cerita lucu abu nawas dalam postingan kali ini akan menghibur anda pengunjung blog ini, kisah abu nawas dalam postingan ini saya pilihin yang lucu sekali biar anda semua tersenyum dan terhibur, terkadang dikala padatnya kegiatan seperti bekerja maupun yang masih belajar kita merasa kecapaian nah dikala waktu senggang ataupun istirahat ada baiknya menghibur diri dengan hiburan ringan yang menyenangkan biar pikiran dan tenaga kembali lagi bugar salah satunya dengan membaca cerita lucu abu nawas atau kisah abu nawas saya yakin anda bisa tersenyum ataupun tertawa tapi saya ingatkan jangat tertawa berlebihan karena ga baik juga kan cukup sekedarnya saja, , atau anda bisa juga membaca cerita lucu , melihat gambar lucu, foto lucu, gambar-gambar lucu
baiklah ini di cerita lucu abu nawas sebagai bacaan humor yang bisa menghibur anda selamat membaca
cerita lucu abu nawas 1
Larangan Sujud dan Rukuk.
Akhirnya Abu Nawas dipanggil dan dimintai keterangan terlebih dahulu sebelum dipancung.
"Wahai Abu Nawas, apakah benar engkau berpendapat tidak perlu rukuk dan sujud dalam shalat," tanya Raja.
"Benar, Baginda Raja," jawab Abu Nawas.
Raja Harun kembali bertanya,
"Benarkah engkau berkata kepada masyarakat bahwa Raja Harun suka berftinah?" tanya Raja.
"Benar Paduka," jawab Raja.
Sontak saja Raja Harun berteriak dengan keras dan menggelegar.
"Engkau memang pantas dihukum mati karena melanggar syariat islam dan menyebarkan fitnah tentang junjunganmu," teriaknya.
"Tunggu dulu Baginda, memang aku tidak menolak atas dua pendapat tadi, namun sepertinya kabar yang sampai kepada Paduka tidak lengkap dan seolah-olah aku berkata salah, aku merasa seakan difitnah," jelas Abu Nawas membela diri.
"Wahai Abu Nawas, apa maksudmu? Janganlah membela diri, engkau telah mengaku dan mengatakan kabar itu benar adanya," kata baginda.
Penjelasan Rukuk dan Sujud.
Abu nawas segera beranjak dari tempat duduknya.
"Wahai Paduka Raja, aku memang melarang rukuk dan sujud, tapi dalam shalat apa? Waktu itu aku menjelaskan dalam shalat jenazah, yang memang tidak perlu ada rukuk dan sujud," jelas Abu Nawas.
Sang Khalifah Harun Ar-Rasyid mencoba mencerna apa yang dikatakan oelh Abu Nawas. Meski sebelumnya emosinya mulai muncul, namun Raja membenarkan apa yang menjadi pendapat Abu Nawas tersebut.
"Lalu bagaimana tentang fitnah yang engkau iyakan?" tanya Raja.
Oh saat itu aku sedang membacakan arti Surat Al-Anfal ayat 28 yang berbunyi sebagai berikut,
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Artinya:
"dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar."
"Nah, sebagai seorang ayah dan anak-anakmu, berarti kamu suka fitnah (ujian) itu," lanjut Abu Nawas.
Begitu mendengar penjelasan Abu Nawas yang sekaligus kritikan, Khalifah Harun Ar-Rasyid tertunduk malu, menyesali dan menyadari.
Rupanya kedekatan Abu Nawas kepada Raja menyulut iri diantara para pembantu lainnya.
Para pembantu raja yang iri ingin memutar balikkan berita, namun berita tersebut akhirnya bisa diredam.
cerita lucu abu nawas 2
Pada suatu ketika Raja Harun Al Rasyid terkena penyakit yang aneh. Semua tubuh Raja Harun Al Rasyid terasa pegal dan kaku, badanya panas dan susah untuk bergerak. Penyakit itu semakin bertambah parah dikarenakan sang Raja tidak mau memakan makanannya.
Banyak tabib didatangkan untuk mengobati penyakit Sang Raja, namun tak ada satupun yang bisa mengobati. Sudah banyak pula obat yang diminum tetpai masih belum bisa mengobati penyakitnya.
Sang Raja tidak mau menyerah dengan penyakitnya, Raja masih berkeinginan untuk sembuh. Maka pengawalnya diutus untuk mengadakan sebuah sayembara. Yang bisa menyembuhkan penyakit Sang Raja akan diberikan hadiah.
Kabar sayembara itu terdegar oleh Abu Nawas, ia pun tertarik dengan sayembara itu. Tidak lama kemudian si Abu Nawas memutar otak dan pergi menuju ke Istana Raja Harun Al Rasyid. Setelah tiba di istana, sang raja terkejut melihat si Abu Nawas datang untuk mengobati dirinya.
"Abu Nawas , setahuku engkau bukan lah seorang tabib, tapi mengapa engkau mengikuti sayembara ini?
"Tuan Raja janganlah lihat penampilanku saja, begini-begini aku juga bisa obati orang sakit.
"Benarkah? Berarti engkau bisa sembuhkan penyakitku juga.
"Oh, tentu saja bisa tuan Raja. Sebenarnya apa penyakit Raja?
"Aku juga tidak tahu, tetapi seluruh tubuh dan badanku terasa sakit semua, keluh sang Raja
"Ha ha ha ha...Abu Nawas malah tertawa.
"Hei apanya yang lucu, kata sang raja.
"Tidak tuan, kalo penyakit itu gampang sekali obatnya.
"Benarkah, kaget sang raja. Apa nama obatnya dan dimana aku bisa mendapatkannya.
"Obat itu adalah telur Unta, dan anda bisa mendapatkannya dikota Baghdad ini.
Mendengar kata-kata Abu Nawas, sang Raja merasa bersemangat dan ingin mendapatkan telur Unta itu.
"Hei Abu Nawas, awas kalo kamu sampai berbohong. akan kuhukum kamu kata sang Raja.
"Cari dulu telur Unta itu, jangan asal hukum saja" kata Abu Nawas.
Keesokan harinya sang Raja berangkat dengan pengawalnya, Ia menyamar menjadi rakyat biasa karena tidak ingin diketauhi kalau dia seorang Raja. Raja pergi ke pasar-pasar disekitar Baghdad, tetapi belum menemukan telur Unta. Raja tidak mau menyerah dan mencarinya kerumah-rumah warga tetapi dia belum menemukan juga. Semangat Raja Harun Al Rasyid sangat kuat sekali, ia tidak peduli jarak yang telah ditempuhnya. Hingga akhirnya tiba di sebuah hutan.
Raja terus berjalan tanpa hiraukan pengawalnya yang sudah kelelahan,sambil menggerutu ia tetap berpikir dimana telur itu berada.
"Awas kau Abu Nawas, kalau aku tidak menemukan telur itu akan kuhukum kau!" gerutu raja. Penggawal bersiaplah untuk menghukum Abu Nawas besok!".
"Siap Raja" kata pengawal yang sudah kelelahan. "Tetapi kita sebaiknya kembali ke Istana, sepertinya kita tidak menemukan telur itu".
Raja Harun Al Rasyid mempertimbangkan saran sang pengawal, beberapa saat kemudian ia melihat seorang kakek yang sedang membawa ranting.
"Tunggu pengawal, kita coba tanya pada kakek itu" kata Sang Raja.
Sang Raja Harun Al Rasyid menhampiri kakek yang membawa ranting itu, melihat kondisi si kakek yang udah tua ia sangat kasihan, maka ia pun menawarkan jasa untuk membawa kayu-kayu itu. Setelah sampai dirumah kakek tadi, sang kakek berterimakasih kepada Raja Harun Al Rasyid yang ia tidak menyangka bahwa ia adalah seorang raja.
"Terima kasih cuk, semoga Allah membalas kebaikan cucuk"
"Sama-sama kek" kata raja.
"Oh iya kek, saya mau bertanya, apakah kakek punya telur Unta" tanya raja pada si kakek
"Telur Unta?" si kakek pun berfikir sejenak.
"Hahahahaha..." tawa si kakek. Raja Harun Al Rasyid pun heran dan bertanya apda sang kakek.
"Apa saya salah tanya kek" tanya raja keheranan. "Bisa kakek jelaskan?"
"Cuk, didunia ini mana ada telur Unta, setiap hewan yang bertelinga itu melahirkan bukan bertelur, jadi mana ada telur Unta. Mendengar penjelasan sang kakek membuat sang raja dan pengawalnya tersentak kaget.
"Benar juga mana ada telur unta, unta kan binatang melahirkan bukan bertelur" gumam sang raja.
"Awas kau Abu Nawas"
Keesokan harinya sang raja dengan kesalnya menunggu Abu Nawas yang telah mengerjainya, mondar-mandir kesana-kemari sambil komat-kamit.
"Awas kau Abu Nawas! awas kau Abu Nawas!'
Beberapa saat kemudian si Abu Nawas datang ke Istana. Ia memberi senyum jenakanya kepada raja, Raja Harun Al Rasyid langsung memarahinya
"Hai Kau Abu Nawas, beraninya kau mengerjai ku, aku tidak bisa terima ini. Dengan kesepakatan kita bahwa Aku akan menghukummu karena kamu telah membohongi aku, mana ada telur unta sedangkan unta itu kan hewan yang melahirkan.
"Anda benar Tuan Raja, kata Abu Nawas membenarkan pernyataan sang raja, telur unta itu sebenarnya tidak ada, unta hewan yang melahirkan dan bukan bertelur.
"Lantas, mengapa kau menyuruhku untuk mencari telur itu?" sanggah raja. "Pokoknya sekarang kamu dihukum"
"Tunggu dulu Tuan Raja, sebelum saya dihukum, saya ingin bertanya"
"Tanya apa" kata raja
"Bagaimana kondisi tubuh Tuan Raja hari ini? tanya si Abu Nawas.
"Kondisi badanku, aku merasa tubuhku tidak pegal dan sakit seperti kemaren, sang raja pun terdiam sejenak.
"Abu Nawas, aku sudah sembuh, penyakitku hilang, penyakitku hilang Abu Nawas." raja sangat gembira.
"Aku tahu, perjalananku yang amat jauh kemaren telah membuat tubuhku yang tadinya jarang bergerak menjadi bergerak dan itu membuat aliran darahku yang beku menjadi lancar kembali" itu penyebabnya, terima kasih Abu Nawas" kata sang raja
"Benar tuan, Kata Abu Nawas, tubuh yang tidak dibiasakan bergerak akan membuat darah membeku dan menjadi penyakit, maka dari itu raja rajin-rajinlah bergerak"
"Abu Nawas maafkan aku telah memarahimu, aku tidak akan menghukummu tapi aku akan berikan hadiah karena telah memberiku saran yang luar biasa.
"Terima kasih tuan raja" jawab Abu Nawas.
Dari cerita Abu Nawas diatas banyak makna dan pembelajaran yang kita peroleh. Membiasakan bermalas-malasan mendatangkan berbagai macam penyakit. Untuk cerita lucu Abu Nawas lain nya bisa anda baca dibawah ini:
gimana cerita lucu abu nawasnya sangat menghiburkan apa pikiran dan tenaga anda sudah kembali? memang menyenangkan sekali membaca cerita lucu seperti diatas untuk hiburan ringan, sekian dulu untuk postingan kali ini semoga bermanfaat
baiklah ini di cerita lucu abu nawas sebagai bacaan humor yang bisa menghibur anda selamat membaca
cerita lucu abu nawas 1
Larangan Sujud dan Rukuk.
Akhirnya Abu Nawas dipanggil dan dimintai keterangan terlebih dahulu sebelum dipancung.
"Wahai Abu Nawas, apakah benar engkau berpendapat tidak perlu rukuk dan sujud dalam shalat," tanya Raja.
"Benar, Baginda Raja," jawab Abu Nawas.
Raja Harun kembali bertanya,
"Benarkah engkau berkata kepada masyarakat bahwa Raja Harun suka berftinah?" tanya Raja.
"Benar Paduka," jawab Raja.
Sontak saja Raja Harun berteriak dengan keras dan menggelegar.
"Engkau memang pantas dihukum mati karena melanggar syariat islam dan menyebarkan fitnah tentang junjunganmu," teriaknya.
"Tunggu dulu Baginda, memang aku tidak menolak atas dua pendapat tadi, namun sepertinya kabar yang sampai kepada Paduka tidak lengkap dan seolah-olah aku berkata salah, aku merasa seakan difitnah," jelas Abu Nawas membela diri.
"Wahai Abu Nawas, apa maksudmu? Janganlah membela diri, engkau telah mengaku dan mengatakan kabar itu benar adanya," kata baginda.
Penjelasan Rukuk dan Sujud.
Abu nawas segera beranjak dari tempat duduknya.
"Wahai Paduka Raja, aku memang melarang rukuk dan sujud, tapi dalam shalat apa? Waktu itu aku menjelaskan dalam shalat jenazah, yang memang tidak perlu ada rukuk dan sujud," jelas Abu Nawas.
Sang Khalifah Harun Ar-Rasyid mencoba mencerna apa yang dikatakan oelh Abu Nawas. Meski sebelumnya emosinya mulai muncul, namun Raja membenarkan apa yang menjadi pendapat Abu Nawas tersebut.
"Lalu bagaimana tentang fitnah yang engkau iyakan?" tanya Raja.
Oh saat itu aku sedang membacakan arti Surat Al-Anfal ayat 28 yang berbunyi sebagai berikut,
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Artinya:
"dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar."
"Nah, sebagai seorang ayah dan anak-anakmu, berarti kamu suka fitnah (ujian) itu," lanjut Abu Nawas.
Begitu mendengar penjelasan Abu Nawas yang sekaligus kritikan, Khalifah Harun Ar-Rasyid tertunduk malu, menyesali dan menyadari.
Rupanya kedekatan Abu Nawas kepada Raja menyulut iri diantara para pembantu lainnya.
Para pembantu raja yang iri ingin memutar balikkan berita, namun berita tersebut akhirnya bisa diredam.
cerita lucu abu nawas 2
Pada suatu ketika Raja Harun Al Rasyid terkena penyakit yang aneh. Semua tubuh Raja Harun Al Rasyid terasa pegal dan kaku, badanya panas dan susah untuk bergerak. Penyakit itu semakin bertambah parah dikarenakan sang Raja tidak mau memakan makanannya.
Banyak tabib didatangkan untuk mengobati penyakit Sang Raja, namun tak ada satupun yang bisa mengobati. Sudah banyak pula obat yang diminum tetpai masih belum bisa mengobati penyakitnya.
Sang Raja tidak mau menyerah dengan penyakitnya, Raja masih berkeinginan untuk sembuh. Maka pengawalnya diutus untuk mengadakan sebuah sayembara. Yang bisa menyembuhkan penyakit Sang Raja akan diberikan hadiah.
Kabar sayembara itu terdegar oleh Abu Nawas, ia pun tertarik dengan sayembara itu. Tidak lama kemudian si Abu Nawas memutar otak dan pergi menuju ke Istana Raja Harun Al Rasyid. Setelah tiba di istana, sang raja terkejut melihat si Abu Nawas datang untuk mengobati dirinya.
"Abu Nawas , setahuku engkau bukan lah seorang tabib, tapi mengapa engkau mengikuti sayembara ini?
"Tuan Raja janganlah lihat penampilanku saja, begini-begini aku juga bisa obati orang sakit.
"Benarkah? Berarti engkau bisa sembuhkan penyakitku juga.
"Oh, tentu saja bisa tuan Raja. Sebenarnya apa penyakit Raja?
"Aku juga tidak tahu, tetapi seluruh tubuh dan badanku terasa sakit semua, keluh sang Raja
"Ha ha ha ha...Abu Nawas malah tertawa.
"Hei apanya yang lucu, kata sang raja.
"Tidak tuan, kalo penyakit itu gampang sekali obatnya.
"Benarkah, kaget sang raja. Apa nama obatnya dan dimana aku bisa mendapatkannya.
"Obat itu adalah telur Unta, dan anda bisa mendapatkannya dikota Baghdad ini.
Mendengar kata-kata Abu Nawas, sang Raja merasa bersemangat dan ingin mendapatkan telur Unta itu.
"Hei Abu Nawas, awas kalo kamu sampai berbohong. akan kuhukum kamu kata sang Raja.
"Cari dulu telur Unta itu, jangan asal hukum saja" kata Abu Nawas.
Keesokan harinya sang Raja berangkat dengan pengawalnya, Ia menyamar menjadi rakyat biasa karena tidak ingin diketauhi kalau dia seorang Raja. Raja pergi ke pasar-pasar disekitar Baghdad, tetapi belum menemukan telur Unta. Raja tidak mau menyerah dan mencarinya kerumah-rumah warga tetapi dia belum menemukan juga. Semangat Raja Harun Al Rasyid sangat kuat sekali, ia tidak peduli jarak yang telah ditempuhnya. Hingga akhirnya tiba di sebuah hutan.
Raja terus berjalan tanpa hiraukan pengawalnya yang sudah kelelahan,sambil menggerutu ia tetap berpikir dimana telur itu berada.
"Awas kau Abu Nawas, kalau aku tidak menemukan telur itu akan kuhukum kau!" gerutu raja. Penggawal bersiaplah untuk menghukum Abu Nawas besok!".
"Siap Raja" kata pengawal yang sudah kelelahan. "Tetapi kita sebaiknya kembali ke Istana, sepertinya kita tidak menemukan telur itu".
Raja Harun Al Rasyid mempertimbangkan saran sang pengawal, beberapa saat kemudian ia melihat seorang kakek yang sedang membawa ranting.
"Tunggu pengawal, kita coba tanya pada kakek itu" kata Sang Raja.
Sang Raja Harun Al Rasyid menhampiri kakek yang membawa ranting itu, melihat kondisi si kakek yang udah tua ia sangat kasihan, maka ia pun menawarkan jasa untuk membawa kayu-kayu itu. Setelah sampai dirumah kakek tadi, sang kakek berterimakasih kepada Raja Harun Al Rasyid yang ia tidak menyangka bahwa ia adalah seorang raja.
"Terima kasih cuk, semoga Allah membalas kebaikan cucuk"
"Sama-sama kek" kata raja.
"Oh iya kek, saya mau bertanya, apakah kakek punya telur Unta" tanya raja pada si kakek
"Telur Unta?" si kakek pun berfikir sejenak.
"Hahahahaha..." tawa si kakek. Raja Harun Al Rasyid pun heran dan bertanya apda sang kakek.
"Apa saya salah tanya kek" tanya raja keheranan. "Bisa kakek jelaskan?"
"Cuk, didunia ini mana ada telur Unta, setiap hewan yang bertelinga itu melahirkan bukan bertelur, jadi mana ada telur Unta. Mendengar penjelasan sang kakek membuat sang raja dan pengawalnya tersentak kaget.
"Benar juga mana ada telur unta, unta kan binatang melahirkan bukan bertelur" gumam sang raja.
"Awas kau Abu Nawas"
Keesokan harinya sang raja dengan kesalnya menunggu Abu Nawas yang telah mengerjainya, mondar-mandir kesana-kemari sambil komat-kamit.
"Awas kau Abu Nawas! awas kau Abu Nawas!'
Beberapa saat kemudian si Abu Nawas datang ke Istana. Ia memberi senyum jenakanya kepada raja, Raja Harun Al Rasyid langsung memarahinya
"Hai Kau Abu Nawas, beraninya kau mengerjai ku, aku tidak bisa terima ini. Dengan kesepakatan kita bahwa Aku akan menghukummu karena kamu telah membohongi aku, mana ada telur unta sedangkan unta itu kan hewan yang melahirkan.
"Anda benar Tuan Raja, kata Abu Nawas membenarkan pernyataan sang raja, telur unta itu sebenarnya tidak ada, unta hewan yang melahirkan dan bukan bertelur.
"Lantas, mengapa kau menyuruhku untuk mencari telur itu?" sanggah raja. "Pokoknya sekarang kamu dihukum"
"Tunggu dulu Tuan Raja, sebelum saya dihukum, saya ingin bertanya"
"Tanya apa" kata raja
"Bagaimana kondisi tubuh Tuan Raja hari ini? tanya si Abu Nawas.
"Kondisi badanku, aku merasa tubuhku tidak pegal dan sakit seperti kemaren, sang raja pun terdiam sejenak.
"Abu Nawas, aku sudah sembuh, penyakitku hilang, penyakitku hilang Abu Nawas." raja sangat gembira.
"Aku tahu, perjalananku yang amat jauh kemaren telah membuat tubuhku yang tadinya jarang bergerak menjadi bergerak dan itu membuat aliran darahku yang beku menjadi lancar kembali" itu penyebabnya, terima kasih Abu Nawas" kata sang raja
"Benar tuan, Kata Abu Nawas, tubuh yang tidak dibiasakan bergerak akan membuat darah membeku dan menjadi penyakit, maka dari itu raja rajin-rajinlah bergerak"
"Abu Nawas maafkan aku telah memarahimu, aku tidak akan menghukummu tapi aku akan berikan hadiah karena telah memberiku saran yang luar biasa.
"Terima kasih tuan raja" jawab Abu Nawas.
Dari cerita Abu Nawas diatas banyak makna dan pembelajaran yang kita peroleh. Membiasakan bermalas-malasan mendatangkan berbagai macam penyakit. Untuk cerita lucu Abu Nawas lain nya bisa anda baca dibawah ini:
gimana cerita lucu abu nawasnya sangat menghiburkan apa pikiran dan tenaga anda sudah kembali? memang menyenangkan sekali membaca cerita lucu seperti diatas untuk hiburan ringan, sekian dulu untuk postingan kali ini semoga bermanfaat