Warung Bebas

Jumat, 10 Agustus 2012

Tari Tradisional

Kebudayaan Indonesia dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan
lokal yang telah ada sebelum bentuknya nasional Indonesia pada tahun
1945. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka
ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian integral daripada
kebudayaan Indonesia.
Banyak Tari Tradisional yang berasal dari Indonesia, sebagai bangsa indonesia
Tari Tradisional adalah salah satu Budaya bangsa Untuk itu alangkah
baiknya apabila Tari Tradisional dapat Terus di Lestarikan sampai
kapanpun.
Berikut adalah beberapa Tari Tradisional yang ada di Indonesia :

Jawa
ReoGReog (Ponorogo)
Spoiler untuk ReoG Ponorogo : Reog adalah salah satu kesenian budaya yang
berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal

Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok Warok dan
Gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat Reog dipertunjukkan [1] . Reog
adalah salah satu bukti budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental
dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat

Sejarah Reog Ponorogo
Pada dasarnya ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat
tentang asal-usul Reog dan Warok [2], namun salah satu cerita yang paling terkenal
adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada
masa Bra Kertabumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki
Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak rekan Cina rajanya dalam
pemerintahan dan prilaku raja yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan
Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan
perguruan dimana ia mengajar anak-anak muda seni bela diri, ilmu kekebalan diri,
dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi
bibit dari kebangkitan lagi kerajaan Majapahit kelak. Sadar bahwa pasukannya
terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu
disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada
Raja Bra Kertabumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu
membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.
Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal
sebagai "Singa Barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabumi, dan
diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang
menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala
gerak-geriknya. Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang
menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit
yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik
topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan
menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50kg hanya dengan
menggunakan giginya [3]. Populernya Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan
Kertabumi mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan
oleh warok dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan
pengajaran akan warok. Namun murid-murid Ki Ageng kutu tetap melanjutkannya
secara diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih
diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer
diantara masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru dimana
ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo yaitu Kelono

Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo
yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun ditengah perjalanan ia
dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri dari
merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan
Wakilnya Bujanganom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam
tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya
merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan
mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan 'kerasukan' saat
mementaskan tariannya [4] .
Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan
leluhur mereka sebagai pewarisan budaya yang sangat kaya. Dalam
pengalamannya Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya
aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun
menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk
memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. mereka menganut garis
keturunan Parental dan hukum adat yang masih berlaku.

Pementasan Seni Reog
Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan,
khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa
rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh
6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna
merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya
adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog
tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian
wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang, yang harus dibedakan dengan seni
tari lain yaitu tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya
berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu.

Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya
bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan
pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan
khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar,
Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi.
Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin
rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain
yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut
kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah
memberikan kepuasan kepada penontonnya.
Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk
kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng
ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan
gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan
yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.

Kontroversi
Tarian Reog Ponorogo yang ditarikan di Malaysia dinamakan Tari Barongan[5].
Deskripsi akan tarian ini ditampilkan dalam situs resmi Kementrian Kebudayaan
Kesenian dan Warisan Malaysia. Tarian ini juga menggunakan topeng dadak merak,
topeng berkepala harimau yang di atasnya terdapat bulu-bulu merak, yang
merupakan asli buatan pengrajin Ponorogo [6]. Permasalahan lainnya yang timbul
adalah ketika ditarikan, pada reog ini ditempelkan tulisan "Malaysia" [7] dan diaku
menjadi warisan Melayu dari Batu Pahat Johor dan Selangor Malaysia - dan hal ini
sedang diteliti lebih lanjut oleh pemerintah Indonesia. [8]. Hal ini memicu protes
dari berbagai pihak di Indonesia, termasuk seniman Reog asal Ponorogo yang
berkata bahwa hak cipta kesenian Reog dicatatkan dengan nomor 026377
tertanggal 11 Februari 2004 dan diketahui langsung oleh Menteri Hukum dan HAM
Republik Indonesia [8]. Ribuan Seniman Reog pun menggelar demo di depan
Kedutaan Malaysia [9]. Berlawanan dengan foto yang dicantumkan di situs
kebudayaan, dimana dadak merak dari versi Reog Ponorogo ditarikan dengan
tulisan "Malaysia" [10], Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Zainal Abidin
Muhammad Zain pada akhir November 2007 kemudian menyatakan bahwa
"Pemerintah Malaysia tidak pernah mengklaim Reog Ponorogo sebagai budaya asli
negara itu. Reog yang disebut “barongan” di Malaysia dapat dijumpai di Johor

BaLi
Kecak
Spoiler untuk Tari Kecak : Kecak (pelafalan: /'ke.tʃak/, secara kasar
"KEH-chahk", pengejaan alternatif: Ketjak, Ketjack, dan Ketiak), adalah pertunjukan
seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh
laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki
yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan
mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera
membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual
sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak
sadar[1], melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian
menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti
papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para
penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta,
Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.
Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat
musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang
memerankan tokoh-tokoh Ramayana.
Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter
Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian
kisah Ramayana. Wayan Limbak mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia
bersama rombongan penari Bali-nya.

ACeH

- Tari SaMan Spoiler untuk Tari Saman :
Tari Saman adalah salah satu tarian daerah Aceh yang paling terkenal saat
ini. Tarian ini berasal dari dataran tinggi Gayo. Syair saman mempergunakan
bahasa Arab dan bahasa Aceh. Pada masa lalu, Tari Saman biasanya
ditampilkan untuk merayakan peristiwa - peristiwa penting dalam adat dan
masyarakat Aceh. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk
merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Pada kenyataannya nama "Saman"
diperoleh dari salah satu ulama besar Aceh, Syech Saman.
Tari Saman biasanya ditampilkan menggunakan iringan alat musik, berupa
gendang dan menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka
yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha
mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah.
Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech.
Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan
dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki
konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan
sempurna. Tarian ini dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi dengan
posisi duduk

artikel Tari Tradisional sumber: http://mega09610250.student.umm.ac.id/

posting menarik lainnya :
Aug 03, 2012
Bila mengamati perkembangan seni pertunjukan di Jawa Barat, terutama pertunjukan tari-tarian yang digunakan sebagai sarana pertunjukan atau sajian estetis, agaknya lebih berkembang di kalangan ménak, sedangkan ...
Aug 03, 2012
Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan Tari Remo ...
May 28, 2012
Berikut adalah kumpulan poto atau foto tari jaipong kesenian khas sunda. FOTO-FOTO ATAU GAMBAR KEAJAIBAN DUNIA. Kali ini saya mu share berbagai FOTO-FOTO ATAU GAMBAR KEAJAIBAN DUNIA yang hampir ...
Jun 08, 2012
Iswan kemudian membeli sebuah sepeda motor jenis Honda Blade Repsol secara tunai hanya ... 7 juta untuk pembelian sepeda motor jenis Honda Vario,” Bahkan dari penuturan Tamrin juga ... 15:03 - Soal Klaim Tari Tor ...

0 komentar em “Tari Tradisional”

Posting Komentar

 

Apick_Aw0x'z Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger