Beberapa hari yang lalu saya ditanya, "Pak bisnis apa yang bagus saat ini? Yang resikonya kecil tapi untungnya besar". Saya tidak mau ketemu makhluk yang namanya RISIKO." Ini pertanyaan lucu buat saya dan bingung juga saya untuk menjawabnya. Kenapa? Karena setahu saya dan mungkin tanpa Anda sadari sesungguhnya Anda hidup dikelilingi oleh risiko, setiap hari, setiap saat. Masa sih...? Coba perhatikan. Dari rumah pergi ke kantor naik mobil, risikonya kecelakaan, masuk rumah sakit bahkan mati. Naik pesawat terbang, enteng saja Anda naiknya. Padahal risikonya jatuh, terus mati. Apakah ada di antara rekan yang mempunyai motivasi seperti itu, mau bisnis tapi ndak mau resikonya.
Yang risikonya mati saja Anda berani, sekarang berbisnis yang risikonya cuma kehilangan uang, bahkan dapat cashback, bukan nyawa kok Anda tidak berani? Kan lucu! Lebih lucu lagi, bahkan mungkin ada bisnis yang tidak ada risikonya pun ada yang masih tidak berani... Seorang teman ditawari untuk mengelola kios untuk dagang, semua gratis, plus barang dagangannya di-supply! Tapi dia, tinggal dagang saja masih nggak berani. "Takut nggak laku," katanya. Padahal kalau nggak laku pun, sebetulnya bukan risiko-nya dia. Kemudian ada lagi sebuah bisnis 100% gratis, bisa dapat duit lagi masih takut ga bisa mengerjakannya, tobat dah saya sama yang motivasi hidupnya seperti itu.
Tahun 2010 adalah tahun kebimbangan saya saat itu. Kenapa? Saya sedang dalam posisi bingung mempertimbangkan apakah saya harus tetap kerja melanjutkan karir dengan resiko P4 (Pergi Pagi Pulang Petang) dengan gaji yang super mentok. Atau berhenti dan memulai karir sebagai pembisnis MLM dan Berbisnis Internet. Di tengah kebimbangan tersebut, suatu hari saat saya sedang melamun selesai makan siang, tiba-tiba saya ketemu seorang sahabat lama.
Setelah berbincang-bincang sekadarnya, dia bertanya pada saya.
"Kenapa kamu? Kokkelihatannya seperti orang bingung...," tanya dia.
Saya jawab apa adanya. Saya bilang, saya sedang di persimpangan untuk memutuskan berhenti kerja atau tidak.
"Saya mau tanya sama kamu, kalau kamu terus kerja, apakah ada kemungkinan kamu sukses berkarir?" tanya dia.
"Pasti ada," jawab saya.
"Begaimana dengan kemungkinan kamu dipecat kena PHK atau perusahaan tempatmu bekerja bangkrut?" lanjut teman saya.
"Ada juga kemungkinan itu," jawab saya.
"Nah, kalau kamu jadi pembisnis, mungkinkah kamu jadi pembisnis sukses?" tanya temen saya lagi.
"Oh..saya yakin bisa...!" jawab saya optimis.
"Kalau bangkrut?" tanya dia.
"Ya ada kemungkinan sih, tapi saya yakin bisa," jawab saya agak heran.
"Nah, kenapa musti pusing mikirin mana yang paling baik. Enggak ada bedanya kok," kata si
teman.
Dari percakapan kecil inilah yang memotivasi saya mampu keluar dari tempat kerja saya sebagai Manager Marketing, dan sekarang saya menekuni bisnis MLM yang sangat dasyat, bisnis yang anti gagal untuk orang yang mau mengerjakannya, juga sebagai parttime blogger untuk memenuhi hobby saya berinternet ria. Dan IsyaAllah tanggal 14 April 2011 mau buka kios sembako, mohon doanya rekan rekan netter dan bloggers.
Anda berani naik pesawat atau mobil (bahkan tidak cuma sekali) walaupun Anda tahu risiko paling buruknya karena Anda yakin bahwa risiko itu sudah bisa dikendalikan atau diminimalkan. Kalau pinjam istilah Aa Gym: "menyempurnakan ikhtiar". Untuk meminimalkan risiko, ada memasang safety belt, tidak ngebut, dsb. Anda menjadi yakin dengan apa yang Anda lakukan. Sisanya kita tinggal berdoa agar diberi keselamatan. Nah
kalau itu sudah urusan Yang Di Atas.
Saya pikir dalam menghadapi bisnis, sikap kita juga harus sama. Apalagi, kalau di bisnis tersebut risiko yang ditakutkan kebanyakan hanyalah masalah uang, ibarat kata modalnya cuma seharga sebungkus rokok. Kalau Anda amati contoh "naik pesawat" atau "naik mobil" di atas, yang membuat kita berani ambil risiko adalah keyakinan kita yang kuat. Nah di bisnis pun sama. Pupuklah keyakinan yang kuat agar berani berbisnis dan mengambil risiko.
Seorang motivator bisnis terkenal pernah mengatakan: Bisnis itu 80% keyakinan 20% strategi. Saya sependapat dengan beliau. Jadi, jangan cari bisnis apa yang bagus, tapi carilah jalan/strategi untuk membuat bisnis kita menjadi bagus. Lalu, bagaimana meminimalkan risiko rugi? Jangan lupa zakat dan sedekah. Nah, bagaimana pendapat Anda? Putuskan mau jadi apa Anda sekarang.
Semoga bermanfaat dan salam sukses selalu untuk Anda.
Yang risikonya mati saja Anda berani, sekarang berbisnis yang risikonya cuma kehilangan uang, bahkan dapat cashback, bukan nyawa kok Anda tidak berani? Kan lucu! Lebih lucu lagi, bahkan mungkin ada bisnis yang tidak ada risikonya pun ada yang masih tidak berani... Seorang teman ditawari untuk mengelola kios untuk dagang, semua gratis, plus barang dagangannya di-supply! Tapi dia, tinggal dagang saja masih nggak berani. "Takut nggak laku," katanya. Padahal kalau nggak laku pun, sebetulnya bukan risiko-nya dia. Kemudian ada lagi sebuah bisnis 100% gratis, bisa dapat duit lagi masih takut ga bisa mengerjakannya, tobat dah saya sama yang motivasi hidupnya seperti itu.
Tahun 2010 adalah tahun kebimbangan saya saat itu. Kenapa? Saya sedang dalam posisi bingung mempertimbangkan apakah saya harus tetap kerja melanjutkan karir dengan resiko P4 (Pergi Pagi Pulang Petang) dengan gaji yang super mentok. Atau berhenti dan memulai karir sebagai pembisnis MLM dan Berbisnis Internet. Di tengah kebimbangan tersebut, suatu hari saat saya sedang melamun selesai makan siang, tiba-tiba saya ketemu seorang sahabat lama.
Setelah berbincang-bincang sekadarnya, dia bertanya pada saya.
"Kenapa kamu? Kokkelihatannya seperti orang bingung...," tanya dia.
Saya jawab apa adanya. Saya bilang, saya sedang di persimpangan untuk memutuskan berhenti kerja atau tidak.
"Saya mau tanya sama kamu, kalau kamu terus kerja, apakah ada kemungkinan kamu sukses berkarir?" tanya dia.
"Pasti ada," jawab saya.
"Begaimana dengan kemungkinan kamu dipecat kena PHK atau perusahaan tempatmu bekerja bangkrut?" lanjut teman saya.
"Ada juga kemungkinan itu," jawab saya.
"Nah, kalau kamu jadi pembisnis, mungkinkah kamu jadi pembisnis sukses?" tanya temen saya lagi.
"Oh..saya yakin bisa...!" jawab saya optimis.
"Kalau bangkrut?" tanya dia.
"Ya ada kemungkinan sih, tapi saya yakin bisa," jawab saya agak heran.
"Nah, kenapa musti pusing mikirin mana yang paling baik. Enggak ada bedanya kok," kata si
teman.
Dari percakapan kecil inilah yang memotivasi saya mampu keluar dari tempat kerja saya sebagai Manager Marketing, dan sekarang saya menekuni bisnis MLM yang sangat dasyat, bisnis yang anti gagal untuk orang yang mau mengerjakannya, juga sebagai parttime blogger untuk memenuhi hobby saya berinternet ria. Dan IsyaAllah tanggal 14 April 2011 mau buka kios sembako, mohon doanya rekan rekan netter dan bloggers.
Anda berani naik pesawat atau mobil (bahkan tidak cuma sekali) walaupun Anda tahu risiko paling buruknya karena Anda yakin bahwa risiko itu sudah bisa dikendalikan atau diminimalkan. Kalau pinjam istilah Aa Gym: "menyempurnakan ikhtiar". Untuk meminimalkan risiko, ada memasang safety belt, tidak ngebut, dsb. Anda menjadi yakin dengan apa yang Anda lakukan. Sisanya kita tinggal berdoa agar diberi keselamatan. Nah
kalau itu sudah urusan Yang Di Atas.
Saya pikir dalam menghadapi bisnis, sikap kita juga harus sama. Apalagi, kalau di bisnis tersebut risiko yang ditakutkan kebanyakan hanyalah masalah uang, ibarat kata modalnya cuma seharga sebungkus rokok. Kalau Anda amati contoh "naik pesawat" atau "naik mobil" di atas, yang membuat kita berani ambil risiko adalah keyakinan kita yang kuat. Nah di bisnis pun sama. Pupuklah keyakinan yang kuat agar berani berbisnis dan mengambil risiko.
Seorang motivator bisnis terkenal pernah mengatakan: Bisnis itu 80% keyakinan 20% strategi. Saya sependapat dengan beliau. Jadi, jangan cari bisnis apa yang bagus, tapi carilah jalan/strategi untuk membuat bisnis kita menjadi bagus. Lalu, bagaimana meminimalkan risiko rugi? Jangan lupa zakat dan sedekah. Nah, bagaimana pendapat Anda? Putuskan mau jadi apa Anda sekarang.
Semoga bermanfaat dan salam sukses selalu untuk Anda.