CARA PENULISAN ILMIAH
Tujuan Session ini
Setelah pelatihan selesai, Anda
diharapkan dapat menjawab …..
Tata cara penulisan ilmiah
1. Perlukah kecermatan
penggunaan Bahasa Indonesia
dalam penulisan ilmiah?
2. Bagaimana Tata Cara Penulisan
Ilmiah?
3. Bagaimana pengetikan dan
format laporan hasil
penelitian?
4. Bagaimana menulis judul?
Tata cara penulisan ilmiah
5. Bagaimana menyajikan gambar dan
tabel?
6. Bagaimana menyajikan kutipan?
7. Apa Manfaat dan bagaimana penulisan
catatan kaki?
8. Bagaimana menulis daftar
kepustakaan?
9. Penulisan nama pada daftar
kepustakaan, bagaimana sebaiknya?
10. Bagaimana perbedaan penulisan
catatan kaki dan daftar pustaka?
Diperlukan kecermatan penggunaan
Bahasa Indonesia dalam penulisan
ilmiah, karena ………
Meskipun bahasa Indonesia sudah
biasa dipakai dalam kehidupan
sehari-hari, tetapi sering tidak
mudah untuk mengungkapkannya,
terlebih lagi penulis kurang
memahami kaidah-kaidah bahasa
Indonesia
Sering dilupakan perbedaan antara
paragraf dan kalimat
Sesungguhnya…..
Sebuah kalimat dalam tulisan tidak berdiri
sendiri, melainkan kait-mengait dengan
kalimat lain guna membentuk paragraf
Paragraf merupakan satuan kecil sebuah
karangan yang membangun satuan
pikiran sebagai bagian dari pesan yang
disampaikan oleh penulis dalam
karangannya.
Dapat dikatakan bahwa menulis karangan
yang baik sesungguhnya pekerjaan
menulis dan merangkai paragraf dengan
baik.
Pedoman umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan berdasar Kepmen
P&K Nomor 0543a/U/1987
”secara rinci menjelaskan tatacara
pemenggalan kata, pemakaian huruf
kapital dan huruf miring, penulisan kata,
ejaan dan peristilahan. Setidak-tidaknya
pedoman tersebut dipunyai dan selalu
dipakai oleh seseorang dalam menulis
karya ilmiah”.
Tata Cara Penulisan Ilmiah
tidak didasarkan pada isi materi yang disajikan
tetapi juga pada tampilan atau wujud fisik karya
tulis tersebut.
Tampilan fisik dapat dinilai dari format, tata cara
dan bentuk penyajian, kerapian dan kesesuaian
penyajian dengan tata aturan penulisan ilmiah
yang berlaku.
Terdapat beberapa variasi dalam wujud fisik
penyajian karya tulis ilmiah, namun pada
prinsipnya tidak jauh berbeda. Yang penting
adalah konsistensi terhadap aturan yang dipakai.
Cara pengetikan dan format laporan
hasil penelitian
Umumnya laporan penelitian, ditulis
diatas kertas warna putih jenis HVS 80
gram, ukuran 21,5 x 28 cm (atau sering
disebut ukuran kertas kuarto).
Pengetikan menggunakan jenis huruf
tertentu (umumnya jenis pica) yang
dilakukan hanya pada satu sisi kertas,
jadi tidak bolak-balik.
pengantar tulisan
terdiri dari kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak, diberi
nomor halaman dengna angka romawi kecil (i, ii,
iii,.......dstnya). selanjutnya, mulai dari pendahuluan
(bab I) sampai halaman terakhir digunakan angka
Arab (1,2,3,...dstnya).
Nomor halaman dituliskan ditengah atau disudut
kanan atas halaman. Pada halaman yang
mempunyai judul bab, nomor halaman diletakkan
dibagian bawah halaman, baik ditengah ataupun
dikanan bawah. Bagi nomor yang diketik ditengah
halaman, jarak dari atas atau bawah halaman
adalah 1,5 cm, dan bagi nomor yang diletakkan di
kanan atas atau bawah diletakkan lurus dengan
batas ketikan tepi kanan.
margin
Batas – batas pengetikan pada kertas ialah:
dari tepi kiri 4 cm, dari tepi kanan 3 cm,
dari batas atas 4 cm sedangkan tepi
bawah 3 cm.
Jarak antara baris adalah 1,5 spasi atau dua
spasi, kecuali inti kutipan langsung, judul,
daftar tabel maupun gambar, dan daftar
pustaka yang menggunakan 1 spasi.
Cara menulis judul
Menyesuaikan dengan pedoman
penulisan yang telah ditetapkan
oleh instansi pemberi tugas (bila
ada).
Bila tidak, pedoman berikut dapat
dipakai sebagai pegangan...
Judul Bab
ditulis dengan huruf besar, tebalkan dan
diatur sedemikian rupa sehingga letaknya
simetris ditengah halaman. Umumnya
judul diletakkan dihalaman baru. Jarak
antara judul dengan teks diberi jarak 4
spasi.
Judul tidak boleh ditempatkan dalam
tanda kurung, tanda kutip, diberi garis
bawah dan tidak boleh diakhiri dengan
tanda titik.
Judul Sub Bab
dimulai dengan huruf kapital (huruf
besar), kecuali kata penghubung dan kata
depan, dan semuanya diberi garis bawah
(dengan menggunakan komputer,
pemakaian garis bawah digantikan
dengan penebalan pengetikan). sub judul
tidak diakhiri dengan tanda titik.
Terdapat dua pendapat dalam
menempatkan sub judul, yakni dituliskan
simetris ditengah halaman atau dituliskan
rata kiri setelah nomor urut sub judul.
Judul sub-sub Bab
diketik rata kiri setelah nomor sub
judul. Kalimat dimulai huruf besar
(hanya huruf awal kalimat saja),
diberi garis bawah atau ditebalkan,
serta diakhiri dengan titik.
Kalimat pertama setelah judul, sub
judul, maupun sub-sub judul
dimulai dengan alinea baru.
menyajikan gambar dan tabel
Tulisan ilmiah umumnya dilengkapi dengan gambar,
tabel, rumus-rumus atau persamaan – persamaan,
yang diletakkan simetris terhadap tepi kiri dan
kanan kertas.
Setiap tabel dan gambar harus diberi nomor urut
dan judul. Nomor urut menggunakan angka dua
Arab yang dipisahkan oleh tanda titik titik.
Angka pertama menunjukkan pada bab berapa tabel
atau gambar itu berada, sedang angka kedua
menunjuk pada nomor urut tabel atau gambar
tersebut di bab yang bersangkutan, misalnya:
Gambar 2.1 artinya gambar pertama pada bab 2;
tabel 3.4 artinya tabel keempat yang ada di bab 3.
nomor persamaan yang berbentuk matematis,
ditulis dengan angka Arab didalam kurung dan
diletakkan dibatas tepi kanan.
Judul tabel
ditulis setelah nomor tabel dengan huruf kecil,
dan ditempatkan simetris di atas tabel tanpa
diakhiri dengan titik. Garis atas tabel dibuat
rangkap atau tebal, sedangkan garis bawah
hanya satu.
Jika tabel itu mempunyai catatan (menyatakan
sumber acuan, menjelaskan singkatan yang tidak
umum) dituliskan di bawah tabel, rata kiri. Untuk
menghindari kekeliruan catatan tabel ditandai
dengan bintang, asterik, atau huruf. Hanya
catatan untuk judul tabel ditempatkan di tepi
bawah halaman
tabel dipenggal
Usahakan tabel jangan dipenggal, bila hal itu
terjadi, lanjutan tabel diletakkan pada halaman
berikutnya, dengan nomor tabel dan kata
”lanjutan” dibelakangnya (contoh: TABEL 3.2
lanjutan).
Tabel terdiri dari kolom-kolom yang harus diberi
nama dan pembatas yang tegas. Kalau jajaran
kolom ini lebih panjang dari lebar kertas, maka
bagian atas tabel sebaiknya diletakkan di sebelah
kiri kertas, sedangkan tabel yang sangat lebar
dan panjang (sehingga harus dilipat) seyogyanya
diletakkan di lampiran.
Laporan penelitian
Laporan penelitian juga sering dilengkapi
dengan sajian gambar, grafik, peta, foto,
daftar alir, schedul, dan lain-lain.
Penempatan gambar-gambar diusahakan
sedekat mungkin dengan uraian dalam
teks yang berkaitan dengan gambar
tersebut. Gambar hendaknya disajikan
pada bagian atau pada halaman sesudah
uraian teksnya dan jangan sebaliknya.
Nomor gambar
Setiap gambar harus mempunyai nomor gambar
dan diiukuti dengan judul gambar yang dibuat
sedemikian rupa sehingga simetris terhadap
gambar dan diletakkan di bawah gambar
(ingatlah nomor dan judul tabel diletakkan di atas
tabel, sedangkan nomor dan judul gambar
diletakkan di bawah gambar).
Keterangan gambar sebaiknya diletakkan di
tempat yang lowong di dalam gambar. Gambar
yang bentuknya memanjang sepanjang kertas,
bagian atas gambar ditempatkan di sebelah kiri
kertas.
menyajikan kutipan
Dalam penulisan karya ilmiah seringkali
dipergunakan kutipan-kutipan untuk
memperjelas dan menegaskan isi uraian,
atau untuk membuktikan apa yang
dituliskan.
Kutipan merupakan pinjaman kalimat atau
pendapat dari orang lain. Cukup banyak
hal-hal penting dan yang sudah ditulis
dalam buku-buku.
Penulis dapat mengutip pendapat tersebut,
dengan syarat harus menyebutkan dari
mana dan dimana pendapat itu diambil.
Terdapat dua macam kutipan.
Kutipan lengkap dan kutipan isi...
Kutipan lengkap artinya, teks asli
dikutip secara lengkap kata dan
kalimatnya.
Sedangkan kutipan isi, hanya inti sari
pendapat yang dikutip.
Kutipan lengkap harus ditulis dalam
tanda kutip.
Kutipan jangan terlalu panjang,
hendaknya diambil yang benar-benar
perlu saja.
Kutipan lengkap dan kutipan isi...
Kutipan lengkap yang panjangnya tidak lebih dari empat baris
dapat langsung dimasukkan dalam teks dengan diapit oleh
tanda kutip.
Sedangkan untuk kutipan isi, tidak perlu diberi tanda kutip. Pada
akhir kutipan diberi nomor urut penunjukkan (hal ini
dilakukan bila penjelasan kutipan menggunakan cattaan
kaki).
Terdapat dua cara penunjukkan kutipan yang lain, yakni yang
dikenal dengan cara Harvard. Menggunakan cara ini, pada
akhir atau awal kutipan dituliskan nama pengarang dan tahun
terbitan buku acuan. Seringkali nomor yang dikutip juga
dituliskan. Berikut disajikan beberapa contoh: .....Suhardjono
Mukidam (1993) menyatakan bahwa, ..........................,
Julius, 1992 (dalam Amiuza, 1991) menulis, ......................;
......................(Mismail, 1984:119).
Apa Manfaat dan bagaimana
penulisan catatan kaki
Catatan kaki merupakan perjelas
keterangan isi yang ditempatkan di
kaki halaman.
Tujuan penjelasan, dapat berupa
(1) sumber asal kutipan (bila cara
ini dipakai); (2) keterangan
tambahan lain yang perlu tentang
isi karangan; (3) merujuk bagian
lain dari teks.
Catatatan kaki …
Catatan kaki yang dimaksudkan untuk
memberikan informasi sumber kutipan
harus mengungkapkan: (1) nama atau
nama-nama sumber, perhatikan cara
penulisan nama yang berbeda dengan
cara penulisan nama pada daftar pustaka;
(2) judul sumber; (3) kota dan tahun
terbit, berbeda dengan daftar pustaka
yang harus menyebut nama penerbit; (4)
halaman letak kutipan pada buku sumber.
penulisan catatan kaki
Aturan penulisan catatan kaki ini berbeda
dengan penulisan daftar pustaka yang
tidak mencantumkan halaman.
Pembatas antara masing-masing
informasi menggunakan tanda koma dan
tanda kurung (bedakan dengan daftar
pustaka yang memakai tanda titik).
Sumber kutipan dapat diperoleh dari
buku, majalah, surat kabar, wawancara,
peraturan, atau mengutip dari kutipan.
Cara penulisan catatan kaki
1. harus diberikan nomor penunjukkan
terhadap teks yang dijelaskan;
2. letakkan di bawah garis (sepanjang 15
ketikan) yang berada 3 spasi di bawah
teks bagian bawah;
3. masuk 5-7 ketikan dari sembir kiri;
4. menggunakan satu spasi;
5. jarak antara dua catatan kaki, sebanyak
dua spasi.
Catatan kaki umumnya dipersingkat dengan kata
singkatan bahasa latin seperti: ibid, op cit dan loc cit.
Ibid (singkatan dari ibidem) artinya pada tempat yang
sama. Singkatan ini dipakai bila catatan kaki yang
berikut menunjuk kepada sumber yang telah disebut
pada catatan sebelumnya. Op cit (singkatan dari Opere
citato) berarti pada karya yang telah dikutip, dipakai
bila catatan kaki itu menunjuk pada sumber yang telah
disebut lebih dahulu, tetapi diselingi oleh catatan kaki
yang lain. Sedangkan loc cit (dari Loco Citato) artinya
pada tempat yang telah dikutip. Singkatan ini berfungsi
sama dengan op cit tapi biasanya dipakai untuk
menunjuk kepada sumber dari artikel, majalah, harian
atau ensiklopedia yang telah disebut sebelumnya.
Op cit (singkatan dari Opere citato) berarti
pada karya yang telah dikutip, dipakai bila
catatan kaki itu menunjuk pada sumber
yang telah disebut lebih dahulu, tetapi
diselingi oleh catatan kaki yang lain.
Sedangkan loc cit (dari Loco Citato) artinya
pada tempat yang telah dikutip. Singkatan
ini berfungsi sama dengan op cit tapi
biasanya dipakai untuk menunjuk kepada
sumber dari artikel, majalah, harian atau
ensiklopedia yang telah disebut
sebelumnya.
menulis daftar kepustakaan
Daftar kepustakaan (bibliography)
harus dapat memberikan informasi
secara lengkap mengenai nama
penulis, judul kepustakaan,
keterangan penerbit, dan waktu
penerbitan.
Secara umum cara penulisan daftar
kepustakaan adalah sebagai
berikut:
Cara penulisan daftar kepustakaan
1. Jarak penulisan daftar
kepustakaan satu spasi, antara
satu kepustakaan dengan yang
lain diberi jarak dua spasi.
2. Huruf pertama rapat sembir kiri,
sedang baris berikutnya mundur 4
ketikan dari sembir kiri.
Cara penulisan daftar kepustakaan
3. Nama penulis disusun menurut abjad,
umumnya tidak perlu memberikan
nomor urut.
4. Informasi disajikan dalam urutan nama
pengarang, judul kepustakaan,
keterangan penerbit, dan waktu
terbitan. Antar informasi itu dipisahkan
dengan tanda titik.
Penulisan nama pada daftar
kepustakaan, bagaimana sebaiknya
Penulisan nama pada daftar kepustakaan,
seringkali membingungkan.
Bila suatu kepustakaan mempunyai dua
nama pengarang hendaknya diperhatikan
cara penulisan nama pengarang pertama
(nama keluarga terlebih dahulu) dan
nama pengarang yang kedua (nama
keluarga dituliskan dibelakang).
Penulisan nama pada daftar
kepustakaan, bagaimana sebaiknya
Penulisan nama di daftar
kepustakaan tidak perlu dituliskan
gelar kesarjanaan atau pangkatnya.
Untuk nama Indonesia yang hanya
terdiri dari satu unsur, dituliskan
sebagaimana adanya (misalnya:
Suhardjono).
Penulisan nama pada daftar
kepustakaan, bagaimana sebaiknya
Namun banyak nama yang terdiri dari
dua unsur atau lebih. Untuk nama yang
diikuti dengan nama ayah (Budiono
Mismail), nama keluarga (Mochamad
Farid Baradja), atau marga (Muchtar
Lubis), maka nama ayah, nama keluarga,
nama marga dituliskan terlebih dahulu
dan disusul dengan unsur nama
berikutnya setelah tanda koma.
Penulisan nama pada daftar
kepustakaan, bagaimana sebaiknya
Saat ini makin sering juga dijumpai nama
Indonesia yang terdiri dari dua unsur atau
lebih yang bukan merupakan gabungan
nama ayah, keluarga atau marga
misalnya: Riyanto Haribowo, Dwi Anita
Rukmanasari, Sri Mulyani. Menuliskannya
dilakukan dengan unsur nama terakhir
diletakkan di depan, jadi dituliskan
sebagai berikut: Haribowo, Riyanto;
Rukmanasari, Dwi Anita; Mulyani, Sri.
Penulisan nama pada daftar
kepustakaan, bagaimana sebaiknya..
Bila mana diikuti dengan gelar (Raden Udiyanto, Andi
Adam) atau nama panggilan (Liek Wilardjo) maka
nama diri dituliskan terlebih dahulu dari gelarnya atau
panggilannya (Udiyanto, Raden; Adam, Andi; Wilardjo,
Liek).
Namun bila nama tersebut merupakan gabungan dari
gelar, nama dan nama keluarga (Andi Hakim
Nasution), maka penulisan nama keluarga dilakukan
terlebih dahulu (Nasution, Andi Hakim). Penulisan
nama Bali (I Gusti Ngurah Adipa), dimulai dengan
nama diri dan baru disusul unsur nama yang lain
(Adipa, I Gusti Ngurah), namun bila masih ada nama
keluarga dibelakangnya (I wayan Wija Pagehgiri)
dituliskan dengan menempatkan nama keluarga di
depan (Pagehgiri, I Wayan Wija).
perbedaan penulisan catatan kaki
dan daftar pustaka
Bila kepustakaan yang dirujuk tidak menunjukkan
nama penulisnya, dituliskan sebagai pengganti
nama kata ”Anonim”.
Secara umum, cara penulisan informasi tentang
judul kepustakaan, keterangan penerbit, dan
waktu penerbitan sama dengan aturan pada
penulisan catatan kaki.
Sebagaimana dikemukakan terdapat beragam
variasi dalam penulisan daftar kepustakaan.
Misalnya penulisan judul buku, pada diktat ini
judul buku ditebalkan, sedangkan menurut
beberapa pedoman judul buku tidak ditebalkan
namun digarisbawahi, atau ditulis dengan hurus
miring.
perbedaan penulisan catatan kaki
dan daftar pustaka
Pada catatan kaki nama diri ditulis terlebih
dahulu (contoh Budiono Mismail, J.E. Wert,
Bambang Handoyo dan Stephen Kakisina)
sedangkan pada daftar pustaka, nama keluarga
ditulis terlebih dahulu (contoh: Mismail,
Budiono, Wert, J.E; Handoyo, Bambang dan
Stephen Kakisina).
Pada catatan kaki antar informasi dipisahkan
dengan tanda koma (contoh: Sri Harto,
Hidrologi Terapan, Yogyakarta, 1983, hal 42),
sedang pada daftar kepustakaan dipisahkan
dengan tanda titik (contoh: Harto. Sri. Hidrologi
Terapan. Yogyakarta. Badan Penerbit UGM,
1983).
perbedaan penulisan catatan kaki
dan daftar pustaka
Pada daftar pustaka perlu mencantumkan nama
penerbitnya, misalnya: Gramedia, McGraw Hill,
Badan Penerbit UGM, dan lain-lain. Sedangkan
pada catatan kaki tidak diperlukan.
Pada daftar pustaka tidak perlu menuliskan
halaman tempat di mana kutipan pustaka
tersebut diambil.
Urutan penulisan daftar kepustakaan
mempunyai beberapa variasi, misalnya ada
yang menempatkan tahun terbitan setelah
nama, ada pula yang menempatkan tahun
terbitan setelah nama penerbit, dan beragam
variasi yang lain
source: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/195911301987031-YAYA_SUNARYA/tata_cara_penulisan_ilmiah_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf
penulis :YAYA SUNARYA
Tujuan Session ini
Setelah pelatihan selesai, Anda
diharapkan dapat menjawab …..
Tata cara penulisan ilmiah
1. Perlukah kecermatan
penggunaan Bahasa Indonesia
dalam penulisan ilmiah?
2. Bagaimana Tata Cara Penulisan
Ilmiah?
3. Bagaimana pengetikan dan
format laporan hasil
penelitian?
4. Bagaimana menulis judul?
Tata cara penulisan ilmiah
5. Bagaimana menyajikan gambar dan
tabel?
6. Bagaimana menyajikan kutipan?
7. Apa Manfaat dan bagaimana penulisan
catatan kaki?
8. Bagaimana menulis daftar
kepustakaan?
9. Penulisan nama pada daftar
kepustakaan, bagaimana sebaiknya?
10. Bagaimana perbedaan penulisan
catatan kaki dan daftar pustaka?
Diperlukan kecermatan penggunaan
Bahasa Indonesia dalam penulisan
ilmiah, karena ………
Meskipun bahasa Indonesia sudah
biasa dipakai dalam kehidupan
sehari-hari, tetapi sering tidak
mudah untuk mengungkapkannya,
terlebih lagi penulis kurang
memahami kaidah-kaidah bahasa
Indonesia
Sering dilupakan perbedaan antara
paragraf dan kalimat
Sesungguhnya…..
Sebuah kalimat dalam tulisan tidak berdiri
sendiri, melainkan kait-mengait dengan
kalimat lain guna membentuk paragraf
Paragraf merupakan satuan kecil sebuah
karangan yang membangun satuan
pikiran sebagai bagian dari pesan yang
disampaikan oleh penulis dalam
karangannya.
Dapat dikatakan bahwa menulis karangan
yang baik sesungguhnya pekerjaan
menulis dan merangkai paragraf dengan
baik.
Pedoman umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan berdasar Kepmen
P&K Nomor 0543a/U/1987
”secara rinci menjelaskan tatacara
pemenggalan kata, pemakaian huruf
kapital dan huruf miring, penulisan kata,
ejaan dan peristilahan. Setidak-tidaknya
pedoman tersebut dipunyai dan selalu
dipakai oleh seseorang dalam menulis
karya ilmiah”.
Tata Cara Penulisan Ilmiah
tidak didasarkan pada isi materi yang disajikan
tetapi juga pada tampilan atau wujud fisik karya
tulis tersebut.
Tampilan fisik dapat dinilai dari format, tata cara
dan bentuk penyajian, kerapian dan kesesuaian
penyajian dengan tata aturan penulisan ilmiah
yang berlaku.
Terdapat beberapa variasi dalam wujud fisik
penyajian karya tulis ilmiah, namun pada
prinsipnya tidak jauh berbeda. Yang penting
adalah konsistensi terhadap aturan yang dipakai.
Cara pengetikan dan format laporan
hasil penelitian
Umumnya laporan penelitian, ditulis
diatas kertas warna putih jenis HVS 80
gram, ukuran 21,5 x 28 cm (atau sering
disebut ukuran kertas kuarto).
Pengetikan menggunakan jenis huruf
tertentu (umumnya jenis pica) yang
dilakukan hanya pada satu sisi kertas,
jadi tidak bolak-balik.
pengantar tulisan
terdiri dari kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak, diberi
nomor halaman dengna angka romawi kecil (i, ii,
iii,.......dstnya). selanjutnya, mulai dari pendahuluan
(bab I) sampai halaman terakhir digunakan angka
Arab (1,2,3,...dstnya).
Nomor halaman dituliskan ditengah atau disudut
kanan atas halaman. Pada halaman yang
mempunyai judul bab, nomor halaman diletakkan
dibagian bawah halaman, baik ditengah ataupun
dikanan bawah. Bagi nomor yang diketik ditengah
halaman, jarak dari atas atau bawah halaman
adalah 1,5 cm, dan bagi nomor yang diletakkan di
kanan atas atau bawah diletakkan lurus dengan
batas ketikan tepi kanan.
margin
Batas – batas pengetikan pada kertas ialah:
dari tepi kiri 4 cm, dari tepi kanan 3 cm,
dari batas atas 4 cm sedangkan tepi
bawah 3 cm.
Jarak antara baris adalah 1,5 spasi atau dua
spasi, kecuali inti kutipan langsung, judul,
daftar tabel maupun gambar, dan daftar
pustaka yang menggunakan 1 spasi.
Cara menulis judul
Menyesuaikan dengan pedoman
penulisan yang telah ditetapkan
oleh instansi pemberi tugas (bila
ada).
Bila tidak, pedoman berikut dapat
dipakai sebagai pegangan...
Judul Bab
ditulis dengan huruf besar, tebalkan dan
diatur sedemikian rupa sehingga letaknya
simetris ditengah halaman. Umumnya
judul diletakkan dihalaman baru. Jarak
antara judul dengan teks diberi jarak 4
spasi.
Judul tidak boleh ditempatkan dalam
tanda kurung, tanda kutip, diberi garis
bawah dan tidak boleh diakhiri dengan
tanda titik.
Judul Sub Bab
dimulai dengan huruf kapital (huruf
besar), kecuali kata penghubung dan kata
depan, dan semuanya diberi garis bawah
(dengan menggunakan komputer,
pemakaian garis bawah digantikan
dengan penebalan pengetikan). sub judul
tidak diakhiri dengan tanda titik.
Terdapat dua pendapat dalam
menempatkan sub judul, yakni dituliskan
simetris ditengah halaman atau dituliskan
rata kiri setelah nomor urut sub judul.
Judul sub-sub Bab
diketik rata kiri setelah nomor sub
judul. Kalimat dimulai huruf besar
(hanya huruf awal kalimat saja),
diberi garis bawah atau ditebalkan,
serta diakhiri dengan titik.
Kalimat pertama setelah judul, sub
judul, maupun sub-sub judul
dimulai dengan alinea baru.
menyajikan gambar dan tabel
Tulisan ilmiah umumnya dilengkapi dengan gambar,
tabel, rumus-rumus atau persamaan – persamaan,
yang diletakkan simetris terhadap tepi kiri dan
kanan kertas.
Setiap tabel dan gambar harus diberi nomor urut
dan judul. Nomor urut menggunakan angka dua
Arab yang dipisahkan oleh tanda titik titik.
Angka pertama menunjukkan pada bab berapa tabel
atau gambar itu berada, sedang angka kedua
menunjuk pada nomor urut tabel atau gambar
tersebut di bab yang bersangkutan, misalnya:
Gambar 2.1 artinya gambar pertama pada bab 2;
tabel 3.4 artinya tabel keempat yang ada di bab 3.
nomor persamaan yang berbentuk matematis,
ditulis dengan angka Arab didalam kurung dan
diletakkan dibatas tepi kanan.
Judul tabel
ditulis setelah nomor tabel dengan huruf kecil,
dan ditempatkan simetris di atas tabel tanpa
diakhiri dengan titik. Garis atas tabel dibuat
rangkap atau tebal, sedangkan garis bawah
hanya satu.
Jika tabel itu mempunyai catatan (menyatakan
sumber acuan, menjelaskan singkatan yang tidak
umum) dituliskan di bawah tabel, rata kiri. Untuk
menghindari kekeliruan catatan tabel ditandai
dengan bintang, asterik, atau huruf. Hanya
catatan untuk judul tabel ditempatkan di tepi
bawah halaman
tabel dipenggal
Usahakan tabel jangan dipenggal, bila hal itu
terjadi, lanjutan tabel diletakkan pada halaman
berikutnya, dengan nomor tabel dan kata
”lanjutan” dibelakangnya (contoh: TABEL 3.2
lanjutan).
Tabel terdiri dari kolom-kolom yang harus diberi
nama dan pembatas yang tegas. Kalau jajaran
kolom ini lebih panjang dari lebar kertas, maka
bagian atas tabel sebaiknya diletakkan di sebelah
kiri kertas, sedangkan tabel yang sangat lebar
dan panjang (sehingga harus dilipat) seyogyanya
diletakkan di lampiran.
Laporan penelitian
Laporan penelitian juga sering dilengkapi
dengan sajian gambar, grafik, peta, foto,
daftar alir, schedul, dan lain-lain.
Penempatan gambar-gambar diusahakan
sedekat mungkin dengan uraian dalam
teks yang berkaitan dengan gambar
tersebut. Gambar hendaknya disajikan
pada bagian atau pada halaman sesudah
uraian teksnya dan jangan sebaliknya.
Nomor gambar
Setiap gambar harus mempunyai nomor gambar
dan diiukuti dengan judul gambar yang dibuat
sedemikian rupa sehingga simetris terhadap
gambar dan diletakkan di bawah gambar
(ingatlah nomor dan judul tabel diletakkan di atas
tabel, sedangkan nomor dan judul gambar
diletakkan di bawah gambar).
Keterangan gambar sebaiknya diletakkan di
tempat yang lowong di dalam gambar. Gambar
yang bentuknya memanjang sepanjang kertas,
bagian atas gambar ditempatkan di sebelah kiri
kertas.
menyajikan kutipan
Dalam penulisan karya ilmiah seringkali
dipergunakan kutipan-kutipan untuk
memperjelas dan menegaskan isi uraian,
atau untuk membuktikan apa yang
dituliskan.
Kutipan merupakan pinjaman kalimat atau
pendapat dari orang lain. Cukup banyak
hal-hal penting dan yang sudah ditulis
dalam buku-buku.
Penulis dapat mengutip pendapat tersebut,
dengan syarat harus menyebutkan dari
mana dan dimana pendapat itu diambil.
Terdapat dua macam kutipan.
Kutipan lengkap dan kutipan isi...
Kutipan lengkap artinya, teks asli
dikutip secara lengkap kata dan
kalimatnya.
Sedangkan kutipan isi, hanya inti sari
pendapat yang dikutip.
Kutipan lengkap harus ditulis dalam
tanda kutip.
Kutipan jangan terlalu panjang,
hendaknya diambil yang benar-benar
perlu saja.
Kutipan lengkap dan kutipan isi...
Kutipan lengkap yang panjangnya tidak lebih dari empat baris
dapat langsung dimasukkan dalam teks dengan diapit oleh
tanda kutip.
Sedangkan untuk kutipan isi, tidak perlu diberi tanda kutip. Pada
akhir kutipan diberi nomor urut penunjukkan (hal ini
dilakukan bila penjelasan kutipan menggunakan cattaan
kaki).
Terdapat dua cara penunjukkan kutipan yang lain, yakni yang
dikenal dengan cara Harvard. Menggunakan cara ini, pada
akhir atau awal kutipan dituliskan nama pengarang dan tahun
terbitan buku acuan. Seringkali nomor yang dikutip juga
dituliskan. Berikut disajikan beberapa contoh: .....Suhardjono
Mukidam (1993) menyatakan bahwa, ..........................,
Julius, 1992 (dalam Amiuza, 1991) menulis, ......................;
......................(Mismail, 1984:119).
Apa Manfaat dan bagaimana
penulisan catatan kaki
Catatan kaki merupakan perjelas
keterangan isi yang ditempatkan di
kaki halaman.
Tujuan penjelasan, dapat berupa
(1) sumber asal kutipan (bila cara
ini dipakai); (2) keterangan
tambahan lain yang perlu tentang
isi karangan; (3) merujuk bagian
lain dari teks.
Catatatan kaki …
Catatan kaki yang dimaksudkan untuk
memberikan informasi sumber kutipan
harus mengungkapkan: (1) nama atau
nama-nama sumber, perhatikan cara
penulisan nama yang berbeda dengan
cara penulisan nama pada daftar pustaka;
(2) judul sumber; (3) kota dan tahun
terbit, berbeda dengan daftar pustaka
yang harus menyebut nama penerbit; (4)
halaman letak kutipan pada buku sumber.
penulisan catatan kaki
Aturan penulisan catatan kaki ini berbeda
dengan penulisan daftar pustaka yang
tidak mencantumkan halaman.
Pembatas antara masing-masing
informasi menggunakan tanda koma dan
tanda kurung (bedakan dengan daftar
pustaka yang memakai tanda titik).
Sumber kutipan dapat diperoleh dari
buku, majalah, surat kabar, wawancara,
peraturan, atau mengutip dari kutipan.
Cara penulisan catatan kaki
1. harus diberikan nomor penunjukkan
terhadap teks yang dijelaskan;
2. letakkan di bawah garis (sepanjang 15
ketikan) yang berada 3 spasi di bawah
teks bagian bawah;
3. masuk 5-7 ketikan dari sembir kiri;
4. menggunakan satu spasi;
5. jarak antara dua catatan kaki, sebanyak
dua spasi.
Catatan kaki umumnya dipersingkat dengan kata
singkatan bahasa latin seperti: ibid, op cit dan loc cit.
Ibid (singkatan dari ibidem) artinya pada tempat yang
sama. Singkatan ini dipakai bila catatan kaki yang
berikut menunjuk kepada sumber yang telah disebut
pada catatan sebelumnya. Op cit (singkatan dari Opere
citato) berarti pada karya yang telah dikutip, dipakai
bila catatan kaki itu menunjuk pada sumber yang telah
disebut lebih dahulu, tetapi diselingi oleh catatan kaki
yang lain. Sedangkan loc cit (dari Loco Citato) artinya
pada tempat yang telah dikutip. Singkatan ini berfungsi
sama dengan op cit tapi biasanya dipakai untuk
menunjuk kepada sumber dari artikel, majalah, harian
atau ensiklopedia yang telah disebut sebelumnya.
Op cit (singkatan dari Opere citato) berarti
pada karya yang telah dikutip, dipakai bila
catatan kaki itu menunjuk pada sumber
yang telah disebut lebih dahulu, tetapi
diselingi oleh catatan kaki yang lain.
Sedangkan loc cit (dari Loco Citato) artinya
pada tempat yang telah dikutip. Singkatan
ini berfungsi sama dengan op cit tapi
biasanya dipakai untuk menunjuk kepada
sumber dari artikel, majalah, harian atau
ensiklopedia yang telah disebut
sebelumnya.
menulis daftar kepustakaan
Daftar kepustakaan (bibliography)
harus dapat memberikan informasi
secara lengkap mengenai nama
penulis, judul kepustakaan,
keterangan penerbit, dan waktu
penerbitan.
Secara umum cara penulisan daftar
kepustakaan adalah sebagai
berikut:
Cara penulisan daftar kepustakaan
1. Jarak penulisan daftar
kepustakaan satu spasi, antara
satu kepustakaan dengan yang
lain diberi jarak dua spasi.
2. Huruf pertama rapat sembir kiri,
sedang baris berikutnya mundur 4
ketikan dari sembir kiri.
Cara penulisan daftar kepustakaan
3. Nama penulis disusun menurut abjad,
umumnya tidak perlu memberikan
nomor urut.
4. Informasi disajikan dalam urutan nama
pengarang, judul kepustakaan,
keterangan penerbit, dan waktu
terbitan. Antar informasi itu dipisahkan
dengan tanda titik.
Penulisan nama pada daftar
kepustakaan, bagaimana sebaiknya
Penulisan nama pada daftar kepustakaan,
seringkali membingungkan.
Bila suatu kepustakaan mempunyai dua
nama pengarang hendaknya diperhatikan
cara penulisan nama pengarang pertama
(nama keluarga terlebih dahulu) dan
nama pengarang yang kedua (nama
keluarga dituliskan dibelakang).
Penulisan nama pada daftar
kepustakaan, bagaimana sebaiknya
Penulisan nama di daftar
kepustakaan tidak perlu dituliskan
gelar kesarjanaan atau pangkatnya.
Untuk nama Indonesia yang hanya
terdiri dari satu unsur, dituliskan
sebagaimana adanya (misalnya:
Suhardjono).
Penulisan nama pada daftar
kepustakaan, bagaimana sebaiknya
Namun banyak nama yang terdiri dari
dua unsur atau lebih. Untuk nama yang
diikuti dengan nama ayah (Budiono
Mismail), nama keluarga (Mochamad
Farid Baradja), atau marga (Muchtar
Lubis), maka nama ayah, nama keluarga,
nama marga dituliskan terlebih dahulu
dan disusul dengan unsur nama
berikutnya setelah tanda koma.
Penulisan nama pada daftar
kepustakaan, bagaimana sebaiknya
Saat ini makin sering juga dijumpai nama
Indonesia yang terdiri dari dua unsur atau
lebih yang bukan merupakan gabungan
nama ayah, keluarga atau marga
misalnya: Riyanto Haribowo, Dwi Anita
Rukmanasari, Sri Mulyani. Menuliskannya
dilakukan dengan unsur nama terakhir
diletakkan di depan, jadi dituliskan
sebagai berikut: Haribowo, Riyanto;
Rukmanasari, Dwi Anita; Mulyani, Sri.
Penulisan nama pada daftar
kepustakaan, bagaimana sebaiknya..
Bila mana diikuti dengan gelar (Raden Udiyanto, Andi
Adam) atau nama panggilan (Liek Wilardjo) maka
nama diri dituliskan terlebih dahulu dari gelarnya atau
panggilannya (Udiyanto, Raden; Adam, Andi; Wilardjo,
Liek).
Namun bila nama tersebut merupakan gabungan dari
gelar, nama dan nama keluarga (Andi Hakim
Nasution), maka penulisan nama keluarga dilakukan
terlebih dahulu (Nasution, Andi Hakim). Penulisan
nama Bali (I Gusti Ngurah Adipa), dimulai dengan
nama diri dan baru disusul unsur nama yang lain
(Adipa, I Gusti Ngurah), namun bila masih ada nama
keluarga dibelakangnya (I wayan Wija Pagehgiri)
dituliskan dengan menempatkan nama keluarga di
depan (Pagehgiri, I Wayan Wija).
perbedaan penulisan catatan kaki
dan daftar pustaka
Bila kepustakaan yang dirujuk tidak menunjukkan
nama penulisnya, dituliskan sebagai pengganti
nama kata ”Anonim”.
Secara umum, cara penulisan informasi tentang
judul kepustakaan, keterangan penerbit, dan
waktu penerbitan sama dengan aturan pada
penulisan catatan kaki.
Sebagaimana dikemukakan terdapat beragam
variasi dalam penulisan daftar kepustakaan.
Misalnya penulisan judul buku, pada diktat ini
judul buku ditebalkan, sedangkan menurut
beberapa pedoman judul buku tidak ditebalkan
namun digarisbawahi, atau ditulis dengan hurus
miring.
perbedaan penulisan catatan kaki
dan daftar pustaka
Pada catatan kaki nama diri ditulis terlebih
dahulu (contoh Budiono Mismail, J.E. Wert,
Bambang Handoyo dan Stephen Kakisina)
sedangkan pada daftar pustaka, nama keluarga
ditulis terlebih dahulu (contoh: Mismail,
Budiono, Wert, J.E; Handoyo, Bambang dan
Stephen Kakisina).
Pada catatan kaki antar informasi dipisahkan
dengan tanda koma (contoh: Sri Harto,
Hidrologi Terapan, Yogyakarta, 1983, hal 42),
sedang pada daftar kepustakaan dipisahkan
dengan tanda titik (contoh: Harto. Sri. Hidrologi
Terapan. Yogyakarta. Badan Penerbit UGM,
1983).
perbedaan penulisan catatan kaki
dan daftar pustaka
Pada daftar pustaka perlu mencantumkan nama
penerbitnya, misalnya: Gramedia, McGraw Hill,
Badan Penerbit UGM, dan lain-lain. Sedangkan
pada catatan kaki tidak diperlukan.
Pada daftar pustaka tidak perlu menuliskan
halaman tempat di mana kutipan pustaka
tersebut diambil.
Urutan penulisan daftar kepustakaan
mempunyai beberapa variasi, misalnya ada
yang menempatkan tahun terbitan setelah
nama, ada pula yang menempatkan tahun
terbitan setelah nama penerbit, dan beragam
variasi yang lain
source: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/195911301987031-YAYA_SUNARYA/tata_cara_penulisan_ilmiah_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf
penulis :YAYA SUNARYA