Warung Bebas

Rabu, 18 Februari 2009

Tentang Guru

Tentang Guru dan Google Artikel ini special saya persembahkan untuk Paman saya yang sekarang mengajar di SD Negeri I Air Majunto SP VI, Kep Sek SMP Negeri di SP I, Muko Muko Utara Bengkulu dan juga temen saya Mas Guru Umar Pujakesuma di Martapura Sumatera Selatan.  



Semoga jasa jasamu delalu terkenang sepanjang zaman Guru Engkau seorang pahlawan yang tanpa tanda jasa Guru Tapi apa artinya Sekolahan tanpa seorang Guru Saya bisa mengetik dan menulis ini juga karena jasamu Guru Saya bisa akses internet dan berusaha mengerti juga karena jasamu Guru Semua akan mengenang jasamu Guru  



Guru dan google Selamat pagi dunia, semoga harapan selalu berbinar di pagi yang cerah ini. Pagi itu sedikit mendung dan malah gerimis di Tangerang dan juga Jakarta, akhirnya dengan berbekal jas hujan saya berangkat untuk bekerja, alhamdulillah selamat sampai tujuan.



Seperti hari hari yang lain setelah absen saya cek keadaan toko dan mulai berbenah dan mendisplay barang untuk customer yang akan berbelanja, teng jam 09.00 wib toko di buka dan customer mulai masuk dan berbelannja kebutuhannya. Setelah selesai saya baru ke komersial untuk cek barang apa yang harus saya order hari ini untuk persiapan penjualan 2 s/d 5 hari kedepan.



Selesai sudah bikin ordernya kemudian saya ma teman teman yang lain coffe morning deh he...he...sambil baca koran biar keliatan profesional kale sambil berfikir, berikut yang saya fikirkan... Guru lawan google, Wow keren banget Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan telah menjadi sangat maju dan menjadi pilar utama dalam penyempurnaan hidup di muka bumi ini, berbagai perubahan harus selalu terjadi setiap hari, kemarin, hari ini atau esok hari pastilah tidak sama. Salah satunya adalah tentang dunia pendidikan, kalau ngomong soal dunia yang satu ini kita pasti tidak bisa melupakan satu pilar utamanya yaitu seorang "GURU".



Apakah di antara rekan netter ada yang bertanya kenapa tiba tiba saya menulis tentang ini, banyak sekali sebabnya tapi tidak mungkin di sebutkan satu satu kan, salah satunya telah di tulis teman saya yang kebetulan seorang guru silahkan baca disini, di sini yang saya liat dari sudut lain atas keprihatinan saya atas pendidikan sekarang, juga merupakan penentu apakah anda mau sukses apa tidak tanpa Guru apakah anda akan bisa sesukses sekarang ini, kebetulan rumah mertua saya dekat dengan sekolahan smp dan sma, apa yang saya liat ketika pada jam harusnya belajar mereka malah pada keluar dan merokok, ketika di tanya kenapa jawabannya bervariasi (gurunya nyebelin, gurunya ngebosenin, gurunya jadul, suruh nulis, di hukum suruh keluar, malah pernah salah satu anak ga mau berangkat sekolah karena katanya di cekokin dengan narkoba oleh temannya, walah ...walah) saya bingung kok guru yang di salahin ya, padahal jaman saya sekolah dulu di Klaten saya sangat menghormati guru guru saya lho kenapa di sini jadi begini. 




Selidik punya selidik ternyata ada benarnya juga walau sebagian karena anak tersebut memang badung. Dari salah seorang anak yang sekolah di situ saya sedikit dapat gambaran ada salah satu guru yang kejam hobbynya menghukum anak anak badung dengan di suruk keluar dan ga usah ikut pelajarannya, nah kalau begini yang slah siapa murid yang badunga atau seorang guru yang harus mengajar murid badung. Terus ada cerita yang lucu juga, ada seorang guru yang di permalukan karena di tanya anak muridnya dengan sebuah pertanyaan yang di jawab asal oleh guru tersebut, walhasil jawabannya salah dan muridnya di hukum keluar kelas, nah lo kok?  



Guru adalah Agen pendidikan, Google adalah agen ilmu pengetahuan 



Yang perlu di garis bawahi bahwa seorang guru adalahbukan hanya pengajar yang mentransfer ilmu pengetahuan tetapi sekaligus sebagai pendidik yang memanusiawikan manusia untuk menjadi sempurna akhlak dan budi pekertinya. 



Trus apa hubungannya Guru dengan google, seperti yang sudah saya ceritakan di atas, seorang guru yang harus malu denga pertanyaan anak muridnya karena menjawab asal, alhasil jawabanya salah anak muridnya di hukum keluar kelasnya, sejujurnya kalau Guru di adu dengan google dalam kecepatan mengartikan sebuah informasi jelas Guru akan kalah telak. Di jaman ini seorang murid berangkat dari rumah mungkin sudah sarapan dengan google dan roti bakar. Untuk itu betapa pentingnya seorang Guru selalu mengupgrade diri dengan wawasan yang luas juga ilmu yang berkembang. Dan para pendidik juga tidak bisa ketinggalan tekhnologi masa kini yang makin hari makin cangih, banjir informasi menjadi fenomena yang sangat indah untuk di nikamati, demikian pula dengan cara pemahamnnya. 



Dengan google apa yang di cari tinggal di klik langsung jadi, tapi google tidak bisa menalarkan apa yang terkandung di situlah letak perbedaannya dengan guru, hanya guru yang mampu menalarkan kenapa pertanyaan A jawabannya B, bukan hanya sekedar murid tahu, kalau cuma itu google lebih jago.

 

Jadi yang harus di perhatikan di sini adalah Guru buka sekedar pesaing google sebagai alat mentransfer ilmu pengetauan. Tapi Guru memiliki peran yang lebih penting untuk menyempurnakan kehidupan seorang pribadi yang berbudi pekerti yang baik, sopan santun, berakhlak mulia dan goole tidak bisa melakukan hal tersebut. Guru lebih unggul dari pada google karena guru mampu mengajarkan sisi humanis yang tidak bisa di berikan mesin pencari secanggih apapun. 



Demikian sekelumit pemikiran yang menganggu saya karena kekawatiran denga pendidikan sekarang, ketakutan yang wajar dan hampir selalu menghinggapi perasaan saya ketika melihat anak saya bertambah besar, mau jadi apa nantinya bila mutu pendidikan masih begini, berbagai macam keluhan dan ketakutan oleh orang tua murid. Bukan kok saya skeptis tapi Campur tangan pemerintahpun masih minim, denga bukti di pelosok daerah gaji guru masih sangat minim dan kurang dari cukup. Yah itulah fenomena yang kita hadapi. Bukan maksud saya mendiskriditkan sesuatu apapun ini murni dari apa yang saya baca, saya kawatirkan, dan saya alami dalan kehidupan nyata bukan mimpi. 



Dan akhir kata mohon maaf kiranya ada kata kata yang kurang berkenan ataupun bahasa yang kurang sopan, semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari semua fenomena yang terjadi. GURU : di GUgu lan di TiRU  



Best Regards



Muklispurwanto  



BISNISKU:  

Panduan bisnis Internet  





Minggu, 01 Februari 2009

Secangkir Kopi



Salam sejahtera untuk rekan rekanku, Semoga selalu sehat dan berbahagia, Semoga selalu sukses bisnis dan usahanya. Sore itu sekitar pukul 16.00 ( sekitar jam 4 sore ) saya sama teman teman dari ICI (Institut Carrefour Indinesia), di daerah Cempaka Putih Jakarta Timur, maaf Institut ini adanya hanya di Careefour, sedang istirahat sejenak cofee break istilah kerennya.



Sore itu sedikit mendung dengan hawa yang dingin, rasanya pas sambil menikmati rokok dan kopi. Saat kita lagi pada ngelamun, ga sengaja saya melihat kertas sudah agak kusam berserak, iseng saya pungut dan saya baca. Tadinya saya cuma iseng karena lagi pada ngelamun, kehabisan bahan omongan, dan pastinya cape dari pagi dengerin mentor ceramah, maklum saya dan teman teman adalah "Kelompentapir" (Kelompok pendegar tanpa berfikir) he...he....



Tapi setelah kertas itu saya baca ternyata isinya sangat bagus sekali (menurut saya entah untuk rekan rekan) tapi lebih baik baca, dan nilai bagus ga cerita ini.



Begini ceritannya: Sekelompok alumni satu universitas yang telah mapan dalam karir mendatangi mantan professor kampus mereka yang telah tua. Percakapan segera terjadi dan mengarah pada "komplain tentang stres di pekerjaan dan kehidupan mereka"  



Menawari tamu tamunya kopi, professor pergi ke dapur dan kembali dengan poci besar berisi kopi dan cangkir serta gelas dari berbagai jenis, dari porselen, plastik, gelas, kristal, gelas biasa, beberapa diantaranya gelas mahal dan beberapa lainnya sangat indah, dan mengatakan pada para mantan mahasiswanya untuk menuang sendiri kopinya.  



Setelah semua mahasiswannya mendapat secangkir kopi di tangan, professor itu mengatakan "Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah kalian ambil, yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan yang murah saja. Meskipun normal bagi kalian mengingini hanya yang terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami" "Pastikan bahwa cangkir itu sendiri tidak mempengaruhi kualitas kopi". 



Dalam beberapa kasus, itu hanya lebih mahal dan dalam beberapa kasus bahkan menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah "kopi", bukanlah cangkirny, namun kalian secara sadar mengambil cangkir terbaik dan kemudian mulai memperhatikan cangkir orang lain. "Sekarang perhatikan hal ini, Kehidupan bagai kopi, sedangkan pekerjaan, usaha, bisnis, uang, dan posisis atau jabatan dalam masyarakat adalah cangkirnya. Cangkir bagaikan alat untuk memegang dan mengisi kehidupan. Janis cangkir yang kita miliki tidak mendefinisikan atau juga mengganti kualitas kehidupan yang kita hidupi. Seringkali, karena berkonsentrasi hanya pada cangkir, kita gagal untuk menikmati kopi yang Tuhan sediakan untuk kita".  



Tuhan memasak dan membuat kopi, bukan cangkirnya. Jadi nikmatilah kopinya, jangan cangkirnya. 

 

Sadarilah jika kehidupan anda itu lebih penting di banding pekerjaan anda, usaha anda, bisnis anda. Jika pekerjaan anda, usaha juga bisnis anda membatasi diri anda dan mengendalikan hidup anda, anda menjadi orang yang mudah di serang dan rapuh akibat perubahan keadaa. Pekerjaan, usaha, bisnis akan datang dan pergi, namun itu seharusnya tidak merubah diri anda sebagai manusia. P



astikan anda membuat tabungan kesuksesan dalam kehidupan selain dari pekerjaan anda. So apa ya kesimpulannya ya,  



Berikut kesimpulan yang dapat saya ambil: Apapun itu yang kita kerjakan tidak akan ada artinya jika hanya memandang dari segi luarnya saja, sesukses apapun kita, tapi kalau kita sendiri tidak bisa mengartikan dan mengimplementasikannya dalam kehidupan, maka kesuksesan tersebut hanya milik anda tidak berarti untuk orang lain. Kita semua tahu kita tidak bisa sukses jika hanya sendiri, pasti ada orang lain yang membuat anda sukses, jadi bila anda sukses jangan lupa untuk berbagi kepada sesama apapun bentuknya. Jika anda seoarang pekerja bekerjalah karena ibadah. Cintailah pekerjaan, usaha ataupun bisnis anda secara profesional. Bagilah apa yang sudah anda dapatkan kepada orang yang membutuhkan, sehingga kehidupan anda, adalah kehidupan yang berkualitas tingi bukan cuma jabatan anda yang tinggi, intinya jangan hanya bisa melihat kekurangan orang lain hanya dari apa yang dia kenakan, tapi instropeksi diri kita sudah berartikah kehidupan kita untuk orang lain, keluarga, sodara, tetangga, kolega, teman atau siapapun nantinya. 

 

Ok rekan rekan sekian coretan saya, mohon maaf bila ada yang tidak berkenan, ada keselip kata yang tidak menyenangkan ataupun tata bahasa yang belum pas.  



Warm regard,  



Muklis Purwanto,
 

Apick_Aw0x'z Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger