Suatu hari seorang teman kerja, saat mendapat kesempatan untuk berbicara rileks dengan saya, mengeluarkan uneg unegnya juga berbagai komentar yang jujur membuat saya sendiri sampai terkaget kaget. Ya dia bercerita tentang situasi dan lingkungan kerja di Departementya. Oh ya saya jelaskan secara singkat saja, saya bekerja di retail terbesar Indonesia saat ini, dan di dalam toko saya terdapat lima Divisi, dan dari kelima Divisi tersebut, masing masing di bagi lagi menjadi beberapa Depratement. Jika anda pernah di retail mungkin sedikit banyak akan tahu yang namanya Divisi Food dan NonFood, kebetulan saya di Divisi Food. Ok itu penjelasan sekilas saja.
Lanjut ke cerita tadi, saya kaget karena selama ini yang saya lihat, tidak tampak ada masalah dengan Divisi tersebut. Namun ternyata ia dan teman kerja satu Divisi punya berbagai keluhan tentang atasannya. Dan semoga motivasi bisnis ini akan membuat kita semua sadar bahwa keterus terangan dalam bisnis baik online maupun offline itu perlu dan fital, apalagi di bisnis online, tanpa sebuah kepercayaan maka hasilnya adalah nol.
Dan Si atasan tampaknya tidak menyadari bahwa teman teman yang di pimpinnya mempunyai uneg uneg dan berbagai masukan untuk pengembangan diurinya. Padahal, bila ditanya, semua orang berkata mereka lebih suka hubungan yang di warnai dengan keterus terangan. Berarti dari sini kelihatan ada yang mengganjal, yang membuat komunikasi seperti barang langka dan kaya lalulintas di Jakarta pas jam sibuk "CETOT" alias MACET TOTAL" Dan parahnya budaya tidak berani usul atau berterus terang alias diam saja ketika mendapat perlakuan kurang fair atau melihat ketidak beresan.
Lho inilah yang sering terjadi to, udah ketahuan ga beres tapi ga berani ngomong alias diem aje. Memang itulah realita yang terjadi ga cuma di teman saya saja, cobalah perhatikan di sekitar kita apakah sering terjadi ketidak beresan terjadi toh saya dan anda juga diam kan. Maka saya menulis ini dari pengalaman cerita teman saya tadi, dan bertanya "Apakah berterus terang itu salah?.
Kita semua tahu, tumbuh subur pendapat seperti ini, "Sebaiknya tidak berkomentar, kalau mau selamat" bisa terjadi baik di perusahaan, di organisasi, atau bahkan di instansi pemerintah. Namu hal tersebut juga pasti ada sebab kan, mungkin reaksi dari atasan ketika di kritik, malah menjadikan kita tidak nyaman untuk mengeluarkan kritik. Jadi apa nanti yang akan terjadi jika demikian halnya dengan kita semua?. Jangan sampai menyesal nantinya, karena jika anda tahu Penyesalan itu selalu datang terlambat di belakang bukan datang duluan.
Tak jarang, budaya ketimuran kita sebagai orang Indonesia di jadikan kambing hitam atas sulitnya membangun budaya sebuah keterus terangan. Karena apa yang akan terjadi jika berterus terang. Masih ingat kasus Ibua Prita Mulyasari, dan saya baru mengalaminya juga terjadi atas isteri saya, yang surat putusan dari pengadilanpun belum saya ambil. Semua terjadi dari sikap spontanitas atas sebuah keterus terangan saja. Padahal, apakah karena kita orang Indonesia, kita tidak butuh menggarap organisasi, bisnis, management atau bahkan pemerintahan yang menanggapi informasi secara cermat, on time dan akurat dengan sebuah keterus terangan sesuai dengan apa yang terjadi?
Pertanyaan kita semua, bagaimana kita membangun budaya dimana setiap orang berani berterus terang, sehingga informasi bermanfaat bisa beredar dengan leluasa dan di kembangkan. Untuk saat ini kenapa saya menekuni Bisnis online juga selain Offline, karena hanya sebuah alsan, waktu, kondisi dan keterus terangan bisa di ungkapa secara nyata. Ibarat kata bisnis kita bisa claim itu scam karena terbukti menipu tanpa harus takut nanti karir kita atau bisnis kita tamat.
Semoga artikel motivasi yang sederhana ini bisa berguna untuk saya dan juga rekan rekan blogger yang lain. Bisnis tanpa kejujuran dan keterus terangan, maka sebentar lagi akan lewat truk sampah yang siap mengangkutnya. Salam sukses selalu untuk rekan blogger semua, semoga bisnisnya makin lancar, tetap semangat dan sehat tentunya, amin.
Salam sukses,
Lanjut ke cerita tadi, saya kaget karena selama ini yang saya lihat, tidak tampak ada masalah dengan Divisi tersebut. Namun ternyata ia dan teman kerja satu Divisi punya berbagai keluhan tentang atasannya. Dan semoga motivasi bisnis ini akan membuat kita semua sadar bahwa keterus terangan dalam bisnis baik online maupun offline itu perlu dan fital, apalagi di bisnis online, tanpa sebuah kepercayaan maka hasilnya adalah nol.
Dan Si atasan tampaknya tidak menyadari bahwa teman teman yang di pimpinnya mempunyai uneg uneg dan berbagai masukan untuk pengembangan diurinya. Padahal, bila ditanya, semua orang berkata mereka lebih suka hubungan yang di warnai dengan keterus terangan. Berarti dari sini kelihatan ada yang mengganjal, yang membuat komunikasi seperti barang langka dan kaya lalulintas di Jakarta pas jam sibuk "CETOT" alias MACET TOTAL" Dan parahnya budaya tidak berani usul atau berterus terang alias diam saja ketika mendapat perlakuan kurang fair atau melihat ketidak beresan.
Lho inilah yang sering terjadi to, udah ketahuan ga beres tapi ga berani ngomong alias diem aje. Memang itulah realita yang terjadi ga cuma di teman saya saja, cobalah perhatikan di sekitar kita apakah sering terjadi ketidak beresan terjadi toh saya dan anda juga diam kan. Maka saya menulis ini dari pengalaman cerita teman saya tadi, dan bertanya "Apakah berterus terang itu salah?.
Kita semua tahu, tumbuh subur pendapat seperti ini, "Sebaiknya tidak berkomentar, kalau mau selamat" bisa terjadi baik di perusahaan, di organisasi, atau bahkan di instansi pemerintah. Namu hal tersebut juga pasti ada sebab kan, mungkin reaksi dari atasan ketika di kritik, malah menjadikan kita tidak nyaman untuk mengeluarkan kritik. Jadi apa nanti yang akan terjadi jika demikian halnya dengan kita semua?. Jangan sampai menyesal nantinya, karena jika anda tahu Penyesalan itu selalu datang terlambat di belakang bukan datang duluan.
Tak jarang, budaya ketimuran kita sebagai orang Indonesia di jadikan kambing hitam atas sulitnya membangun budaya sebuah keterus terangan. Karena apa yang akan terjadi jika berterus terang. Masih ingat kasus Ibua Prita Mulyasari, dan saya baru mengalaminya juga terjadi atas isteri saya, yang surat putusan dari pengadilanpun belum saya ambil. Semua terjadi dari sikap spontanitas atas sebuah keterus terangan saja. Padahal, apakah karena kita orang Indonesia, kita tidak butuh menggarap organisasi, bisnis, management atau bahkan pemerintahan yang menanggapi informasi secara cermat, on time dan akurat dengan sebuah keterus terangan sesuai dengan apa yang terjadi?
Pertanyaan kita semua, bagaimana kita membangun budaya dimana setiap orang berani berterus terang, sehingga informasi bermanfaat bisa beredar dengan leluasa dan di kembangkan. Untuk saat ini kenapa saya menekuni Bisnis online juga selain Offline, karena hanya sebuah alsan, waktu, kondisi dan keterus terangan bisa di ungkapa secara nyata. Ibarat kata bisnis kita bisa claim itu scam karena terbukti menipu tanpa harus takut nanti karir kita atau bisnis kita tamat.
Semoga artikel motivasi yang sederhana ini bisa berguna untuk saya dan juga rekan rekan blogger yang lain. Bisnis tanpa kejujuran dan keterus terangan, maka sebentar lagi akan lewat truk sampah yang siap mengangkutnya. Salam sukses selalu untuk rekan blogger semua, semoga bisnisnya makin lancar, tetap semangat dan sehat tentunya, amin.
Salam sukses,