiliki suhu, kelembaban
dan penerangan yang mirip dengan gua-gua alami. Suhu gua alami
berkisar antara 24-26 derajat C dan kelembaban ± 80-95 %.
Pengaturan kondisi suhu dan kelembaban dilakukan dengan:
1. Melapisi plafon dengan sekam setebal 2° Cm
2. Membuat saluran-saluran air atau kolam dalam gedung.
3. Menggunakan ventilasi dari pipa bentuk “L” yang
berjaraknya 5 m satu lubang, berdiameter 4 cm.
4. Menutup rapat pintu, jendela dan lubang yang tidak terpakai.
5. Pada lubang keluar masuk diberi penangkal sinar yang
berbentuk corong dari goni atau kain berwarna hitam
sehingga keadaan dalam gedung akan lebih gelap. Suasana
gelap lebih disenangi walet.
2. Bentuk dan Konstruksi Gedung
Umumnya, rumah walet seperti bangunan gedung besar, luasnya
bervariasi dari 10x15 m 2 sampai 10x20 m 2 . Makin tinggi
wuwungan (bubungan) dan semakin besar jarak antara wuwungan
dan plafon, makin baik rumah walet dan lebih disukai burung walet.
Rumah tidak boleh tertutup oleh pepohonan tinggi. Tembok gedung
dibuat dari dinding berplester sedangkan bagian luar dari campuran
semen. Bagian dalam tembok sebaiknya dibuat dari campuran
pasir, kapur dan semen dengan perbandingan 3:2:1 yang sangat
baik untuk mengendalikan suhu dan kelembaban udara. Untuk
mengurangi bau semen dapat disirami air setiap hari. Kerangka
atap dan sekat tempat melekatnya sarang-sarang dibuat dari kayukayu
yang kuat, tua dan tahan lama, awet, tidak mudah dimakan
rengat. Atapnya terbuat dari genting. Gedung walet perlu dilengkapi
dengan roving room sebagai tempat berputar-putar dan resting
room sebagai tempat untuk beristirahat dan bersarang. Lubang
tempat keluar masuk burung berukuran 20x20 atau 20x35 cm 2
dibuat di bagian atas. Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan
dan kondisi gedung. Letaknya lubang jangan menghadap ke timur
dan dinding lubang dicat hitam.
2. Pembibitan
Umumnya para peternak burung walet melakukan dengan tidak sengaja.
Banyaknya burung walet yang mengitari bangunan rumah dimanfaatkan
oleh para peternak tersebut. Untuk memancing burung agar lebih banyak
lagi, pemilik rumah menyiapkan tape recorder yang berisi rekaman suara
burung Walet. Ada juga yang melakukan penumpukan jerami yang
menghasilkan serangga-serangga kecil sebagai bahan makanan burung
walet.
1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Sebagai induk walet dipilih burung sriti yang diusahakan agar mau
bersarang di dalam gedung baru. Cara untuk memancing burung
sriti agar masuk dalam gedung baru tersebut dengan
menggunakan kaset rekaman dari wuara walet atau sriti.
Pemutaran ini dilakukan pada jam 16.00–18.00, yaitu waktu burung
kembali mencari makan.
2. Perawatan Bibit dan Calon Induk
Di dalam usaha budidaya walet, perlu disiapkan telur walet untuk
ditetaskan pada sarang burung sriti. Telur dapat diperoleh dari
pemilik gedung walet yang sedang melakukan “panen cara buang
telur”. Panen ini dilaksanakan setelah burung walet membuat
sarang dan bertelur dua butir. Telur walet diambil dan dibuang
kemudian sarangnya diambil. Telur yang dibuang dalam panen ini
dapat dimanfaatkan untuk memperbanyak populasi burung walet
dengan menetaskannya di dalam sarang sriti.
1. Memilih Telur Walet
Telur yang dipanen terdiri dari 3 macam warna, yaitu :
􀂃 Merah muda, telur yang baru keluar dari kloaka induk
berumur 0–5 hari.
ô€‚ƒ Putih kemerahan, berumur 6–10 hari.
􀂃 Putih pekat kehitaman, mendekati waktu menetas
berumur 10–15 hari.
Telur walet berbentuk bulat panjang, ukuran
2,014x1,353 cm dengan berat 1,97 gram. Ciri telur
yang baik harus kelihatan segar dan tidak boleh
menginap kecuali dalam mesin tetas. Telur tetas yang
baik mempunyai
kantung udara yang relatif kecil. Stabil dan tidak
bergeser dari tempatnya. Letak kuning telur harus
ada ditengah dan tidak bergerak-gerak, tidak
ditemukan bintik darah. Penentuan kualitas telur di
atas dilakukan dengan peneropongan.
2. Membawa Telur Walet
Telur yang didapat dari tempat yang jaraknya dekat dapat
berupa telur yang masih muda atau setengah tua.
Sedangkan telur dari jarak jauh, sebaiknya berupa telur yang
sudah mendekati menetas. Telur disusun dalam spon yang
berlubang dengan diameter 1 cm. Spon dimasukkan ke
dalam keranjang plastik berlubang kemudian ditutup.
Guncangan kendaraan dan AC yang terlalu dingin dapat
mengakibatkan telur mati. Telur muda memiliki angka
kematian hampir 80% sedangkan telur tua lebih rendah.
3. Penetasan Telur Walet
1. Cara menetaskan telur walet pada sarang sriti.
Pada saat musim bertelur burung sriti tiba, telur sriti diganti
dengan telur walet. Pengambilan telur harus dengan sendok
plastik atau kertas tisue untuk menghindari kerusakan dan
pencemaran telur yang dapat menyebabkan burung sriti
tidak mau mengeraminya. Penggantian telur dilakukan pada
siang hari saat burung sriti keluar gedung mencari makan.
Selanjutnya telur-telur walet tersebut akan dierami oleh
burung sriti dan setelah menetas akan diasuh sampai
burung walet dapat terbang serta mencari makan.
2. Menetaskan telur walet pada mesin penetas
Suhu mesin penetas sekitar 40 ° C dengan kelembaban
70%. Untuk memperoleh kelembaban tersebut dilakukan
dengan menempatkan piring atau cawan berisi air di bagian
bawah rak telur. Diusahakan agar air didalam cawan
tersebut tidak habis. Telur-telur dimasukan ke dalam rak
telur secara merata atau mendata dan jangan tumpang
tindih. Dua kali sehari posisi telur-telur dibalik dengan hatihati
untuk menghindari kerusakan embrio. Di hari ketiga
dilakukan peneropongan telur. Telur-telur yang kosong dan
yang embrionya mati dibuang. Embrio mati tandanya dapat
terlihat pada bagian tengah telur terdapat lingkaran darah
yang gelap. Sedangkan telur yang embrionya hidup akan
terlihat seperti sarang laba-laba. Pembalikan telur dilakukan
sampai hari ke-12. Selama penetasan mesin tidak boleh
dibuka kecuali untuk keperluan pembalikan atau mengisi
cawan pengatur kelembaban. Setelah 13–15
hari telur akan menetas.
3. Pemeliharaan
1. Perawatan Ternak
Anak burung walet yang baru menetas tidak berbulu dan sangat
lemah. Anak walet yang belum mampu makan sendir perlu disuapi
dengan telur semut (kroto segar) tiga kali sehari. Selama 2–3 hari
anak walet ini masih memerlukan pemanasan yang stabil dan
intensif sehingga tidak perlu dikeluarkan dari mesin tetas. Setelah
itu, temperatur boleh diturunkan 1–2 derajat/hari dengan cara
membuka lubang udara mesin. Setelah berumur ± 10 hari saat
bulu-bulu sudah tumbuh anak walet dipindahkan ke dalam kotak
khusus. Kotak ini dilengkapi dengan alat pemanas yang diletakan
ditengah atau pojok kotak. Setelah berumur 43 hari, anak-anak
walet yang sudah siap terbang dibawa ke gedung pada malam hari,
kemudian dletakan dalam rak untuk pelepasan. Tinggi rak minimal
2 m dari lantai. Dengan ketinggian ini, anak waket akan dapat
terbang pada keesokan harinya dan mengikuti cara terbang walet
dewasa.
2. Sumber Pakan
Burung walet merupakan burung liar yang mencari makan sendiri.
Makanannya adalah serangga-serangga kecil yang ada di daerah
pesawahan, tanah terbuka, hutan dan pantai/perairan. Untuk
mendapatkan sarang walet yang memuaskan, pengelola rumah
walet harus menyediakan makanan tambahan terutama untuk
musim kemarau. Beberapa cara untuk mengasilkan serangga
adalah:
1. menanam tanaman dengan tumpang sari.
2. budidaya serangga yaitu kutu gaplek dan nyamuk.
3. membuat kolam dipekarangan rumah walet.
4. menumpuk buah-buah busuk di pekarangan rumah.
3. Pemeliharaan Kandang
Apabila gedung sudah lama dihuni oleh walet, kotoran yang
menumpuk di lantai harus dibersihkan. Kotoran ini tidak dibuang
tetapi dimasukan dalam karung dan disimpan di gedung.
7. HAMA DAN PENYAKIT
1. Tikus
Hama ini memakan telur, anak burung walet bahkan sarangnya. Tikus
mendatangkan suara gaduh dan kotoran serta air kencingnya dapat
menyebabkan suhu yang tidak nyaman.
Cara pencegahan tikus dengan menutup semua lubang, tidak menimbun
barang bekas dan kayu-kayu yang akan digunakan untuk sarang tikus.
2. Semut
Semut api dan semut gatal memakan anak walet dan mengganggu
burung walet yang sedang bertelur.
Cara pemberantasan dengan memberi umpan agar semut-semut yang
ada di luar sarang mengerumuninya. Setelah itu semut disiram dengan air
panas.
3. Kecoa
Binatang ini memakan sarang burung sehingga tubuhnya cacat, kecil dan
tidak sempurna.
Cara pemberantasan dengan menyemprot insektisida, menjaga
kebersihan dan membuang barang yang tidak diperlukan dibuang agar
tidak menjadi tempat persembunyian.
4. Cicak dan Tokek
Binatang ini memakan telur dan sarang walet. Tokek dapat memakan
anak burung walet. Kotorannya dapat mencemari raungan dan suhu yang
ditimbulkan mengganggu ketenangan burung walet.
Cara pemberantasan dengan diusir, ditangkap sedangkan
penanggulangan dengan membuat saluran air di sekitar pagar untuk
penghalang, tembok bagian luar dibuat licin dan dicat dan lubang-lubang
yang tidak digunakan ditutup.
8. PANEN
Sarang burung walet dapat diambil atau dipanen apabila keadaannya sudah
memungkinkan untuk dipetik. Untuk melakukan pemetikan perlu cara dan
ketentuan tertentu agar hasil yang diperoleh bisa memenuhi mutu sarang walet
yang baik. Jika terjadi kesalahan dalam menanen akan berakibat fatal bagi
gedung dan burung walet itu sendiri. Ada kemungkinan burung walet merasa
tergangggu dan pindah tempat. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, para
pemilik gedung perlu mengetahui teknik atau pola dan waktu pemanenan. Pola
panen sarang burung dapat dilakukan oleh pengelola gedung walet dengan
beberapa cara, yaitu:
1. Panen rampasan
Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi
pasangan walet itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai
keuntungan yaitu jarak waktu panen cepat, kualitas sarang burung bagus
dan total produksi sarang burung pertahun lebih banyak. Kelemahan cara
ini tidak baik dalam pelestaraian burung walrt karena tidak ada
peremajaan. Kondisinya lemah karena dipicu untuk terus menerus
membuat sarang sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas sarangnya
pun merosot menjadi kecil dan tipis karena produksi air liur tidak mampu
mengimbangi pemacuan waktu untuk membuat sarang dan bertelur.
2. Panen Buang Telur
Cara ini dilaksanankan setelah burung membuat sarang dan bertelur dua
butir. Telur diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Pola ini
mempunyai keuntungan yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen
hingga 4 kali dan mutu sarang yang dihasilkan pun baik karena sempurna
dan tebal. Adapun kelemahannya yakni, tidak ada kesempatan bagi walet
untuk menetaskan telurnya.
3. Panen Penetasan
Pada pola ini sarang dapat dipanen ketika anak-anak walet menetas dan
sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah karena
sudah mulai rusak dan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan
keuntungannya adalah burung walet dapat berkembang biak dengan
tenang dan aman sehingga polulasi burung dapat meningkat.
Adapun waktu panen adalah:
1. Panen 4 kali setahun
Panen ini dilakukan apabila walet sudah kerasan dengan rumah yang
dihuni dan telah padat populasinya. Cara yang dipakai yaitu panen
pertama dilakukan dengan pola panen rampasan. Sedangkan untuk
panen selanjutnya dengan pola buang telur.
2. Panen 3 kali setahun
Frekuensi panen ini sangat baik untuk gedung walet yang sudah berjalan
dan masih memerlukan penambahan populasi. Cara yang dipakai yaitu,
panen tetasan untuk panen pertama dan selanjutnya dengan pola
rampasan dan buang telur.
3. Panen 2 kali setahun
Cara panen ini dilakukan pada awal pengelolaan, karena tujuannya untuk
memperbanyak populasi burung walet.
9. PASCAPANEN
Setelah hasil panen walet dikumpulkan dalu dilakukan pembersihan dan
penyortiran dari hasil yang didapat. Hasil panen dibersihkan dari kotoran-kotoran
yang menempel yang kemudian dilakukan pemisahan antara sarang walet yang
bersih dengan yang kotor.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya burung walet di daerah Jawa Barat tahun
1999:
1. Modal tetap
1. Gedung Rp. 13.000.000,-
2. Renovasi gedung Rp. 10.000.000,-
3. Perlengkapan Rp. 500.000,-
Jumlah modal tetap Rp. 23.500.000,-
Biaya penyusutan/bulan : Rp. 23.500.000,-:60 bln ( 5 th) Rp.
391.667,-
2. Modal Kerja
1. Biaya Pengadaan
􀂃 Telur Walet 500 butir @ Rp. 5.000,- Rp. 500.000,-
􀂃 Transportasi Rp. 100.000,-
􀂃 Makan Rp. 50.000,-
2. Biaya Kerja
􀂃 Pelihara kandang/bln@ Rp. 5000,- x 3 bln Rp.
15.000,-
􀂃 Panen Rp. 20.000,-
Jumlah biaya 1x produksi:Rp. 650.000,-+Rp. 35.000,-
Rp. 685.000,-
3. Jumlah modal yang dibutuhkan pada awal Produksi
1. Modal tetap Rp. 13.500.000,-
2. Modal kerja 1x Produksi Rp. 685.000,-
Jumlah modal Rp. 14.185.000,-
4. Kapasitas produksi untuk 5 tahun 1 kali produksi :
1. sarang burung walet menghasilkan 1 kg
2. sarang burung sriti menghasilkan 15 kg
3. untuk 1 tahun, 4 kali produksi, menghasilkan :
􀂃 sarang burung walet 4 kg
􀂃 sarang burung sriti 60 kg
4. untuk 5 tahun, 20 kali produksi, menghasilkan :
􀂃 sarang burung walet 20 kg
􀂃 sarang burung sriti 300 kg
5. Biaya produksi
1. Biaya tetap per bulan : Rp. 23.500.000,-:60 bulan Rp.
391.667,-
2. Biaya tidak tetap Rp. 685.000,-
Total Biaya Produksi per bulan Rp. 1.076.667,-
Jumlah produksiRp.1.076.667:16 kg (walet dan sriti) Rp.
67.292,-
6. Penjualan
1. sarang burung walet 1 kg Rp. 17.000.000,-
2. sarang burung sriti 15 kg Rp. 3.000.000,-
Untuk 1 kali produksi Rp. 20.000.000,-Untuk 5 tahun
1. sarang burung walet 20 kg Rp. 340.000.000,-
2. sarang burung sriti 300 kg Rp. 60.000.000,-
Jumlah penjualan Rp. 400.000.000,-
7. Break Even Point
1. Pendapatan selama 5 Tahun Rp. 400.000.000,-
2. Biaya produksi selama 5 th Rp. 1.076.667 x 60 bln Rp.
64.600.000,-
3. Keuntungan selama 5 tahun Rp. 335.400.000,-
4. Keuntungan bersih per produksi 335.400.000 : 60 bln Rp.
5.590.000,-
5. .BEP 232.919
8. Tingkat Pengembalian Modal 3 bulan (1 x produksi)
2. Gambaran Peluang Agribisnis
Sarang burung walet merupakan komoditi ekspor yang bernilai tinggi.
Kebutuhan akan sarang burung walet di pasar internasional sangat besar
dan masih kekurangan persediaan. Hal ini disebabkan oleh masih kurang
banyaknya budidaya burung walet. Selain itu juga produksi sarang walet
yang telah ada merupakan produksi dari sarang-sarang alami. Budidaya
sarang burung walet sangat menjanjikan bila dikelola dengan baik dan
intensif.
11. DAFTAR PUSTAKA
1. Chantler, P. & G. Driessens. Swift : A guide to the Swift an Treeswift of the
World. Pica Press, the Banks. East Sussex, 1995.
2. Mackinnon, John. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-Burung di
Jawa dan Bali. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994.
3. Nazaruddin & A. Widodo. Sukses Merumahkan Walet. Cet. 2. Jakarta:
Penebar Swadaya, 1998.
4. Tim Penulis PS. Budidaya dan Bisnis Sarang Walet. Cet. 4. Jakarta:
Penebar Swadaya, 1994.
12. KONTAK HUBUNGAN
1. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
2. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl.
M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69,
Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas

BUDI DAYA PUYUH

CARA BUDI DAYA PUYUH ATAU TERNAK PUYUH
 I . PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ternak puyuh merupakan salah satu jenis unggas yang memiliki prospek
yang cukup baik untuk dikembangkan walaupun dalam
pengembangannya masih ditemui hambatan diantaranya, tingginya
angka kematian karena serangan penyakit Avian Influenza (AI). Pada
tahun 2003, wabah AI muncul dan menyerang peternakan unggas skala
besar (sektor 1 dan 2) yang pada akhirnya dapat dikendalikan dengan
menerapkan Good Breeding Practice (GBP), Good Hatching Practice
(GHP) dan biosekuriti. Untuk skala menengah (sektor 3) dan skala kecil
(sektor 4) yang berada di pedesaan dan pemukiman perlu dilakukan
upaya pengendalian yang optimal melalui kegiatan penataan usaha
budidaya.
Penataan budidaya ternak puyuh dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan produksi dan produktifitas ternak puyuh, disamping
sebagai pengendalian dan pencegahan penyakit Avian Influenza (AI).
Hal tersebut sudah sesuai dengan rekomendasi Office International
Epizooticae (OIE), sehingga sekaligus mendukung terpenuhinya
persyaratan keswan dan perdagangan puyuh, Day Old Quail (DOQ) dan
telur antar daerah.
Penataan diarahkan pada terselenggaranya usaha budidaya puyuh yang
bebas dari penyakit, terutama penyakit AI. Budidaya puyuh lebih
diarahkan pada pengembangan yang berbasis wilayah/kawasan dengan
komoditas tunggal. Diharapkan usaha budiday puyuh dapat
terselenggara secara efektif dan efisien disamping memberikan
kemudahan dalam pembinaan dan pengawasan oleh pemerintah.
Penataan budidaya puyuh didasarkan pada pengoptimalan penerapan
prinsip Good Farming Practice (GFP) dalam suatu kawasan tertentu,
disamping terkendalinya aktivitas pendukung lainnya baik pada aspek
hulu, on farm, maupun hilir. Upaya penataan budidaya puyuh ke depan
harus diikuti dengan upaya pelaksanaan cara memperoleh bahan dan
memproduksi pakan yang baik yaitu Good Manufacturing Practice
(GMP), dan juga cara penetasan yang baik yaitu Good Hatching Practice
(GHP) untuk menghasilkan produk puyuh yang bermutu.
2. Maksud dan Tujuan
(1) Maksud
Maksud ditetapkannya pedoman penataan budidaya puyuh adalah
sebagai acuan bagi Dinas peternakan atau dinas/instansi yang
5
membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan dalam
melaksanakan kegiatan penataan budidaya dan pembinaan
terhadap para peternak puyuh yang berada di kawasan
pengembangan budidaya ternak puyuh.
(2) Tujuan
Penataan budidaya puyuh bertujuan untuk :
a. Menata usaha budidaya puyuh melalui pendekatan kelompok
dan penerapan GFP.
b. Mencegah penyebaran penyakit AI melalui penerapan
biosekuriti secara ketat.
c. Memudahkan bagi petugas pemerintah melakukan
pengawasan sehingga dapat mencegah berjangkitnya penyakit
unggas.
3. Sasaran
Sasaran penataan budidaya puyuh ini adalah :
(1) Diterapkannya GFP pada kelompok peternak puyuh.
(2) Meningkatnya kesadaran peternak puyuh mengenai tindakan yang
harus dilakukan apabila terjadi kasus penyakit unggas.
4. Ruang Lingkup Pedoman
Ruang lingkup dalam penataan budidaya puyuh adalah pelaksanaan
kegiatan mulai dari tahap persiapan seperti: 1) Sosialisasi, 2) penyiapan
lokasi, penyiapan kelompok, 3) tatacara permohonan, 4) pelaksanaan,
5) penataan, 6) pendampingan, 7) biosekuriti, 8) pembiayaan, 9)
pemberdayaan kelembagaan, 10) pembinaan, 11) pengawasan, 12)
pelaporan.
5. Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari penataan budidaya puyuh adalah
tertatanya usaha budidaya puyuh.
II. PERATURAN PENDUKUNG
Dalam penataan budidaya puyuh tidak terlepas dari upaya restrukturisasi
perunggasan dan peraturan – peraturan perundangan yang berlaku sebagai
berikut :
6
1. Undang-Undang
(1) UU Nomor 8 Tahun 2005 tentang Pemerintah Daerah
(2) UU Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724)
(3) UU No 20 Tahun 2008 tentang usaha Mikro Kecil dan Menengah.
(4) UU No. 18/2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
2. Peraturan dan Instruksi Presiden
(1) Peraturan Presiden No. 16/1977 tentang Usaha Peternakan
(2) Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 1978 tentang Obat Hewan
(3) Peraturan Presiden No. 15/1999 tentang Penolakan, Pencegahan,
Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan Menular.
(4) Peraturan Presiden No. 22/1983 tentang Kesehatan
Masyarakat Veteriner.
(5) Peraturan Presiden N. 44/1997 tentang Kemitraan
(6) Instruksi Presiden No. 1/2007 tentang Penanganan dan
Pengendalian Virus Flu Burung (Avian Influenza)
(7) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tanggal 9 Juli 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82).
3. Keputusan Menteri Pertanian
(1) Keputusan Menteri Pertanian No. 940/Kpts/OT.210/10/1997
tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian.
(2) Keputusan Menteri Pertanian No. 404/Kpts/OT.210/6/2002 tentang
Pedoman Perijinan dan Pendaftaran Usaha Peternakan.
(3) Keputusan Menteri Pertanian No. 240/Kpts/OT.210/4/2003 tentang
Cara Pembuatan Pakan Yang Baik
(4) Peraturan Nomor 65/Permentan/OT.140/9/2007 tentang Pedoman
Pengawasan Mutu Pakan.
4. Peraturan Menteri Pertanian
(1) Peraturan Menteri Pertanian No. 381/2005 tentang Pedoman
Sertifikasi Kontrol Veteriner (NKV) pada Unit Usaha Asal Hewan.
(2) Peraturan Menteri Pertanian No. 50/Permentan/OT.140/10/2006
tentang Pedoman Pemeliharan Unggas di Pemukiman.
(3) Peraturan Menteri Pertanian No. 06/Permentan/OT.140/1/2007
tentang Pembentukan Unit Pengendali Penyakit Avian Influenza
(UPPP-AI) Regional.
7
(4) Peraturan Menteri Pertanian No. 05/Permentan/OT.140/1/2008
tentang Peraturan Budidaya Puyuh Yang Baik
(5) Peraturan Menteri Pertanian nomor 64/Permentan/9/2007 tentang
Pedoman Pelayanan Pusat Kesehatan Hewan.
(6) Peraturan Pemerintah 38/2007 tentang Pengaturan Pemerintah
Pusat , Pemerintah Daerah Provinsi dan Daerah KabupatenKota.
5. Surat Edaran Menteri Pertanian
Surat Edaran Menteri Pertanian No. 283/TU.210/M/1/2006 tentang
Restrukturisasi Perunggasan.
6. Keputusan Direktur Jenderal Peternakan
(1) Keputusan Direktur Jenderal Peternakan No. 17/Kpts/PD.640/F/02
tentang Pedoman Pencegahan, Pengendalian dan Pemberantasan
AI pada Unggas.
(2) Keputusan Direktur Jenderal Peternakan No. 45/Kpts/PD.610/F/06
tentang Prosedur Operasional Standar (SOP) Pengendalian
Penyakit Avian Influenza (AI) di Indonesia.
7. Pedoman-Pedoman
(1) Pedoman Umum Pemberdayaan Kelompok Peternak Aneka Ternak
Melalui Fasilitasi Dana Tugas Pembantuan dan Dekon
(2) Pedoman Umum Pemeliharaan Unggas di Pemukiman
(3) Pedoman Umum Transfortation Practice (GTP)
(4) Pedoman Umum KKP-E, KUR
(5) Pedoman Good Handling Practice (GHP)
(6) Sensus Peternakan Nasional (SPN) Tahun 2009
III. PELAKSANAAN KEGIATAN PENATAAN
Prinsip pelaksanaan kegiatan penataan budidaya puyuh adalah menata dan
menempatkan kegiatan budidaya pada suatu kawasan secara menyeluruh
baik budidaya pada sentra produksi dan non produksi seperti pemeliharaan
puyuh di sekitar pemukiman (backyard farming). Selain penataan pada aspek
budidaya (on farm), juga dilakukan surveilans secara terprogram serta
pengawasan lalu lintas bahan pakan, pakan unggas hidup dan produk unggas
keluar masuk wilayah kegiatan.
8
Dinas peternakan atau Dinas/instansi yang membidangi fungsi peternakan
dan kesehatan hewan selanjutnya dapat mengajukan kawasan tersebut untuk
dilakukan audit oleh Tim Auditor Direktorat Jenderal Peternakan. Untuk
kawasan yang memenuhi persyaratan penataan dan telah dinyatakan bebas
berdasarkan hasil audit dan surveilans, maka akan diberikan surat
keterangan bebas AI oleh Direktorat Jenderal Peternakan.
Pada tahap awal, fokus kegiatan penataan budi daya puyuh yang berada di
kawasan, agar usaha budi daya memenuhi prinsip tata cara budidaya puyuh
yang baik atau Good Farming Practice (GFP). Usaha budidaya yang
merupakan budidaya integrasi antara subsistem on farm, hilir dan hulu (usaha
pembibitan).
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini Dinas Peternakan atau dinas/instansi yang membidangi
fungsi peternakan dan kesehatan hewan Kabupaten/Kota perlu
membentuk tim teknis yang bertugas untuk melakukan hal sebagai
berikut :
1) Sosialisasi
Sosialisasi secara bertahap dilakukan dengan melibatkan seluruh
stakeholder serta pemerintah daerah setempat dengan materi
sosialisasi antara lain :
a. Kegiatan penataan budidaya puyuh
b. Tata Cara Budidaya burung Puyuh Yang Baik (Good Farming
Practice/GFP)
c. Pengendalian dan pemberantasan penyakit AI dan penyakit
unggas lainnya.
d. Peraturan perundang-undangan terkait lainnya
e. Manfaat dilakukannya kegiatan penataan budidaya puyuh bagi
para peternak yang berada di wilayah kawasan penataan.
2) Penyiapan Kawasan
Setelah sosialisasi dilakukan, selanjutnya Tim Teknis melaksanakan
tugas sebagai berikut :
a. Melakukan identifikasi dan seleksi wilayah/kawasan sebagai
lokasi kegiatan penataan budidaya puyuh dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a) Menentukan wilayah untuk ditetapkan sebagai kawasan
dengan dasar unit epidemiologik mempunyai batas alam.
b) Kawasan ditetapkan sebagai sentra pengembangan budi
daya puyuh dengan mempertimbangkan Rencana Umum
Tata Ruang (RUTR) dan Rencana Detail Tata Ruang
9
(RDTR) atas dasar potensi ketersediaan bahan pakan
lokal.
c) Mengidentifikasi usaha budidaya puyuh, backyard dan
menetapkan data dan informasi yang lengkap mengenai
profil peternak puyuh.
b. Mengajukan/rekomendasi kawasan yang ditetapkan sebagai
lokasi kegiatan penataan budidaya puyuh.
c. Dinas melakukan koordinasi dengan perusahaan yang ada di
wilayah budidaya untuk melakukan pemberdayaan masyarakat
melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) atau
program perusahaan lainnya.
d. Kepala Dinas menetapkan kawasan tersebut sebagai lokasi
kegiatan penataan usaha budidaya puyuh.
3) Penyiapan Kelompok
Setelah dilakukan penetapan wilayah kegiatan penataan, selanjutnya
tim teknis mempunyai tugas untuk :
a. Melakukan inventarisasi dan identifikasi kelompok peternak
puyuh calon penerima dana tugas pembantuan/bansos.
b. Melakukan seleksi kelompok peternak puyuh dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
(a) kelompok adalah kelompoktani peternak puyuh yang sudah
berpengalaman di bidang budidaya dan memiliki
kelembagaan yang kuat;
(b) kelompok diprioritaskan pada kelompok peternak puyuh
yang telah melaksanakan kerjasama antara kelompok
ternak atau memiliki jaringan dari hulu ke hilir sehingga
keberlanjutan terjamin.
(c) kelompok diprioritaskan pada kelompok puyuh yang
memiliki nilai proposal yang tinggi (penilaian berdasarkan
rekomendasi tim teknis, yang kesesuaian proposal yang
diusulkan dengan tujuan kegiatan);
(d) Kelompok bersedia melakukan usahanya secara terpadu,
sehingga keterkaitan kegiatan dari pada aspek hulu kokoh.
(e) Kelompok bersedia menjadi kelompok inti dalam membina
kelompok lain untuk mendukung pengembangan usaha
budidaya puyuh di wilayah penataan.
10
c. Mengajukan kelompok peternak puyuh untuk ditetapkan sebagai
kelompok peternak kegiatan penataan budidaya puyuh.
Selanjutnya Kepala Dinas menetapkan kelompok peternak penerima
tugas pembantuan melalui Surat Keputusan.
2. Tata Cara Permohonan
Tata cara permohonan penataan budidaya puyuh diatur sebagai berikut :
(1) Kepala Dinas Peternakan mengajukan permohonan secara tertulis
yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan untuk dilakukan penilaian;
(2) Berdasarkan permohonan tersebut Direktur Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan menugaskan Tim Penilai untuk melakukan
pengecekan terhadap dipenuhinya persyaratan permohonan;
(3) Apabila seluruh persyaratan telah dipenuhi, maka dalam jangka
waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah dipenuhinya
persyaratan permohonan, Tim Penilai sudah harus mulai
melakukan penilaian terhadap lokasi penataan budidaya puyuh;
(4) Apabila persyaratan yang diajukan oleh pemohon, ternyata tidak
memenuhi persyartan, maka dalam jangka waktu selambatlambatnya
7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya permohonan,
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
menginformasikan kepada pemohon untuk segera melengkapi
kekurangan persyaratan yang ditentukan;
(5) Apabila dalam jangka waktu selambat-lambatnya 14 hari kerja
sejak disampaikannya informasi kelengkapan tidak dipenuhi, maka
permohonan penilaian dianggap ditarik kembali.
3. Tahap Pelaksanaan
Dinas Peternakan atau dinas/instansi yang membidangi fungsi
peternakan atau kesehatan hewan bersama-sama dengan instansi
terkait lainnya melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Penataan
Penataan budidaya puyuh pada tahap awal mengacu kepada
RUTR dan RDTR.
Pada tahap awal kelompok budidaya yang difasilitasi melalui dana
tugas pembantuan diarahkan untuk dilakukan penataan budidaya
meliputi penerapan Good Farming Fractice (GFP). Untuk
mendukung terlaksananya kegiatan penataan budidaya puyuh
11
tersebut pemerintah melalui dana konsentrasi/dekonsentrasi dapat
mengalokasikan anggaran penataan usaha budi daya puyuh yang
masuk kedalam Mata Anggaran Kegiatan (MAK) bantuan Sosial.
Anggaran tersebut dapat dimanfaatkan kelompok peternak untuk
pengembangan usaha peternakan budidaya puyuh.
Dengan demikian anggaran yang tersedia dapat dimanfaatkan
untuk hal-hal sebagai berikut :
a. Pembuatan kandang/perbaikan kandang
b. Pengadaan ternak bibit
c. Bantuan pakan ternak
d. Pengadaan obat-obatan
e. Pembelian peralatan biosekuriti, peralatan kandang
f. Pengembangan kelembagaan kelompok peternak
g. Pengembangan SDM peternak
h. Fasilitasi advokasi/pembinaan dari tenaga ahli
i. Sarana pendukung lainnya yang diperlukan, seperti mesin
tetas dan timbangan dsb.
Kandang puyuh puyuh jantan dan puyuh betina
2) Pendampingan
Pada saat dilakukan penataan, terutama hal yang terkait dengan
pemanfaatan dana fasilitasi dari Pemerintah, Dinas Peternakan
atau Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan
hewan perlu melakukan pendampingan. Pendampingan dilakukan
agar kelompok dapat memanfaatkan dana kegiatan penataan
secara efisien dan kegiatan dilakukan sesuai pedoman.
3) Biosekuriti
Biosekuriti merupakan upaya untuk melindungi puyuh dari infeksi
penyakit dengan menerapkan sanitasi dan usaha pencegahan
lainnya. Tindakan biosekuriti dilakukan mengacu pada GFP.
IV. PEMBIAYAAN.
Kegiatan penataan budidaya puyuh ini dapat dibiayai melalui berbagai
dukungan sumber pembiayaan, baik dari pemerintah, swasta dan
masyarakat. Adapun pembiayaan yang bersumber dari pemerintah dapat
berasal dari :
12
1. APBN (dana konsentrasi, dekonsentrasi, dan anggaran Tugas
Pembantuan/TP) melalui bermacam kegiatan diantaranya LM3, SMD.
2. APBD ( Provinsi, Kabupaten/Kota),
3. Dana Masyarakat
Penataan budidaya puyuh secara teknis operasional merupakan tanggung
jawab bersama semua stakeholder terkait, baik pusat maupun daerah.
Program penataan sangat tergantung kepada sejauh mana komitmen
pemerintah dan masyarakat di daerah dalam mendukung program ini yang
dituangkan dalam bentuk kebijakan dan alokasi dana APBD.
Agar kegiatan penataan budidaya puyuh dapat berjalan baik, maka harus
tersedia peraturan tentang mekanisme penataan, juga diperlukan
pendanaan yang memadai untuk melakukan proses penataan. Untuk
mempercepat terlaksananya proses penataan, diperlukan adanya
koordinasi dan sinkronisasi semua pihak terkait, termasuk pemanfaatan
dana sehingga terjadi sinergi secara maksimal.
V. PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN.
Untuk mendukung kegiatan penataan budidaya puyuh dibutuhkan peran
kelermbagaan sebagai berikut :
1. Mendorong dan membimbing para peternak yang semula berusaha
sendiri (usaha rumah tangga) agar mampu bekerjasama dibidang
ekonomi secara berkelompok. Usaha tetap dijalankan di masingmasing
keluarga, sedangkan aspek yang dikerjasamakan dalam
kelompok.
2. Menumbuhkan gabungan kelompok yang usahanya sejenis atau
sering juga disebut sebagai asosiasi, misalnya peternak ayam atau
puyuh dan sebagainya.
3. Kelembagaan lain yang akan terus didorong perkembangannya
adalah kelembagaan yang akan meningkatkan peran serta
peternak rakyat menjadi gabungan kelompok peternak, gabungan
para peternak mandiri, asosiasi peternak puyuh atau koperasi serta
kelembagaan berbadan hukum lainnya.
Pemberdayaan kelembagaan ini dapat dilakukan oleh Pemerintah
bersama-sama dengan daerah dan masyarakat dalam bentuk :
a. Peningkatan pemahaman dan keterampilan melalui :
(a) Usaha peternakan komoditi lain selain puyuh (ayam, itik,
kelinci, sapi, domba)
(b) Keterampilan sederhana bagi masyarakat untuk
peningkatan pendapatan
(c) Manajemen kesehatan puyuh
13
(d) Pembuatan proposal kredit perbankan
(e) Manajemen pengelolaan kelompok peternak
(f) Pengamatan dan pelaporan penyakit
b. Penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar pada usaha
pembibitan/budidaya puyuh di wilayah penataan.
c. Mengikutsertakan anggota kelompok pada kegiatan
pembuatan pupuk dari kotoran puyuh.
d. Pelayanan peternakan, pelayanan kesehatan hewan dan
bimbingan teknis pada masyarakat sekitar.
VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAPORAN
1. Pembinaan
Pembinaan dapat dilakukan oleh Pemerintah Pusat (Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan), Dinas Peternakan
atau Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan
hewan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Disamping itu pembinaan juga dapat dilakukan oleh lembaga non
pemerintah seperti swasta dan masyarakat.
2. Pengawasan.
Pengawasan kegiatan penataan budidaya puyuh terdiri dari
pengawasan internal, pengawasan eksternal dan pengawasan
partisipatif, yaitu :
(1) Pengawasan internal dilaksanakan oleh Dinas Peternakan
kabupaten/Kota atau Dinas yang membidangi fungsi
peternakan dan kesehatan hewan Kabupaten/Kota secara
berkala paling kurang 3 (tiga) bulan sekali pada titik kritis
dengan cara memantau perkandangan, biosekuriti dan
vaksinasi untuk dilakukan sebagaimana mestinya.
(2) Pengawasan eksternal dilaksanakan oleh Dinas Peternakan
Provinsi setempat secara berkala paling kurang 6 (enam)
bulan sekali, oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan
kesehatan Hewan paling kurang 1 (satu) tahun sekali atau
sewaktu-waktu apabila diperlukan. Pengawasan ini dilakukan
baik melalui bimbingan langsung maupun pengawasan
terhadap perkandangan, biosekuriti dan vaksinasi.
(3) Pengawasan partisipatif dilaksanakan oleh masyarakat,
terhadap lalu lintas puyuh dari dan ke wilayah yang telah
dilakukan penataan, dan penerapan Good Farming Practice
(GFP) puyuh.
14
3 Pelaporan
Untuk memudahkan evaluasi kegiatan penataan budidaya puyuh
diperlukan data dan informasi yang diperoleh melalui pelaporan,
dengan ketentuan sebagai berikut :
(1) Setiap pelaku usaha peternakan puyuh harus membuat
laporan tertulis secara berkala paling kurang 3 (tiga) bulan
sekali kepada Dinas Peternakan kabupaten/Kota dengan
tembusan kepada Dinas Peternakan Provinsi dan Direktorat
Budidaya Ternak .
(2) Selain pelaporan tersebut diatas, setiap pelaku usaha
perunggasan harus melaporkan setiap kejadian penyakit yang
diduga Avian Influenza (AI) yang bersifat darurat kepada
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
tembusannya kepada Dinas Peternakan Provinsi dan Dinas
Peternakan Kabupaten/Kota.
VII. PENUTUP
Pedoman ini bersifat dinamis dan akan disesuaikan kembali apabila
terjadi perubahan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
source : DIREKTORAT BUDIDAYA TERNAK
 

Apick_Aw0x'z Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger